Umumkan Kerugian Hingga Rp 15 Triliun, Saham PT Garuda Indonesia Justru Meroket 40 Persen
Tak tanggung-tanggung, kerugian Garuda Indonesia mencapai Rp 15 triliun di kuartal III-2020. Keuangan Garuda sudah berdarah-darah sejak awal pandemi a
TRIBUNSOLO.COM - Pandemi Covid-19 membuat sejumlah maskapai penerbangan di Indonesia turut terkena imbas.
Seperti PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk atau GIAA, yang mengaku mengalami kerugian besar sejak pandemi Covid-19 ini.
Tak tanggung-tanggung, kerugian Garuda Indonesia mencapai Rp 15 triliun di kuartal III-2020.
Keuangan Garuda sudah berdarah-darah sejak awal pandemi akibat anjloknya jumlah penumpang.
Dalam kurun waktu beberapa tahun sebelumnya, perusahaan juga sempat mencatatkan kerugian fantastis.
Baca juga: Nahas, Lagi Boncengan Naik Motor, Dua Mahasiswa di Bandung Tewas Tertimpa Pohon Tumbang
Baca juga: Mengenal Best, Jukir Sekaligus Anak Gunung Lawu dan Juru Kunci Punden Bancolono
Baca juga: Dinikahi Bule, Indah Kalalo Senang Bisa Naik Pikap Bareng 3 Anak, Sebut Bahagia Tak Harus Privat Jet
Baca juga: Merapi Siaga, 400 Orang dan Ratusan Ternak di Kecamatan Kemalang Klaten Telah Dievakuasi
Di kuartal III-2020, maskapai flag carrier ini hanya bisa membukukan pendapatan 1,14 miliar dollar AS atau merosot 67,79 persen dari periode yang sama di tahun sebelumnya.
Dikutip dari data perdagangan saham Bursa Efek Indonesia atau BEI pada Minggu (15/11/2020), harga saham Garuda memang mengalami lonjakan tajam dalam sebulan terakhir.
Pada penutupan perdagangan saham 13 Oktober 2020 atau tepat sebulan lalu, harga penutupan saham GIAA sebagaimana dicatat BEI yakni sebesar Rp 236 per lembarnya.
Sementara saham Garuda Indonesia pada penutupan perdagangan terakhir di 13 November 2020 atau Jumat kemarin lusa, harganya sudah mencapai 328 per lembarnya.
Harga saham tertingginya bahkan sempat mencapai 340 per lembar.

Pada perdagangan terakhir BEI, saham GIAA ditransaksikan sebanyak 18.393 kali.
Volume saham yang diperdagangkan sebesar 306,55 juta dengan nilai Rp 101,25 miliar.
Artinya dalam kurun waktu sebulan harga saham Garuda sudah naik lebih dari 40 persen.
Salah satu sentimen positif penyebab meroketnya saham Garuda disebut-sebut dikontribusi sosok Yusuf Mansur.
Ustaz kondang pendiri Paytren itu mengajak publik untuk membeli saham maskapai penerbangan pelat merah tersebut.
Baca juga: Mulai Dibangun Tahun 2021, Tol Yogyakarta-Bawel Bakal Dikerjakan 5 Perusahaan BUMN
Baca juga: Tambah 201 Kasus Baru Dalam Sehari, Ini Sebaran Kasus baru di Kabupaten Klaten