Breaking News
Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Solo KLB Corona

Bayi yang Berumur 3 Tahun Ikut Jalani Karantina di SD Gandekan Solo, Begini Kondisinya

Belasan warga yang menjalani karantina di SD Kristen Gandekan Solo diketahui dari berbagai macam usia.

Penulis: Ilham Oktafian | Editor: Asep Abdullah Rowi
Freepik
ilustrasi virus corona 

Laporan Wartawam TribunSolo.com, Ilham Oktafian

TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Belasan warga yang menjalani karantina di SD Kristen Gandekan Solo diketahui dari berbagai macam usia.

Hal tersebut disampaikan oleh Ketua RW 6 Gandekan, Jebres, Solo Marwanto (57) saat ditemui TribunSolo.com, Rabu (14/10/2020).

"Paling muda anak laki laki 3 tahun, kalau yang paling tua berumur 60 an," katanya.

Diketahui jika anak yang masih berumur 3 tahun itu merupakan saudara terdekat dari salah satu klaster keluarga di Gandekan.

Baca juga: Satu Keluarga Karantina di SD Gandekan Solo, Beralaskan Tikar Masjid, Makanan dari Patungan Warga

Baca juga: Kronologi Belasan Warga yang Masih Satu Keluarga Harus Jalani Karantina di SD Kristen Gandekan Solo

Untuk kondisi anak tersebut sendiri, ujar Marwanto dalam keadaan sehat dan tanpa keluhan gejala.

"Alhamdulillah sehat, yang lain pun sama," paparnya.

"Besok kemungkinan swabnya keluar, semoga hasilnya negatif semua," harap dia.

Logistik Hasil Patungan

Mereka diketahui kontak erat dengan pasien Covid-19 yang saat ini menjadi klaster keluarga.

Ketua RW 6 Gandekan, Jebres, Solo Marwanto (57) mengatakan jika belasan orang dari berbagai usia tersebut beralaskan tikar dari masjid setempat.

"Kemarin ceritanya buru-buru, kita kasih tikar dari masjid, untuk airnya juga dari masjid," ujarnya saat ditemui TribunSolo.com, Rabu (14/10/2020).

 "Kalau untuk tidur mereka di satu ruangan yang sama, dan bawa bantal sendiri sendiri," imbuhnya.

Untuk toilet, warga bergiliran memakai toilet yang ada di SD Kristen Gandekan.

Sementara untuk logistik dan kebutuhan lain, lanjut Marwanto warganya bahu-membahu untuk membantu satu sama lain.

Bahkan, antar RT melakukan patungan untuk membelikan makan dan kebutuhan sehari-hari yang bernama 'jogo tonggo'.

"Betul kita patungan, misalkan makan pagi RT sini nanti makan siang RT sana, dan sorenya ganti lagi," jelasnya.

Belasan warga tersebut sendiri disuplay warga setempat dengan 3 kali makan.

"Ada buah dan makanan ringan juga, vitamin juga selalu kita berikan," terangnya.

Dari pantauan TribunSolo.com, beberapa warga pun berjaga di sekitar lokasi untuk memenuhi apa yang dibutuhkan warga tersebut.

"Kalau ada apa apa mereka tinggal bilang ke warga yang berjaga disitu," tandasnya.

Kronologi Karantina

Ketua RW 6 Gandekan, Solo Marwanto (57) menyampaikan jika kronologi bermula dari klaster keluarga salah seorang warga yang berprofesi sebagai tenaga kesehatan (nakes).

"Dari tracingnya ada keponakan dan saudaranya yang lain, rumah mereka berdekatan semua," katanya saat ditemui TribunSolo.com, Rabu (14/10/2020).

Baca juga: Mantapkan Dukungan untuk Gibran - Teguh di Pilkada 2020, Gapensi Harap Pembangunan Solo Tumbuh Pesat

Baca juga: Update Kasus Covid-19 Klaten : 8 Orang Dinyatakan Positif, 12 Pasien Sembuh dari Jeratan Corona

"Dari hari sabtu itu jumlahnya 19 orang, hari ini ada yang diswab hasilnya negatif 2 orang," imbuhnya.

"Sekarang tinggal 17," jelasnya menekankan.

Marwanto pun menjelaskan mengapa pihaknya memilih SD Kristen Gandekan dibanding tempat lain.

"Awalnya kami berencana sewakan rumah, namun rumah disini berdepetan semua, takutnya malah semakin tertular," ujarnya.

"Lagi pula SD tersebut tidak digunakan sementara waktu ini," pungkasnya.

Terhitung sudah 4 hari, bagi belasan warga tersebut menjalani karantina di SD tersebut.

Untuk logistik, sambung Marwanto warga berinisiatif dengan patungan antar RT bergiliran memberi makan sebanyak 3 kali.

"Kondisinya baik semua, besok hasil swabnya kemungkinan keluar," tutup dia.

Tracing DKK Solo 

Belasan orang yang masih dalam satu keluarga harus menjalani karantina mandiri di sebuah gedung sekolah di Kelurahan Gandekan, Kecamatan Jebres, Kota Solo. 

Dari informasi yang dihimpun TribunSolo.com, ada sebanyak 19 orang anggota keluarga yang dikarantina karena kontak dengan pasien positif Covid-19.

