Berita Klaten Terbaru
Update Kasus Covid-19 Klaten : 8 Orang Dinyatakan Positif, 12 Pasien Sembuh dari Jeratan Corona
Jumlah kasus Covid-19 di Kabupaten Klaten mengalami penambahan, Senin (13/10/2020)
Penulis: Mardon Widiyanto | Editor: Asep Abdullah Rowi
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Mardon Widiyanto
TRIBUNSOLO.COM, KLATEN - Jumlah kasus Covid-19 di Kabupaten Klaten mengalami penambahan, Senin (12/10/2020)
Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Klaten, Cahyono mengatakan, terdapat penambahan 8 kasus terkonfirmasi Covid-19 dan 12 orang sembuh.
Kemudian Cahyono menjelaskan 8 orang positif Covid-19 baru berasal dari 7 kecamatan.
Di antaranya perempuan berinisial KM (46) dari Kecamatan Klaten Selatan dan SH (24) dari Kecamatan Prambanan.
Baca juga: Cara Mengatasi Tubuh Mudah Lelah Jelang Haid, Jaga Tubuh Tetap Terhidrasi dan Aktif Bergerak
Baca juga: Kesaksian Karyawan Tentang Robby Sumampouw, Tak Sombong Meski Kaya Raya, Pernah Diajak Makan Bakso
Kemudian NW (51) dan CAK (1), masing-masing merupakan perempuan berasal Kecamatan Cawas, kemudian ES (28) dari Kecamatan Karangnongko.
Lanjut SW (44) dari Pedan, M (48) dari Kecamatan Bayat serta SP (51) dari Klaten Tengah.
"Dari 8 pasien positif, 3 orang yang merupakan kontak erat kasus terkonfirmasi Covid-19 dan 5 orang lain dimungkinkan terpapar," akunya kepada TribunSolo.com.
Selain itu ada 12 pasien baru dari Kecamatan Wonosari, Jogonalan, Karanganom, Delanggu, Jatinom dan Klaten Utara.
Dia antaranya laki-laki berinisial S (71), TW (56), YSM (25), D (56), (71), ARP (12), AY (40) dan IRP (14), MNM (29), UK (59) dan DRH (24).
“Meskipun seluruhnya sudah dinyatakan sembuh, namun pasien harus tetap melakukan isolasi mandiri minimal 7 hari," kata Cahyono.
Dengan penambahan 12 pasien sembuh dan 8 penambahan pasien positif, sehingga jumlah kumulatif pasien terkonfirmasi covid-19 di Klaten menjadi 703 orang.
Sebanyak 59 orang menjalani perawatan di rumah sakit/ melakukan isolasi mandiri, 621 orang sembuh dan 23 orang meninggal dunia.
Baca juga: 7 Perawatan Kulit Sederhana yang Harus Dilakukan Sebelum Berusia 40 Tahun, Apa Saja?
Baca juga: Hari Ini Persis Solo Ikut Pertemuan dengan PSSI & PT LIB di Jogja, Putuskan Nasib Kompetisi Liga 2?
Jemput Vaksin
Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional Airlangga Hartarto mengatakan jika ada tiga menteri seperti Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, dan Menteri BUMN Erick Thohir sedang dalam perjalanan ke Inggris.
Tiga menteri tersebut pergi ke Inggris dalam rangka melakukan negosiasi final yang berkaitan dengan pengadaan 100 juta vaksin Virus Corona atau Covid-19 yang dipesan dari perusahaan AstraZeneca.
Seperti yang diketahui, AstraZeneca adalah salah satu perusahaan Inggris yang menjalin kerjasama dengan Pemerintah Indonesia untuk pengadaan vaksin Covid-19. AstraZeneca, lanjut Airlangga, telah berkomitmen menjual 100 juta Vaksin Corona kepada Pemerintah Indonesia.
Baca juga: Meski Jadi Konglomerat, Robby Sumampouw Diakui Tak Malu Naik Motor Bebek saat Jajan ke HIK
Baca juga: Jokowi Minta 12 Kabupaten/Kota Jadi Prioritas Penanganan Covid-19, Ini Rincian Wilayahnya
"AstraZeneca ini sudah ada komitmen 100 juta (vaksin), sekarang sedang berangkat Menteri Kesehatan, Menteri Luar Negeri, Menteri BUMN, untuk mempersiapkan 50 juta vaksin yang diorder pertama dan dibayar," kata Airlangga dalam konferensi pers virtual BNPB di Jakarta, Senin (12/10).
