Pandemi Corona Belum Berakhir, Ribuan Warga China Terinfeksi Penyakit Brucellosis, Apa Itu?
Wabah ini disebabkan bakteri yang menyebar karena kebocoran perusahaan biofarmasi tahun lalu, demikian keterangan otoritas yang berwenang.
TRIBUNSOLO.COM - Ribuan orang di barat laut China positif mengidap penyakit brucellosis, di tengah pandemi Covid-19 yang belum berakhir.
Wabah ini disebabkan bakteri yang menyebar karena kebocoran perusahaan biofarmasi tahun lalu, demikian keterangan otoritas yang berwenang.
Setidaknya ada 3.245 orang yang terjangkit penyakit brucellosis dan telah menguji 21.847 warga setempat, begitu laporan Komisi keksehatan Lanzhou, ibu kota Provinsi Gansu.
• Sebanyak 50.000 Orang di Dunia Tewas Akibat Covid-19 dalam Seminggu, WHO Ingatkan Lonjakan Kasus
• Update Covid-19 Global Minggu 20 September 2020 : Sejumlah 961.400 Jiwa Dinyatakan Meninggal Dunia
Penyakit ini sering kali disebabkan kontak dengan hewan ternak yang membawa bakteri brucella.
"Sejauh ini tidak ada korban jiwa yang dilaporkan," kata Komisi Kesehatan Kota seperti dilansir CNN, Kamis (17/9/2020).
Tentang penyakit brucellosis
Penyakit yang juga dikenal sebagai demam Malta atau demam Mediterania ini menyebabkan penderitanya mengalami gejala sakit kepala, nyeri otot, demam, dan kelelahan.
Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS, meski gejala ini mereda, beberapa gejala bisa menjadi kronis atau tidak pernah hilang seperti radang sendi atau pembengkakan pada organ tertentu.
Masih menurut CDC, penularan penyakit brucellosis dari manusia ke manusia sangat jarang terjadi.
Namun, kebanyakan orang terinfeksi dengan makan makanan yang terkontaminasi atau menghirup bakteri yanga da di Lanzhou.
Wabah ini berasal dari kebocoran di pabrik biofarmasi Zhongmu Lanzhou yang terjadi antara Juli sampai Agustus tahun lalu.
Ketika pabrik farmasi itu memproduksi vaksin Brucella untuk hewan, perusahaan itu menggunakan disinfektan dan pembersih kadaluarsa.
Artinya, tidak semua bakteri dibasmi dalam gas limbah.
Gas limbah yang terkontaminasi membentuk aerosol yang mengandung bakteri dan bocor ke udara.
Bakteri ini kemudian terbawa angin ke Institut Penelitian Hewan Lanzhou, tempat wabah pertama kali melanda.