Pasien tersebut merupakan tenaga kesehatan (nakes) di rumah sakit swasta di Kota Solo. 

Kepala Dinas Kesehatan Kota (DKK) Solo Siti Wahyuningsih jika klaster tersebut bermula dari salah seorang anggota keluarga positif Corona pada 6 Oktober 2020 lalu.

Baca juga: Kisah di Balik Pria yang Berontak saat Razia Karena Tak Pakai Masker, Ternyata Hidupi 5 Anak Yatim

Baca juga: Jubir Satgas Penanganan Covid-19 Sebut Tingkat Kesembuhan Covid-19 di Indonesia Capai 77,3 Persen

Dari hasil tracing kontak tenaga kesehatan itu kontak dengan keluarganya, mulai anak, saudara, cucu dan pembantunya.

"Total yang di tracing ada 21 orang, tapi yang karantina di SD ada 19 orang satu keluarga," ungkapnya kepada TribunSolo.com.  

Dia memaparkan, DKK Solo melakukan tracing pada seluruh anggota keluarga tersebut, termasuk seorang pembantu rumah tangga.

"Saat kita lakukan tracing ketemu lagi dan tambah 3, ada anak 2 dan 1 pembantu," paparnya.

"Kita tracing lagi ketemu 21 orang," imbuhnya.

Lantaran tak memungkinkan karantina mandiri di rumah, pihak DKK Solo lantas menyulap SD di Gandekan menjadi rumah isolasi.

"Kelurahan punya inisiasi dikarantina di SD," paparnya. 

Pihaknya menambahkan, DKK telah melakukan wab test terhadap 21 orang sejak Senin (12/10/2020).

Adapun mereka sudah masuk di SD sejak Sabtu (10/10/2020).

"Mudah-mudahan besok swab test-nya keluar," jelas dia. 

Tingkat Kesembuhan Corona 

Pandemi Covid-19 di Indonesia belum juga berakhir.

Kabar terbarunya pada Rabu (14/10/2020) pukul 12.00 WIB, terdapat 4.127 penambahan konfirmasi kasus positif, dari sebelumnya 340.622 kasus.

Baca juga: Update Covid-19 Indonesia 14 Oktober 2020 : Bertambah 4.127 Kasus, Kini Total 344.749 Kasus

Sehingga, total kasus Covid-19 di Indonesia sejak terkonfirmasi pada 2 Maret lalu menjadi 344.749 kasus.

Hal itu disampaikan dalam website resmi Kementerian Kesehatan, kemkes.go.id, pada Rabu (14/10/2020) sore.

Kabar baiknya, ada sejumlah 4.555 pasien yang berhasil sembuh.

Artinya jumlah pasien sembuh menjadi 267.851 dari pasien sebelumnya sebanyak 263.296 pasien.

Sementara, jumlah pasien positif Covid-19 yang dinyatakan meninggal dunia juga bertambah sebanyak 129 orang.

Sehingga total pasien meninggal dunia akibat virus corona menjadi 12.156 orang, dari sebelumnya 12.027.

Terkait hal ini, perkembangan penanganan Covid-19 di Indonesia menunjukkan hasil signifikan pada jumlah kesembuhan pasien Covid-19.

Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19, Prof Wiku Adisasmito menyebut per 13 Oktober 2020 ada 4.777 kasus sembuh.

"Jumlah kesembuhan terus mengalami peningkatan. Di pekan ini kesembuhan mengalami peningkatan 4,4 persen,” kata Prof Wiku dalam konferensi pers perkembangan penanganan Covid-19, Selasa (13/10/2020).

Baca juga: Terinfeksi di Balikpapan, Saat Ingin Kembali Pria Asal Wonogiri Ini Dinyatakan Positif Corona Lagi

Jubir berujar data Kementerian Kesehatan terkini menyebut kasus aktif ada 65.299 kasus atau 19,2% dibandingkan rata-rata dunia 21,9%.

Jumlah kasus sembuh kumulatif 263.296 atau 77,3% dimana kasus sembuh rata-rata dunia 75,1%. Pada kasus meninggal 12.027 atau 3,5% dibandingkan rata-rata dunia 2,85%. Penambahan kasus positif 3.906 kasus.

“Kami mengapresiasi provinsi yang terus meningkatkan kesembuhannya," kata Jubir Satgas Covid-19 itu.

Secara perkembangan mingguan, Wiku mengkonfirmasi ada 5 provinsi tertinggi mengalami kenaikan kesembuhan.

Diantaranya Jawa Barat naik 2.055 (1.276 -> 3.331), Sumatera Barat naik 466 (756 -> 1.222), Kepulauan Riau naik 379 (167 -> 546), Jawa Tengah naik 324 (1.435 -> 1.759) dan Kalimantan Timur naik 190 (1.021 -> 1.221).

Catatan Redaksi:

Bersama-kita lawan virus Corona. Tribunsolo.com mengajak seluruh pembaca untuk selalu menerapkan protokol kesehatan dalam setiap kegiatan. Ingat Pesan Ibu, 3M (Memakai masker, rajin Mencuci tangan, dan selalu Menjaga jarak). (*)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved