Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Geger Gantung Diri di Ngemplak

Tetangga Sebut Perempuan yang Gantung Diri di Ngemplak Boyolali Pendiam : Kaget, Dikira Imannya Kuat

Sosok perempuan yang nekat gantung diri di Kabupaten Boyolali dikenal tertutup dan jarang bersosialisasi.

Penulis: Ilham Oktafian | Editor: Asep Abdullah Rowi
kompas.com
Ilustrasi mayat gantung diri. 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Ilham Oktafian

TRIBUNSOLO.COM, BOYOLALI - Sosok perempuan yang nekat gantung diri di Kabupaten Boyolali dikenal tertutup dan jarang bersosialisasi.

Diketahui perempuan berisial AK (29) ditemukan tewas gantung diri sebuah perumahan di kawasan Sawahan, Kecamatan Ngemplak Kamis (12/11/2020) pukul 21.30 WIB.

AK yang sehari-hari jadi ibu rumah tangga itu tak banyak bicara saat beraktifitas di luar rumah.

"Kalau keluar rumah paling ke pasar, sama beli kebutuhan pokok," kata  warga sekitar Vina.

"Orangnya pendiam," imbuhnya menekankan.

Baca juga: Cekcok Berujung Sakit Hati, Perempuan yang Jadi Istri Siri di Ngemplak Boyolali Nekat Gantung Diri

Baca juga: Update Corona Klaten : Tingkat Kesembuhan Naik Ada Tambahan 17 Orang, Tapi Muncul 7 Kasus Positif

Ia menyampaikan, jika selama ini AK (29) tak pernah menceritakan masalahnya pada orang lain.

"Tidak pernah cerita, tetapi tetangganya tahu kalau mbaknya itu beberapa kali dilabrak istri sah," paparnya.

Berdasarkan informasi yang dihimpun TribunSolo.com, AK merupakan seorang janda beranak 1 dan baru menikah siri 3 bulan yang lalu dengan laki laki berisial AS (30).

Kendati dikenal pendiam dan cenderung tertutup, namun mendiang AK sendiri dikenal galak pada anak-anaknya, baik anak dari suaminya yang lama maupun yang sekarang.

"Anaknya sering dimarahin, tetangganya yang cerita ke sini," pungkasnya.

Vina sendiri mengaku kaget dengan kejadian yang menimpa AK.

Sebab, ia menjadi tempat langganan untuk membeli kebutuhan pokok.

"Jujur kaget dan nggak nyangka, saya pikir imannya kuat," tandasnya.

Sering Cekcok

Perempuan di Kabupaten Boyolali nekat mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri.

Perempuan berinisial AK (29) itu ditemukan suaminya AS (30) di perumahan kawasan Sawahan, Kecamatan Ngemplak Kamis (12/11/2020) malam dengan kaki terayun-ayun.

Seorang warga sekitar, Vina menyebut kejadian berlangsung sekira pukul 21.30 WIB.

"Waktunya sekitar jam segitu, tapi saya gak lihat kejadiannya, dengar dari warga sini," aku dia saat ditemui TribunSolo.com, Jumat (13/11/2020).

Baca juga: Warga Curiga Bayi 11 Bulan Terus Menangis, saat Didatangi Ternyata Sang Ibu Gantung Diri Pakai Rafia

Baca juga: Suara Nasdem 9 Persen, Surya Paloh Usul Ambang Batas 7 Persen, Ketum PBB Yusril : Bagusnya 33 Persen

Dari desas-desus yang beredar, AK nekat mengakhiri hidupnya lantaran masalah keluarga.

Berdasarkan informasi yang dihimpun TribunSolo.com, AK merupakan seorang janda beranak 1 dan baru menikah siri 3 bulan yang lalu dengan AS.

"Kabarnya seperti itu, memang tinggal di sini baru beberapa bulan," katanya.

"Mbaknya itu punya anak satu dari suaminya yang lama, kalau dengan yang sekarang juga 1 anak," imbuhnya menerangkan.

Masalah yang dihadapi AK sendiri, sambung Vina lantaran kerap jadi amarah istri sah dari AS.

