Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Berita Solo Terbaru

Curhatan PKL Bermobil di Kawasan Keraton Solo : Sudah Pandemi, Kena Pungli Oknum Rp 3 Juta Per Tahun

Sudah terdampak pandemi, mereka juga harus membayar retribusi senilai jutaan rupiah terhadap oknum tak bertanggung jawab. 

Penulis: Adi Surya Samodra | Editor: Asep Abdullah Rowi
TribunSolo.com/Adi Surya
Sejumlah PKL mobilan yang tengah menggelar dagangannya di kawasan sisi timur Masjid Agung Keraton Surakarta, Kelurahan Kauman, Kecamatan Pasar Kliwon, Kota Solo, Kamis (12/11/2020). 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Adi Surya Samodra

TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Sudah jatuh tertimpa tangga, mungkin itu ibarat yang bisa menggambarkan situasi pedagang kaki lima di kawasan sisi timur Masjid Agung Keraton Solo.

Tepatnya di kawasan Kelurahan Kauman, Kecamatan Pasar Kliwon, Kota Solo.

Sudah terdampak pandemi, mereka juga harus membayar retribusi senilai jutaan rupiah terhadap oknum tak bertanggung jawab. 

Seperti yang dialami seorang pedagang asal Pekalongan berinisial IO (45).

Baca juga: Meski akan Ada Vaksin Covid-19, Inilah Alasan Protokol 3M Penting Dijalankan

Baca juga: Di Balik Wacana Penundaan Piala Dunia U-20 karena Corona, Nasib Perut PKL Manahan Ada di Tangan PSSI

Ia sudah berdagang di kawasan tersebut selama 3 tahun. 

"Di sini itu ditarik dari tahun -tahun kemarin. Per mobil itu Rp 3 juta per tahun. Ini sudah satu tahun, sekarang penarikan lagi," katanya kepada TribunSolo.com, Kamis (12/11/2020).

IO mengatakan penarikan itu tidak pasti waktunya. Tahun kemarin, misalnya, retribusi itu ditarik sekira bulan April 2019.

"Sekarang bulan November. Itupun ada batas waktunya. Sementara saya sudah mengangsur Rp 2 juta," tuturnya. 

IO mengungkapkan retribusi itu digunakan untuk uang keamanan pedagang dan jaminan 'bebas' uberan Satpol PP tiap tahunnya. 

"Katanya bebas berjualan tanpa takut Satpol PP, nyatanya kadang ada yang datang suruh tutup. Lalu buat apa Rp 3 juta itu," ungkapnya. 

Selain retribusi Rp 3 juta, IO dan kawan - kawannya yang biasa berjualan di atas mobil juga dikenai retribusi lain. 

Retribusi itu dihitung per orang yang dibawa tiap mobilnya. 

"Kadang berangkat itu per orang ditarik Rp 10 ribu, katanya buat kebersihan. Kalau berangkatnya per mobil 4 bayarnya Rp 40 ribu," tuturnya. 

Retribusi tersebut dirasa memberatkan apalagi ekonomi saat ini tengah diguncang pandemi Covid-19.

Penjualan IO, misalnya, merosot sempat di angka 75 persen dibanding kondisi sebelum pandemi. 

Adapun ia mematok harga barang daganganya di kisaran Rp 65 - 70 ribu per potongnya. 

"Ibaratnya dulu itu dagang bisa terjual 5 - 10 kodi sekarang kisaran 3 - 4 kodi saja," tandasnya. 

Saat ini TribunSolo.com mencoba mengkonformasi Satpol PP Solo atas tuduhan dari seorang pedagang bermobil tersebut. 

Baca juga: Berada di Garda Terdepan,Tenaga Kesehatan Karanganyar Digelontor Miliaran Rupiah untuk Atasi Pandemi

Baca juga: Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20, Lapak PKL hingga Shelter Bus di Manahan Solo Bakal Direlokasi

PKL Manahan

Belum jelasnya nasib Piala Dunia U-20 membuat para PKL di area Komplek Manahan harap-harap cemas.

Pasalnya, ajang 2 tahunan itu terancam dibatalkan mengingat keadaan pandemi Covid-19 belum usai.

Para PKL pun saat ini tengah menunggu, relokasi bakal dilakukan atau tidak.

Wali Kota Solo, FX Hadi Rudyatmo sendiri masih belum dapat memutuskan hal tersebut.

"Tergantung PSSI bagaimana, nanti diliburkan saja atau dibongkar," katanya kepada TribunSolo.com, Senin (12/10/2020).

Baca juga: Update Piala Dunia U-20 di Solo, Wali Kota FX Rudy : Ditunda atau Tidak, Solo Sudah Siap!

Baca juga: Kesaksian Pelajar SMA yang Ditangkap Polisi : Diajak Teman Katanya Mau Main, Tapi ke Acara Demo

"Masih kita komunikasikan," tambahnya menekankan.

Rudy sendiri berharap segera ada titik terang, sebab nasib para PKL Manahan saat ini bergantung pada PSSI.

"Ini saya perintahkan nunggu dulu, perintah PSSI bagaimana," paparnya.

"Kita akan mengirim surat," tegas Rudy.

Ia pun menanggapi wacana PKL diliburkan sementara waktu dan tidak direkolasi.

Menurutnya, hal tersebut bisa menjadi pertimbangan untuk para PKL yang jumlahnya 100-an itu.

"Kalau saya lebih setuju mereka libur dulu, nanti mereka kembali lagi setelah piala dunia selesai," tutup dia.

Solo Sudah Siap

Di tengah pandemi Corona yang belum usai, nasib digelarnya Piala Dunia U-20 masih abu-abu.

Meski dijadwalkan tahun depan, namun melihat tren ajang yang sama belakangan ini dibatalkan membuat nasib Piala Dunia terancam tak dilaksanakan.

Seperti diketahui jika Kualifikasi Piala Dunia 2022, Piala AFF, Piala AFC, hingga Piala Asia U-16 dan U-20 2020 tak jadi digelar.

Baca juga: Putra Daerah Polokarto Sukoharjo Sukses Tembus Liga I, Punya Target Ikut Gelaran Piala Dunia U-20

Baca juga: Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20, Lapak PKL hingga Shelter Bus di Manahan Solo Bakal Direlokasi

Selama ini Kota Solo yang terpilih jadi venue Piala Dunia U-20 sendiri masih menunggu keputusan FIFA ikhwal hal tersebut.

"Sampai dengan hari ini belum ada informasi penundaan, nggak tahu kalau informasinya ini diterima oleh PSSI maupun Menpora," kata Wali Kota Solo, FX Hadi Rudyatmo kepada TribunSolo.com, Senin (12/10/2020).

Apapun keputusannya, baik ditunda atau sesuai agenda, Kota Bengawan ujar Rudy siap menggelar ajang 2 tahunan tersebut.

"Ditunda atau tidak Solo sudah siap!," tegasnya.

Selain Stadion Manahan, kota Solo sendiri bakal menggunakan 5 lapangan pendukung untuk latihan timnas peserta.

Kelima lapangan tersebut yakni, Sriwedari, Kotabarat, Sriwaru, Sumber dan Karangasem.

Sebut Rudy jika lapangan tersebut saat ini tengah dipersiapkan untuk dipugar.

"Kalau tidak awal November ya akhir Oktober ini dimulai," paparnya.

"Pohon-pohonnya mulai dipindah," aku dia menekankan.

Memindah Lapak PKL Demi Piala Dunia

Pemkot Solo tengah mematangkan persiapan untuk menjadi tuan rumah piala dunia U-20 pada tahun 2021 mendatang.

Terlebih, di bulan September perwakilan FIFA akan mengecek kesiapan tuan rumah termasuk Solo.

Wali Kota Solo FX Hadi Rudyatmo mengaku akan menyiapkan sebaik mungkin demi gelaran 2 tahunan dalam event tingkat internasional tersebut.

Salah satu mensterilkan kawasan Stadion Manahan Solo yang akan menjadi venue utama.

Rudy mengaku akan berembuk dengan para PKL yang berada di kawasan Manahan Solo.

Pembunuhan Sadis Vina Aisyah di Pacet : Dapat Kode Volume Musik, Rifat Langsung Eksekusi Vina

Ikuti UTBK UNS Solo via Jalur Disabilitas, Peserta Tunanetra Ini Ungkap Keinginannya Jadi Guru

Merujuk aturan FIFA, radius 1 km dari stadion harus bebas dari aktivitas selain olahraga.

"Kita sedang carikan solusi untuk para PKL," kata Rudy pada Selasa (8/7/2020).

"Karena 6 bulan sebelum piala dunia harus steril," imbuhnya.

Tak hanya PKL, sebuah shelter bus di dekat kawasan Manahan kemungkinan besar akan dibongkar.

"Termasuk itu, kemungkinan akan kami bongkar, karena termasuk radius 1 km," paparnya.

Lebih lanjut Rudy menjelaskan, jika pihaknya akan mempersiapkan lapangan pendamping selain Stadion Mahanan.

Dicari Warga, Ini Ciri-ciri Pria yang Masturbasi dan Pamerkan Kelamin di Gang Jalan Laweyan Solo

Jadi Lapangan Latihan Piala Dunia U-20, Kontur Tanah Lapangan Sriwaru Tak Rata, Gawang Berkarat

Bukan jadi rahasia umum jika lapangan pendamping tersebut adalah Sriwedari, Kotabarat, Karangasem, Banyuanyar dan Sriwaru

"Lapangan pendukung tetap seperti kemarin," terangnya.

"Karena aturan FIFA jarak tempuh dari stadion maksimal 10 menit," tutup dia. (*)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved