Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Virus Corona

Pandemi Corona Sudah Enam Bulan Berjalan, Tapi Belum Juga Puncak Covid-19, Kenapa?

Selama enam bulan, jumlah kasus pasien terkonfirmasi positif yang dicatat Satuan Tugas Penanganan Covid-19 masih menunjukkan tren penambahan.

Editor: Adi Surya Samodra
Freepik
ilustrasi virus corona 

"Jadi sebetulnya kalau datanya tidak berubah-ubah, akan lebih mudah diprediksi. Yang menyulitkan itu kan karena data yang selalu berubah," kata Windhu kepada Kompas.com, pada 16 Juli lalu.

Perubahan data, menurut dia, dipengaruhi oleh kebijakan pemerintah yang tidak konsisten. Ketika pemerintah menerapkan kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB), laju pertumbuhan kasus harian relatif dapat dikendalikan.

Namun, saat kebijakan itu dilonggarkan untuk memberikan kesempatan agar roda ekonomi kembali bergeliat, laju pertumbuhan kasus harian juga mengalami peningkatan.

"Prediksi itu kan mesti pake asumsi-asumsi, asumsinya kalau keadaannya seperti ini, nanti puncaknya akan kapan, dan turunnya kapan.

Tapi kalau datanya berubah, ya harus diulang lagi," jelas dia.

"Ya susah ini, apalagi di negeri seperti kita ini yang kebijakannya terus berubah. Jadi kita enggak tahu kapan akan berakhir," ucap Windhu.

Hal senada juga disampaikan oleh Juru Bicara Satgas Covid-19 Rumah Sakit UNS Tonang Dwi Ardyanto.

Menurut dia, jika pendekatan yang diambil pemerintah tidak dapat menjamin masyarakat untuk patuh, maka akan sulit untuk mengendalikan Covid-19

"Kembali menerapkan PSBB atau apa pun istilahnya, saat ini sudah sulit.

Covid-19 sudah terlanjur menyebar," ucap Tonang. Baca juga: Reagen, Senjata

Update Corona di Klaten Hari Ini, Bertambah 8 Orang Positif Covid-19 dan 4 Orang Sembuh

4,5 Bulan Pasca Dinyatakan Sembuh, Pasien Ini Kembali Terinfeksi Virus Corona : Ini Sangat Langka

Pertama Lawan Covid-19 yang Sempat Sulit Didapat Pemerintah sendiri diketahui menerapkan kebijakan gas dan rem di dalam upaya pengendalian laju pertumbuhan kasus Covid-19 di Tanah Air.

Hal itu untuk memastikan agar dampak ekonomi yang ditimbulkan akibat pandemi tidak terlalu besar.

Seperti diketahui, pandemi Covid-19 telah mengakibatkan perekonomian Indonesia terkontraksi 5,32 persen pada kuartal II-2020.

Jika kontraksi kembali terjadi pada kuartal III-2020, dapat dipastikan Indonesia akan resesi.

Oleh karena itu, sejak Juni 2020, pemerintah telah mengendurkan kebijakan PSBB.

Namun, dampak dari pengenduran kebijakan ini penambahan kasus harian Covid-19 selalu di atas 1.000 orang per hari.

Epidemiolog Universitas Indonesia Tri Yunis Miko Wahyono menilai, saat ini sudah waktunya bagi pemerintah untuk menarik tuas rem sektor ekonomi.

Hal itu laju laju pertumbuhan kasus Covid-19 dapat kembali dikembalikan. "Rem harus dikencangkan lagi, diperketat lagi.

Harusnya tidak ada pelonggaran," kata Tri saat dihubungi Kompas.com, Senin (31/8/2020).

(KOMPAS.COM / Dani Prabowo)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Enam Bulan Pandemi dan Prediksi Puncak Covid-19 yang Meleset"

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved