Berita Boyolali Terbaru
Warga Pengungsian Gunung Merapi di Tlogolele Boyolali Tolak Swab Test, Dinkes : Dipengaruhi Hoax
Kepala Dinkes Boyolali Ratri S Survivalina membenarkan adanya pengunduran jadwal swab untuk warga Desa Tlogolele.
Penulis: Mardon Widiyanto | Editor: Asep Abdullah Rowi
"Animal trial ini nanti mulai dari tikus sampai dengan nanti kera," ujar Rektor Universitas Airlangga Surabaya Muhammad Nasih dalam video yang diunggah kanal YouTube Metrotvnews, Senin (9/11/2020).
Adapun untuk pengembangan uji coba terhadap hewan dan pembiakan dalam tahap lanjutan Vaksin Merah Putih, Unair menggandeng PT Biotis Pharmaceuticals Indonesia.
Hal tersebut ditandai dengan penandatanganan kerjasama antara Unair dengan industri farmasi yang ditunjuk langsung oleh Kementerian Riset dan Teknologi itu pada Senin (9/11/2020) kemarin.
Muhammad Nasih mengatakan, alasan dibalik kerjasama dengan Biotis adalah karena Unair memiliki keterbatasan terkait uji coba vaksin.
Laboratorium biosafety level 3 (BSL-3) milik Unair saat ini sedang proses renovasi.
Sehingga proses uji coba pada hewan terutama kera, memerlukan bantuan dari Biotis.
"Kita enggak punya fasilitas sampai ke sana, karena BSL-3 kita sedang dalam proses renovasi untuk kera-nya terutama."
"Sehingga perlu kerjasama dengan kawan-kawan di Biotis, khususnya untuk penggunaan untuk kera," sebut Muhammad Nasih.
Jika uji coba Vaksin Merah Putih terhadap hewan berhasil, selanjutnya uji coba akan dilakukan pada manusia.
Yang mana uji coba pada manusia dilakukan melalui beberapa tahap.

"Setelah itu, doakan sukses, efektif, tidak ada dampak yang signifikan, akan kita lanjutkan juga nanti dengan trial ke manusia," ujarnya.
Untuk diketahui, tim peneliti Unair memperkirakan Vaksin Merah Putih akan selesai pada Maret 2021.
Selain Unair, vaksin tersebut juga dikembangkan oleh Lembaga Biologi Molekuler Eijkman.
Diberitakan Tribunnews sebelumnya, Vaksin Covid-19 yang berasal dari Tiongkok, Sinovac saat ini telah memasuki uji klinis fase III.
Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran Prof Dr dr Cissy Rachiana Sudjana Prawira Kartasasmita mengungkap, sejauh ini dari hasil uji klinis I dan II tidak menimbulkan efek samping berat pada 1.620 relawan.