Pesilat PSHT Dibacok di Kartasura
Ketua PSHT Khusus Keraton Solo Eddy Wirabhumi : Dia P17 Bukan Warga Saya, Ngapain Keliling di Luar?
KP Eddy S Wirabhumi mempertanyakan satu dari ketiga korban yang merupakan anggota PSHT kubu Parluh 17 (P17).
Penulis: Ilham Oktafian | Editor: Asep Abdullah Rowi
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Ilham Oktafian
TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Ketua Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) Cabang Khusus Keraton Solo, KP Eddy S Wirabhumi mempertanyakan waktu pembacokan yang terjadi pada sejumlah anggota di dua lokasi berbeda.
KP Eddy S Wirabhumi mempertanyakan satu dari ketiga korban yang merupakan anggota PSHT kubu Parluh 17 (P17).
"Pertanyaan saya, ngapain P17 ada dari Cabang Boyolali yang tidak ada pengesahan, dia bukan warga saya dan bukan panitia," ungkap dia kepada TribunSolo.com, Senin (21/9/2020).
"Ngapain keliling keliling di luar?" tegasnya.
Lantaran hal itu, ia meminta warga PSHT untuk berkaca dan menilai secara objektif.
• Penjahit dan Ketua RW Penantang Gibran Putra Presiden Jokowi Ogah Pilkada Serentak 2020 Ditunda Lagi
• Kasus Pertama di Solo Raya, Dokter RS Ortopedi Gugur karena Covid-19, Sempat Dirawat di RS Moewardi
"Mari kita instropeksi, jangan menyalahkan polisi," ujarnya.
"Dia sedang ngapain di situ," paparnya.
Lanjut KP Eddy S Wirabhumi jika besarnya jumlah anggota PSHT menjadi tantangan tersendiri.
"Sekarang PSHT makin besar, bayangkan saja setiap tahun yang disahkan ada 80.000 orang, kalau 80.000 sebagian besarnya rusak, maka nanti akan rusak negara ini," tegasnya.
Ia pun menanggapi nasib semua korban yang saat ini tengah mendapatkan perawatan.
Baik 2 korban dari kubu PSHT P16, maupun 1 korban dari kubu P17, sambung KP Eddy S Wirabhumi harus mendapatkan perhatian.
"Yang jadi korban kita obati aga
r tidak terlalu berat menanggung itu," tandasnya.
Jangan Petantang-petenteng