Pilkada Solo 2020
PKS Klaim Keputusan Abstain di Pikada Solo 2020 Masih Sejalan dengan Keinginan Para Kadernya
Sugeng mengklaim sejauh ini apa yang diputuskan partai masih sejalan dengan keinginan para pendukung.
Penulis: Adi Surya Samodra | Editor: Asep Abdullah Rowi
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Adi Surya Samodra
TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Sikap atau kebijakan partai politik dalam Pilkada Solo 2020 bisa mempengaruhi perolehan suara di Pilpres 2024.
Termasuk sikap abstain yang dipilih Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dalam pesta lima tahunan itu.
Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) DPD PKS Kota Solo, Sugeng Riyanto menilai masyarakat akan mengamati kebijakan partai yang diambil, khususnya para pendukung.
"Para pendukung setia PKS akan melihat apakah kebijakan Pilkada PKS kali ini sesuai harapan atau tidak," kata Sugeng dalam Ngaso Ngobrol Sore : Teka-Teki Langkah PKS di Pilkada Solo, Rabu (16/9/2020).
• Pilih Abstain, PKS Siapkan Pendekatan Budaya di Pilkada Solo 2020, Bakal Gelar Wayangan hingga Lomba
• PKS Pernah Mesra dengan Jokowi pada 2010, Tapi Kini Putuskan Tak Dukung Gibran di Pilkada Solo 2020
"Kalau sesuai tentu di 2024 akan makin mantap kembali mendukung PKS. Itu juga berlaku bagi partai lain," tambahnya.
Apabila jika kebijakan yang dipilih tidak bisa menampung aspirasi pendukung, bisa saja partai itu ditinggal.
"Basis pendukung di bawah tidak menghendaki koalisi sama dia, tapi struktur koalisi sama dia maka di 2024 jangan salahkan basis pendukung tidak lagi mendukung partai itu," tutur Sugeng.
"Itu karena tidak sesuai dan aspirasi mereka tidak terwakili lagi oleh kebijkan partai yang mereka dukung," tambahnya.
Itu, lanjut Sugeng, menjadi satu hal penting yang diperhatikan PKS dalam pembuatan kebijakan Pilkada Solo 2020.
Sugeng mengklaim sejauh ini apa yang diputuskan partai masih sejalan dengan keinginan para pendukung.
• PKS Pernah Mesra dengan Jokowi pada 2010, Tapi Kini Putuskan Tak Dukung Gibran di Pilkada Solo 2020
• Potret Wanita Cantik Tak Pakai Masker Kena Sanksi Nyemplung di Kali Pepe yang Airnya Keruh dan Hitam
"Publik akan menilai konsistensinya kayak apa partai politik," ujar dia.
"Itu yang akan menjadi varibel pertama publik memilih partai mana di 2024 dari kebijakan Pilkada 2020," tandasnya. (*)