Pemerintah sudah menyiapkan uang down payment (DP) 50 persen, sebesar 250 juta dollar Amerika atau Rp 36,7 triliun untuk 100 juta vaksin Corona dari perusahaan farmasi yang berkantor pusat di Inggris tersebut.
Saat ini Menkes Terawan, Menlu Retno Marsudi dan Menteri BUMN Erick Thohir sedang negosiasi final dengan AstraZeneca.
"Kita menyiapkan untuk pengadaan 100 juta (vaksin) dan untuk itu diperlukan down payment sebesar 50 persen atau 250 juta," kata Airlangga.
Dana pengadaan vaksin tersebut menurut Airlangga sudah dianggarkan pemerintah dari sektor PEN.
Dana pengadaan vaksin tersebut diberikan kepada Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan CEPI menlalu skema Covax Andvance Market Commitment (AMC).
Selain itu pemerintah juga telah mendapatkan komitmen penerimaan vaksin dari sejumlah perusahaan.
Di antaranya Sinovac Biotech Ltd, Sinopharm dan Cansino.
Vaksin dari tiga perusahaan itu akan diberikan setelah uji klinis fase III rampung. Pemerintah Indonesia berharap pengadaan vaksin Covid-19 sampai dengan kuartal keempat bisa sebanyak 271,3 juta.
"Dan tahun ini diharapkan 30 juta vaksin di mana itu berasal dari salah satu Sinovac, Sinopharm, dan AstraZeneca. Sinopharm itu sekitar di tahun 2020, 15 juta, kemudian terkait Cansino ini menjanjikan kita sekitar 100 ribu di akhir Desember dan tahun depan sekitar 15 juta dan AstraZeneca," ujar dia.
"Kemudian berikutnya berbasis pada Bio Farma, yang mengadakan vaksin dan pemerintah sudahmenurunkan Kepres dan ini adalah untuk pengadaan vaksin. Ini diperkirakan untuk 160 juta dan ini tahapannya mungkin bisa per tahap sampai dengan tahun 2022," sambung dia.
Tren positif Airlangga mengungkap, penanganan laju penyebaran virus Covid-19 di Indonesia menunjukkan tren positif. Indikatornya adalah angka kasus terkonfirmasi positif Covid-19 nasional pada Senin, 12 Oktober 2020, hanya sebesar 19,97 persen.
Baca juga: Penampakan Peti Jenazah Robby Sumampouw : Coklat Mengkilap, Pegangan Berwarna Emas & Tampak Mewah
Baca juga: 141 Pelajar Dijemput Orang Tua, Sisanya 7 Orang Diperiksa Intensif karena Bawa Miras & Besi Pemukul
Angka ini membaik dibandingkan beberapa waktu lalu di mana kasus aktif sebesar 22,1 persen.
Selain itu, angka kesembuhan pasien Covid-19 turut menjadi indikator yang menunjukkan terjadinya tren positif penanganan Covid-19 nasional. Angka kesembuhan per Minggu, 11 Oktober 2020, mencapai sebesar 76,48 persen.
Angka ini lebih tinggi dari angka kesembuhan global yang hanya sebesar 75,0
persen.
"Akibat menurunnya kasus aktif di beberapa provinsi sehingga recovery read-nya naik. Dari segi case fatality rate, kita masih 35,5 persen dan angka itu di atas (fatality rate) dunia yang sebesar 2,9 persen,"
jelas Airlangga.
Indikator lainnya yakni dari 11 provinsi prioritas, tingkat kesembuhan di DKI Jakarta sangat tinggi yakni 82,17 persen dengan tingkat kematian 2,2 persen.
"Jawa Barat 64,11 persen, tingkat kematiannya rendah 1,9 persen," katanya.
