Berita Karanganyar Terbaru
Sempat Lockdown Imbas Perangkat Meninggal karena Covid-19, Kantor Desa Selokaton Layani Warga Lagi
Camat Gondangrejo, Rusmanto, mengatakan mulai Kamis (12/11/2020) pelayanan sipil bagi warga Desa Selokaton telah berjalan normal seperti biasa.
Penulis: Muhammad Irfan Al Amin | Editor: Asep Abdullah Rowi
"Biar saya perjelas, nasionalisme vaksin hanya akan memperpanjang pandemi, bukan mempercepatnya berakhir,” lanjutnya.
Karena itu, dia menyerukan perlunya solidaritas global dalam memvaksinasi, karena jumlah kasus melonjak di seluruh dunia.
Para ilmuwan di seluruh dunia tengah berlomba-lomba untuk mengembangkan vaksin melawan Covid-19, yang telah menewaskan lebih dari 1,1 juta orang.
Baca juga: Gubernur DKI Jakarta Sebut Memakai Masker Bisa Jadi Tanda Menghormati Orang Lain
Beberapa lusin kandidat vaksin saat ini sedang diuji dalam uji klinis, sepuluh di antaranya berada dalam tahap paling akhir (fase 3) yang melibatkan puluhan ribu sukarelawan.
Uni Eropa, Amerika Serikat, Inggris, Jepang, dan banyak negara lain telah melakukan pemesanan besar ke perusahaan yang terlibat dalam pengembangan vaksin yang paling menjanjikan.
Tetapi kekhawatiran berkembang bahwa negara-negara dengan dompet yang lebih kecil akan tertinggal bahkan tidak akan memiliki kesempatan dalam antrian memperoleh vaksin.
WHO telah meluncurkan skema internasional yang dikenal sebagai Covax untuk membantu memastikan akses yang adil ke vaksin, melalui gerakan untuk mengumpulkan dana yang dibutuhkan untuk program tersebut.
Krisis besar
WHO melaporkan tiga hari berturut-turut mencatat tingginya kasus baru di seluruh dunia.
Untuk itu menyerukan negara-negara untuk mengambil tindakan lebih lanjut untuk menekan penyebaran Covid-19.
Angka menunjukkan bahwa 465.319 kasus baru pada hari Sabtu saja (24/10/2020), dan setengahnya di Eropa.
"Ini adalah momen berbahaya bagi banyak negara di belahan bumi utara seiring lonjakan kasus," kata Tedros.
Tetapi dia menambahkan, banyak orang tidak berdaya melawan virus, karena kurang disiplinnya menerapkan pentingnya 3 M yakni menjaga jarak sosial, mencuci tangan, dan memakai masker serta menjauhi pertemuan yang berjumlah banyak di ruang tertutup.
Dia kembali menyerukan kepada para pemimpin negara untuk kembali mengingatkan warganya untuk disiplin menerapkan protokol kesehatan 3 M dalam segala aktivitas untuk menekan laju pertumbuhan kasus yang makin meninggi akhir-akhir ini.
"Lagi dan lagi kita telah melihat, bahwa mengambil tindakan yang tepat dengan cepat berarti wabah akan dapat dikelola."
Berbicara pada pertemuan yang sama, yang diadakan secara online tahun ini, Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres dalam pesan videonya menyebut pandemi itu sebagai "krisis terbesar di zaman kita".