Pilkada Solo 2020
Abstain di Pilkada Solo 2020, PKS Tetap 'Kampanye' Pakai Cara Sendiri : Tunggu Tanggal Mainnya
Partai Keadilan Sejahtera (PKS) bakal melakukan kampanye ala mereka sendiri dalam Pilkada Solo 2020.
Penulis: Adi Surya Samodra | Editor: Asep Abdullah Rowi
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Adi Surya Samodra
TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Partai Keadilan Sejahtera (PKS) bakal melakukan kampanye ala mereka sendiri dalam Pilkada Solo 2020.
Meski partai besutan Ahmad Syaikhu itu sampai saat ini bersikap abstain karena tidak terlibat dalam Pilkada Solo 2020.
Mereka tidak mendukung pasangan Gibran Rakabuming Raka - Teguh Prakosa ataupun Bagyo Wahyono - Fx Supardjo.
• Sikap Abstain Belum Final, PKS Tengah Survei Kader Tentukan Langkah Jelang Pencoblosan 9 Desember
• Presiden PKS Sah di Tangan Ahmad Syaikhu, Begini Sikap PKS Terbaru di Pilkada Solo 2020
Ketua DPD PKS Kota Solo, Abdul Ghofar Ismail mengatakan lomba curhat jadi satu diantara 'kampanye' yang disiapkan.
"Ada lomba curhat tentang Pilkada, sudah kita godok. Tunggu tanggal mainnya. Kemungkinan bulan Oktober," katanya kepada TribunSolo.com, Senin (5/10/2020).
Ghofar mengungkapkan lomba tersebut akan menyasar kaum milenial atau pemilih pemula.
"Sasaran kita orang milenial. Usia SMA sama mahasiswa. Jadi kita ingin para anak muda peduli dengan Pilkada," ungkap dia.
"Supaya mereka tidak apriori. Tidak cuek bebek dengan Pilkada," imbuhnya.
Curhatan tentang Pilkada 2020, lanjut Ghofar, disampaikan dalam video vlog.
"Modelnya vlog. Jadi mereka diharapkan melakukan vlog tentang curhat mereka. Tentang kekhawatiran pandemi," ucap dia.
"Tidak ada durasi. Tapi sasarannya umur SMA dan mahasiswa," tambahnya.
Selain lomba curhat, PKS rencananya akan melakukan pentas ketoprak bertema Pilkada.
"Pentas ketoprak menyasar yang tua-tua," ucap Ghofar.
Survei Kader PKS
Sikap abstain Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dalam Pilkada Solo 2020 masih akan dikaji lagi.
Itu menyusul tampuk tertinggi kepemimpinan partai telah bergeser kepasa Ahmad Syaikhu.
Ketua DPD PKS Solo, Abdul Ghofar Ismail mengatakan partai saat ini tengah melakukan survei sejak 1 Oktober 2020 guna menghimpun aspirasi kader.
Itupun nantinya akan mempengaruhi apakah partai tetap abstain atau tidak dalam pesta demokrasi lima tahunan.
• Partai Ummat Buatan Amien Rais Hadapi Jalan Terjal, Harus Berebut Suara dengan PAN, PPP, PKS & PKB
• PKS Klaim Keputusan Abstain di Pikada Solo 2020 Masih Sejalan dengan Keinginan Para Kadernya
Adapun tahapan pemungutan suara Pilkada Solo 2020 diselenggarakan 9 Desember 2020.
"Kita melakukan survei di bawah. Kemauan umat, masyarakat pemilih PKS seperti apa," kata Ghofar kepada TribunSolo.com, Senin (5/10/2020).
"Kita tidak ingin mengambil keputusan secara gegabah. Keputusan berdasarkan hasil survei. Kelihatannya tidak berpaling," tambahnya.
Apalagi, pergantian kursi Presiden PKS akan diikuti dengan perubahan struktur yang ada di bawahnya.
Pemilik kursi Ketua DPD PKS Kota Solo berpotensi berganti menjelang tahapan pemungutan suara.
"Biasanya beruntun. Dari pusat terus ada suksesi di kursi DPW dan DPD. Pengalaman DPD itu November pas menjelang Pemilu," kata Ghofar.
"Nanti apakah langsung atau mundur belum tahu," imbuhnya.
Seperti diketahui, PKS sampai saat ini masih memutuskan untuk tidak mendukung pasangan calon yang berlaga di pesta lima tahunan itu.
Pasangan Gibran Rakabuming Raka - Teguh Prakosa dan Bagyo Wahyono - Fx Supardjo belum mampu meluluhkan sikap PKS.
"Kita saat ini masih konsisten. Tidak ikut pendaftaran, tidak ikut kampanye dari mas Gibran - Teguh dan Bagyo - Supardjo," tuturnya.
Terpilihnya Ahmad sebagai Presiden PKS diyakini tidak akan mempengaruhi arah haluan politik partai.
Termasuk sikap abstain yang dipilih dalam Pilkada Solo 2020.
"Nampaknya posisi tetap akan sama dengan apa yang dilakukan Ustaz Shobul Iman sebagai oposisi. Tidak merubah arah kebijakan politik partai," tutur Ghofar.
"Sikap partai kelihatanya tidak banyak berubah. Kalau melihat komposisi di DPP tidak banyak berubah," imbuhnya.
Ghofar menuturkan PKS tidak akan merubah arah kebijakan partai secara frontal apabila ada pimpinan baru.
"PKS biasanya tidak akan merubah kebijakan partai secara frontal. Dikatakan Ustaz Ahmad Syaikhu menegaskan oposisi bersama rakyat untuk kontrol pemerintahan Jokowi," papar dia.
"Di situ ada sinyal, kemungkinan tidak ada perubahan yang signifikan," tandasnya. (*)