Sejarah dan Asal-usul Monumen 45 Banjarsari Solo : Kisah Perang Empat Hari di Solo

Angka itu melambangkan tanggal kemerdekaan Indonesia.

Di sisi selatan terdapat tiga patung yang terdiri atas patung prajurit, pemuda pejuang, dan wanita pembawa bakul nasi serta obat-obatan.

Terdapat patung Pancasila di sudut atas dari monumen, serta dilengkap dengan beberapa ukiran hiasan relief.

Relief itu menceritakan proses perjuangan masyarakat Kota Surakarta dari perang kemerdekaan hingga orde baru.

Perang 4 Hari di Solo

Monumen 45 Banjarsari merupakan sebuah tugu prasasti serta relief yang menceritakan peristiwa serangan umum Kota Solo.

Kisahnya bermula dari gerakan para pasukan yang tergabung dalam Tentara Pelajar.

Pasukan ini terdiri atas pelajar-pelajar SMA hingga mahasiswa yang berdiri untuk mempertahankan kemerdekaan.

Kebanyakan dari mereka berusia 15 hingga 20 tahun, dan memiliki semangat yang tak kalah cakap dari para tentara 'senior'.

Dilansir dari tulisan Rizki Ternando, Ridwan Melay dan Bunari yang berjudul The Role of Student Soldiers In War Four Days In Solo yang diterbitkan Jurnal Pendidikan Sejarah Universitas Riau, peristiwa penyerangan dimulai dari Desa Wonosido, Kabupaten Sragen.

Serangan dimulai pada 7 Agustus 1945 pukul 06.00 WIB, disaat Pasukan SWK 106 Ardjuna berhasil menyusup dan menguasai perkampungan di Surakarta.

Demi mensukseskan penyerangan maka pasukan dibagi ke sejumlah bataliyon yang terdiri atas beberapa grup rayon.

Rayon I dari Polokarto dipimpin oleh Suhendro.

Rayon II dipimpin oleh Sumarto.

Rayon III dipimpin oleh Prakosa.