Sejarah Kota Solo
Sejarah dan Asal-usul Monumen 45 Banjarsari Solo : Kisah Perang Empat Hari di Solo
Monumen 45 Banjarsari merupakan sebuah tugu prasasti serta relief yang menceritakan peristiwa serangan umum Kota Solo.
Penulis: Muhammad Irfan Al Amin | Editor: Aji Bramastra
Kompleks Monumen Banjarsari telah mengalamai banyak revitalisasi dan pengembangan sejak awal masa berdirinya.
Saat ini, kompleks monumen ini terlihat cukup menarik sebagai taman kota.
Perubahan serta revitalisasi telah mengubah banyak hal dari yang semula hanya sebuah bangunan dan taman yang mengitari saat ini mulai ditambah dengan wifi hingga sejumlah taman bermain.
Program revitalisasi didukung atas Dinas Lingkungan Hidup Kota Surakarta dikarenakan bangunan serta taman tersebut tercatat sebagai cagar budaya.
Kurangnya kesadaran masyarakat membuat fasilitas dari Taman Banjarsari 45 menjadi kurang terawat.
Walaupun demikian masyarakat tetap menikmati, dari sekedar menikmati udara segar hingga beberapa pedagang yang membuka lapak di sekeliling Monumen Banjarsari 45.
Meski demikian, mayoritas masyarakat mengenal Monumen Banjarsari hanya sebagai lokasi untuk bersantai.
Namun ada beberapa hal yang belum banyak diketahui warga Solo soal fasilitas di taman Monumen Banjarsari.
Apa saja?
1. Wifi Gratis
Fasilitas wifi merupakan salah satu perangkat primadona yang selalu diharapkan oleh banyak pengunjung, namun banyak dari mereka yang tidak tahu akan hal tersebut.
Adapun pengunjung dapat menikmatinya tanpa perlu registrasi, dan hanya memonitor jaringan yang tidak terkunci yang otomatis bisa koneksikan oleh setiap pengunjung.
2. Taman Bermain Tematik
Monumen Banjarasari juga dilengkap dengan beragama wahana yang menarik mata dan tentu diperuntukkan untuk anak-anak.
Ragam alat yang berwarna menjadikannya sangat menarik baik bagi sang anak ataupun orang dewasa yang sedang menemani.
Permainan yang disediakan sengaja dirancang bukan untuk permainan individu, seperti menaiki tangga, papan seluncur, hingga permainan memasukkan bola ke gawang.
Sengaja setiap arena bermain dirancang utnuk bermain secara kelompok agar para anak dapat berinteraksi dengan kawan sebayanya.
3. Area Bebas Pedagang
Hal yang sangat lumrah ditemukan di taman-taman kebanyakan Indonesia yaitu pedagang kaki lima yang sering membuka lapak di area taman.
Berbeda dengan taman yang ada di Monumen 45 Banjarasri, secara keseluruhan bebas dari pedagang.
Ketika TribunSolo berkunjung dan mangamti bersihnya lokasi karena ketiadaan sampah yang bercecer sehingga semakin bisa menikmati area taman.
Walaupun tak ada pedagang dalam area taman, namun masih terdapat pasar yang tidak jauh dari lokasi monumen dan pedagang masih bisa membuka lapak di luar area.
Sehingga para pengunjung masih dapat membeli makanan atau camilan apabila dilanda lapar atau rasa lelah.
4.Relief Perjuangan
Tentu paling utama dari Monumen Banjarsari adalah peristiwa bersejarah peristiwa serangan empat hari di Surakarta.
Monumen tersebut menceritakan secara apik dan rinci melalui relief yang terukir di sekeliling monumen dan dapat dinikmati oleh siapa pun.
Diharapkan dengan berkunjung ke Monumen Banjarsari, pengunjung dapat belajar sembari rekreasi tanpa biaya sepeser pun.
5. Terbuka 24 Jam Bagi Siapa Pun
Masyarakat dapat hadir ke Monumen Banjarsari kapan pun tanpa harus khawatir dengan jam operasional.
Dengan fasilitas wifi serta pencahayan yang memadai, bagi pelajar atau mahasiswa dapat mengerjakan tugas sembari menikmati suasana taman yang asri dan nyaman. (*)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/solo/foto/bank/originals/monumen-45-banjarsari-solo.jpg)