Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Pilkada Solo 2020

Bukan Gibran Anak Jokowi, Said & Yuni yang Hampir Pasti Lawan Kotak Kosong di Pilkada Serentak 2020

Ya, potensi calon tunggal hampir pasti terjadi di Pilkada Sragen dan Boyolali sehingga bakal lawan kotak kosong.

Penulis: Adi Surya Samodra | Editor: Asep Abdullah Rowi
TribunSolo.com/Ryantono Puji
Gibran dan Teguh Prakosa sempat pose bersama seusai serahkan sapi untuk kurban di kantor DPC PDIP Solo, Jalan Hasanudin Nomor 26, Kelurahan Purwosari, Kecamatan Laweyan, Kota Solo, Kamis (30/7/2020). 

"Bakal calon ingin mendapatkan dukungan koalisi, maka kartu truf dimainkan. Memainkan pendanaan yang cukup besar ke partai-partai terkait," imbuhnya.

Ditambah lagi, bakal calon tahu partai - partai mana yang memiliki pendanaan cukup besar mana yang tidak.

Alhasil, para partai politik lebih memilih untuk mendapatkan imbalan dana praktis ketimbang memberi perlawanan.

Toh, biaya berlaga di pesta lima tahunan harus merogoh kocek dalam-dalam.

"Partai politik lain memang tidak punya nyali untuk bertanding dan lebih baik mendapatkan imbalan dana praktis, jadi sedikit pragmatis," tutur Agus.

"Mereka lebih memilih mendukung daripada bertanding, kalau bertanding biayanya mahal," imbuhnya.

Trah yang Mengakar

Selain dipicu persoalan pendanaan, pasangan bakal calon tunggal lantaran trah yang mengakar di kedua daerah itu.

Di Sragen, misalnya, bakal calon petahana saat ini, Kusdinar Untung Yuni Sukowati merupakan putri mantan bupati Untung Wiyono.

Untung Wiyono sempat menjabat selama dua periode terhitung sejak tahun 2001 sampai 2011 dengan pendamping Agus Fatchur Rahman.

Miliki 3 Anak, Shireen Sungkar Diminta Tambah Momongan, Begini Reaksinya saat Ditanya

Update Kecelakaan Avanza di Kartasura, Polisi Sebut Sudah Diselesaikan dengan Cara Kekeluargaan

Agus Fatchur Rahman kemudian melenggang menjadi Bupati Sragen periode 2011 sampai 2016 sebelum akhirnya digantikan petahana.

"Sudah kadung menguasai semua lini, akibatnya memang agak sulit ditandingi lawan-lawan lain," jelas Agus.

"Pengalaman panjang, dana yang banyak, kedermawanan sosial yang tidak tertandingi sulit untuk mencari lawan tanding yang seimbang," terang dia.

"Akhirnya, hanya berkutat dalam satu ring saja," tambahnya.

Sementara di Boyolali, Seno Samodro yang diusung PDI Perjuangan merupakan sosok yang kuat dengan memimpin selama dua periode.

Program-program yang dijalankan dinilai menyentuh kepentingan-kepentingan rakyat.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved