Kayu Jati Dihargai Mahal Ternyata Bukan karena Kekuatannya, Tapi karena Tiga Hal Berikut Ini
Meski harganya selangit, orang-orang tetap saja memburunya dan menjadikannya primadona soal urusan furnitur.
Penulis: Adi Surya Samodra | Editor: Asep Abdullah Rowi
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Adi Surya Samodra
TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Kayu jati bisa dihargai lebih dari Rp 10 juta per kubiknya di pasaran.
Meski harganya selangit, orang-orang tetap saja memburunya dan menjadikannya primadona soal urusan furnitur.
Pelaku usaha kayu jati, Helly Sardi mengungkapkan ada sejumlah aspek yang membuat kayu itu banyak dimintai.
Tekstur serat menjadi satu aspek yang termasuk di dalamnya.
• Jangan Keliru, Istilah Jati Jepara Ternyata Salah Kaprah, Ini Penjelasannya
• Alasan Mengapa Banyak Orang Luar Negeri Naksir & Berani Bayar Mahal Kayu Jati Ngawi
"Memang kelebihan jati ada pada tekstur seratnya yang eksotis yang tidak dimiliki kayu lain," ungkap Helly dalam Overview Tribun Network Kayu Jati : Mitos, Rahasis, dan Nilainya, Kamis (6/8/2020).
Selain itu, proses finishing kayu jati bisa dibilang tidak perlu neko-neko bila dibanding kayu yang lain.
"Jati itu punya minyak dan kelebihan jati dia itu harus di-finishing natural," tutur Helly.
"Itu karena dengan natural semakin lama minyak dia semakin keluar membentuk serat yang lebih eksotis," tambahnya.
Helly menuturkan jati itu termasuk kayu yang mudah untuk dibentuk menjadi furnitur.
"Jati itu paling mudah dibentuk, kayu keras tapi mudah dibentuk untuk menjadi furnitur," tutur dia.
"Itu tidak dimiliki kayu keras lainnya, walaupun keras dia tidak semudah jati untuk dibentuk furnitur dan sebagainya," tandasnya. (*)