AK dengan istri sah AS acapkali terlibat cekcok di kawasan perumahan.

"Kata tetangganya seperti itu, istri sahnya sering datang dan melabrak," jelas dia.

"Kabarnya belum diceraikan, tapi untuk pastinya saya kurang tahu persis," tandasnya.

Kapolsek Ngemplak, AKP M Arifin membenarkan jika kejadian nahas tersebut dipicu masalah keluarga.

"Tapi masih kita dalami," katanya singkat.

Ibu Rumah Tangga

Aksi nekat dilakukan seorang ibu rumah tangga di Nunukan, Kalimantan Utara.

Ia ditemukan tewas gantung diri di sebuah rumah kontrakan 2 lantai di jalan Pendidikan Rt.02 Nunukan Utara, Selasa (10/11/2020).

Seutas tali rafia membelit lehernya yang membiru dengan bekas jeratan, sementara anak perempuan berusia sekitar 11 bulan menangis keras tak jauh dari tempat si ibu gantung diri.

Baca juga: Susul Sang Anak, Kerbau Bule Keraton Solo Nyai Manis Meninggal Dunia, Punya Riwayat Sakit Pencernaan

Baca juga: Tak Hanya Protokol Kesehatan, Calon Kepala Daerah Diimbau Kampanye Penggunaan Hak Pilih Pilkada 2020

‘’Kejadiannya kemarin maghrib itu, kami juga tidak tahu, cuman mendengar saja bayi perempuan Kak N yang 11 bulan itu menangis terus, mereka di kamar dan posisi pintu terkunci," ujar Dewi tetangga korban menceritakan, Rabu (11/11/2020).

Dewi menuturkan, ia sudah bertetangga dengan korban N dan sama sama menjadi penghuni rumah sewa selama 3 tahun.

Ada 4 petak yang disewakan di rumah tersebut, 2 kamar di lantai atas berstruktur kayu, dan 2 kamar di lantai dasar merupakan tembok atau permanen.

Ia juga mengatakan jarang bertemu dan mengobrol dengan N.

Selain pendiam, N juga jarang turun ke bawah untuk berkumpul dengan sesama penyewa rumah.

‘’Ada dua dia punya anak, pertama usianya 3 tahun laki laki, anak pertamanya lebih sering ikut atoknya (kakeknya) dan kedua masih susu badan umurnya 11 bulan."

"Cuma memang kami jarang ngobrol, ya begitulah sibuk masing masing.’’katanya.

Dewi juga tidak menyangka N bunuh diri.

Padahal, sejak 3 tahun bertetangga, ia jarang melihatnya cekcok dengan suaminya.

Jika terjadi keributan, Dewi dan penghuni kamar bawah akan mendengar suara gaduh karena lantai bagian atas terbuat dari kayu.

Sementara saat kejadian, Dewi hanya mendengar anak anak menangis keras tidak ada keributan yang terjadi.

"Memang waktu itu istrinya pulang balik kelihatan ndak enak hati, sempat dengar suara waktu Maghrib macam kesurupan, kami juga ndak berani naik, tahu tahu sudah ribut katanya gantung diri,"Dewi bercerita.

Kaur Sub Bagian Humas Polres Nunukan Iptu.Muhammad Karyadi mengungkapkan, N (31) diduga bunuh diri.

Kontak bantuan

*Berita atau artikel ini tidak bertujuan menginspirasi tindakan bunuh diri.

Pembaca yang merasa memerlukan layanan konsultasi masalah kejiwaan, terlebih pernah terbersit keinginan melakukan percobaan bunuh diri, jangan ragu bercerita, konsultasi atau memeriksakan diri ke psikiater di rumah sakit yang memiliki fasilitas layanan kesehatan jiwa. Berbagai saluran telah tersedia bagi pembaca untuk menghindari tindakan bunuh diri, satu di antaranya adalah Hotline Psychology Mobile RSJD dr. Arif Zainudin Surakarta 08122551001

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul: Cekcok Gara-gara Anak Menangis, Ibu Rumah Tangga Gantung Diri

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved