Penjual Soto Murah di Klaten
Kisah Penjual Soto Rp 1.000, Meski Tua Mau Belajar WA, Demi Gaet Pembeli Online di Tengah Pandemi
Kondisi pageblug yang berkepanjangan memaksa pelaku usah memutar akal lebih ekstra dan lebih kreatif.
Penulis: Ilham Oktafian | Editor: Asep Abdullah Rowi
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Ilham Oktafian
TRIBUNSOLO.COM, KLATEN - Pendemi yang terjadi setengah tahun lebih, merontokkan segala jenis usaha, baik skala besar hingga kecil sekalipun.
Kondisi pageblug yang berkepanjangan memaksa pelaku usah memutar akal lebih ekstra dan lebih kreatif.
Apa yang dilakukan Suhartini (60) barangkali bisa menjadi contoh.
Har sapaan akrabnya ialah pemilik soto murah, Rp 1.000 di Desa Bentangan, Kecamatan Wonosari, Kabupaten Klaten.
Baca juga: Unik, Pasangan di Lombok Menikah dengan Maskawin Ayam Bakar, Padahal Sudah Ditawari Emas dan Uang
Baca juga: Perjuangan Suhartini Rintis Warung Soto Murah Rp 1.000 di Klaten : Kalau Teringat Ingin Menangis
Sejak pandemi datang, pelanggan setianya pun ikut tergerus.
Pabrik sekitaran Desa Bentangan yang tutup operasional memaksa merumahkan para buruhnya.
Tak pelak, Har pun kehilangan puluhan buruh, yang jadi pelanggan soto murahnya.
"Biasanya karyawan Pabrik sepatu itu kesini terus, sampai banyak, sampai duduk di teras rumah saya," katanya saat ditemui TribunSolo.com, Rabu (4/10/2020).
"Tapi sejak pandemi ini sudah tidak ada lagi," ungkapnya.
Tak patah arang, ia pun memutar akal agar sotonya tetap laris meski kehilangan puluhan pelanggan.
Cara tersebut dengan menggencarkan pemasaran lewat medium online, baik lewat WhatsApp (WA) maupun sosial media lain.
"Kalau online anak saya yang mengurus, Alhamdulillah hasilnya cukup memuaskan. Misalkan dapat pesanan 3 porsi nanti tetangganya ikut pesan juga, sampai saya bawa ceret isi kuah soto untuk ikut mengantar keliling," aku dia.
Usahanya yang ikut terpukul pun perlahan lahan pun merangkak.
Dari yang sehari hanya laku laku beberapa porsi saat awal pandemi, kini dengan cara tersebut soto racikannya laku 200-300 porsi.