Selain itu tingkat keterisian tempat tidur di rumah sakit juga mengalami penurunan. Bed Occupancy Ratio turun dan angkanya kini 48,68 persen, sementara isolasi mandiri sebesar 47,59 persen.
Meskipun demikian, Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta Satgas Penanganan Covid-19 untuk melakukan pengawasan lebih detil di 12 Kabupaten/ kota yang kasus aktifnya di atas seribu.
Kota atau kabupaten tersebut di antaranya Ambon, Jakarta Utara, Bogor, Kota Depok, Kabupaten Bekasi,
Jayapura, Padang, Jakarta Pusat, Jakarta Barat, Pekanbaru, Jaksel, dan Jaktim.
"Kalau kita lihat positivity rate juga mengalami perbaikan yaitu ke 19,97 persen. Beberapa waktu lalu
22,46 persen khusus Indonesia dibandingkan dunia 22,1 persen. Indonesia masih lebih baik," jelas Airlangga.
Airlangga menyebutkan, Indonesia menjadi negara terbaik kelima dunia dalam penanganan Covid-19 secara berimbang, antara aspek kesehatan dan ekonomi.
Berbagai negara sudah melakukan penanganan Covid-19, dan Indonesia ini termasuk negara yang mampu menangani Covid-19 dengan kontraksi ekonomi relatif lebih rendah dari negara lain.
Kemudian kalau dibandingkan dengan negara lain, confirmed fatality rate Indonesia relatif di bawah 4 persen.
"Sehingga kita di bawah beberapa negara antara lain Korea Selatan, Lithuania, dan Taiwan. Jadi kita ini termasuk Top 5 yang bisa menangani secara berimbang, antara Covid-19 maupun pelunakan maupun penurunan kontraksi ekonomi," ujar Airlangga.
Dengan hasil ini, Pemerintah Indonesia berharap pada kuartal keempat mendatang pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa -1 sampai +0,6.
"Kita sudah melihat recovery daripada PMI, walau naik turun
sedikit karena kemarin PSBB sudah naik di atas 50, begitu ada PSBB lagi kita turun lagi 48, tetapi hari ini DKI juga sudah PSBB transisi. PMI ini confident daripada manajer pabrik, jadi dengan demikian confident akan lebih tinggi," jelas Airlangga.
Pemerintah, lanjut Airlangga, juga menempatkan dana di Himbara sebesar Rp 47,5 triliun. Anggaran tersebut lebih besar 17,5 triliun dari yang dianggarkan sebelumnya yakni sebesar Rp 30 triliun.
"Sudah ditambah menjadi Rp47,5 triliun, dan itu leverage-nya Rp 150 triliun," ujar dia.
Airlangga menjelaskan, penambahan anggaran ini sesuai arahan Presiden Jokowi. Utamanya agar dana penanganan Covid-19 tidak hanya berbasis pada ekonomi APBN, tetapi juga pada ekonomi riil.
Fokus Pemerintah untuk tiga bulan ke depan di antaranya upaya meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya Protokol Kesehatan Covid-19, masalah pengadaan vaksin dan mendorong upaya pemulihan ekonomi nasional.
Yang menjadi prioritas dalam jangka pendek tentu pengadaan vaksin kita harus secure.
"215 ini mengejar vaksin, jika kita sudah secure untuk 160 juta, dosisnya dua kali," ujar
Airlangga.
Kemudian untuk pemulihan ekonomi nasional, pemerintah telah menggelontorkan dana untuk sektor UMKM. Saat ini, sudah hampir 100 persen pemulihan dana yang sebelumnya digelontorkan pada para pengusaha UMKM.
"Dari sektor koorporasi juga didorong, dan reform struktural menyiapkan untuk
mendorong lebih daripada transformasi secara struktural keseluruhan," ucap dia.
"Artinya dengan kebijakan seperti ini diharapkan di kuartal keempat ekonomi kita sudah minimal masuk tren positif atau kurva sudah seperti huruf V, dan ujungnya antara -1 sampai +0,6, minimal target kita netral, netral itu reset atau restart balik ke titik nol," pungkas Airlangga.
(*)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Tiga Menteri Jemput 100 Juta Vaksin Covid-19, Pemerintah Siapkan DP Sebesar Rp 36,7 Triliun