Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Viral Kasus Pembobolan Rekening Melalui Nomor Ponsel, Simak 3 Tips Menghindarinya

Beberapa waktu lalu viral nasib nahas menimpa seorang dokter gigi di Surabaya Eric Priyo Prasetyo (43).

Penulis: Naufal Hanif Putra Aji | Editor: Noorchasanah Anastasia Wulandari
KOMPAS.com
Ilustrasi mesin ATM 

Kedua, tidak mudah percaya jika menerima telepon atau pesan dari nomor tak dikenal yang mengatasnamakan bank atau pihak lain.

Biasanya oknum tersebut meminta data pribadi dan data perbankan sebagai syarat untuk mendapat hadiah yang dijanjikan.

Ketiga, selalu mengonfirmasi segala informasi yang didapatkan ke call center atau bank terdekat.

Bertransaksi aman di ATM

Sementara itu, ahli IT sekaligus dosen Ilmu Komputer Uniersitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta Rosihan Ari Yuana membagikan sejumlah tips agar rekening bank atau ATM aman.

Dia menyarankan agar masyarakat tidak bertransaksi di sembarang ATM.

"Jangan bertransaksi di sembarang ATM, namun pilih ATM yang dijaga oleh security atau minimal yang lingkungannya selalu ramai. Biasanya paling aman di ATM yang ada di area bank," kata Rosihan saat dihubungi Minggu (7/6/2020).

Selanjutnya, apabila menggunakan mesin ATM, dia mengimbau agar masyarakat selalu menutup keypad ketika memasukkan kode PIN dan memastikan ATM tidak tertinggal di mesin.

Menurut Rosihan, masyarakat harus segera menghubungi nomor customer service jika ada hal-hal ganjil di mesin ATM atau terjadi kendala pengoperasian dan meminta segera diblokir untuk sementara.

Dia menyebut, mengajak teman yang terpercaya ketika bertransaki di ATM juga dapat menghindari hal-hal yang tak diinginkan.

"Jangan pernah percaya pada orang yang menawarkan bantuan ketika terjadi sesuatu di mesin ATM, apalagi memberitahukan nomor PIN," kata dia.

Baca juga: Rekening Dokter Gigi di Surabaya Dibobol, Uang Rp 400 Juta Hanya Tersisa Rp 500.000

SMS banking

Apabila mendapat email atau SMS, kata dia, yang meminta mengupdate pin atau data lain yang sifatnya sensitif melalui link tertentu yang diberikan, maka abaikan atau jangan pernah membuka link tersebut.

Agar mengetahui notifikasi setiap transaksi, Rosihan menyarankan agar masyarakat mengaktifkan layanan SMS banking.

"Tapi untuk transaksi sendiri sebaiknya jangan menggunakan SMS Banking. Jadi hanya fitur notifikasinya saja yang digunakan," jelas dia.

"Transaksi lewat SMS Banking itu menurut saya sangat bahaya, karena kita mengetikkan kode PIN di SMS. Sehingga jika kita lupa hapus SMS nya, lalu ponsel kita dicuri atau diambil orang bisa tahu kode pinnya. Zaman sekarang, untuk menyadap SMS sangat gampang," jelas dia.

(*)

Sumber: TribunSolo.com
Halaman 3 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved