Berita Wonogiri Terbaru
Meski Ledakan Corona di Wonogiri, 80 Persen Orang Tua Ingin Simulasi Belajar Tatap Muka Digelar Lagi
Simulasi Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di Kabupaten Wonogiri memasuki hari terakhir, Jumat (20/11/2020).
Penulis: Agil Trisetiawan | Editor: Asep Abdullah Rowi
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Agil Tri
TRIBUNSOLO.COM, WONOGIRI - Simulasi Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di Kabupaten Wonogiri memasuki hari terakhir, Jumat (20/11/2020).
Simulasi PTM sendiri diikuti sekolah, yakni SMA N 2 Wonogiri, dan SMK N 2 Wonogiri yang berlangsung dari Senin (9/11/2020), hingga Jumat (20/11/2020).
Menurut Ketua Simulasi PTM sekaligus Wakil Kepala Sekolah SMAN 2 Wonogiri, Joko Waluyo, selama simulasi PTM digelar, berlangsung sangat baik.
"Siswa masuk sekolah dengan tertib, dengan menerapkan protokol kesehatan dengan baik," katanya kepada TribunSolo.com.
"Saat istirahat, juga siswa hanya di dalam kelas saja," imbuhnya.
Baca juga: Pasar Sidoharjo Wonogiri Buka Lagi di Tengah Ledakan 93 Kasus, Ini yang Dilakukan Satgas Covid-19
Baca juga: 93 Pedagang Positif Corona, Pasar Sidoharjo Wonogiri Hanya Lockdown 3 Hari, Kini Kondisi Masih Sepi
Untuk kasus siswa yang berangkat ke sekolah dengan menggunakan alat transportasi umum seperti di Wonosobo, tidak ditemukan di SMAN 2 Wonogiri.
"Di sini siswa datang ke sekolah diantar, atau menggunakan kendaraan pribadi," terangnya.
Simulasi PTM di SMAN 2 Wonogiri ini awalnya diikuti 40 siswa, yang telah lolos uji swab test.
Pihak sekolah kemudian menambah 18 siswa yang mengikuti simulasi PTM ini, sehingga total menjadi 58 siswa.
"Total kita buka empat kelas, dua kelas IPA, dan dua kelas IPS," jelasnya.
Pihak sekolah juga memberikan angket penilaian orang tua terhadap simulasi PTM ini.
Joko mengatakan, mayoritas orang tua mendukung adanya simulasi PTM ini.
"Ada 80 persen orang tua yang setuju, dan mereka ingin ada simulasi PTM ini diadakan kembali," ucapnya.
Namun tidak semua siswa bisa mengikuti simulasi PTM ini sampai akhir.
Joko menambahkan, terkait simulasi PTM yang akan diadakan lagi, dia belum mengetahui.
Karena minggu depan siswa SMAN 2 Wonogiri sudah melakukan Penilaian Akhir Semester (PAS).
"PAS disini dilakukan secara daring, setelah itu rapotan, dan libur sekolah," tandasnya.
Ledakan Kasus
Ledakan kasus Covid-19 pertama kali terjadi sejak adanya pandemi Maret lalu di Kabupaten Wonogiri.
Klaster Pasar Sidoharjo di Kecamatan Sidoharjo ditemukan kasus positif Covid-19 baru, buntut dari tujuh orang pedagang yang positif Covid-19.
Camat Sidoharjo Sarosa, menerangkan, dari 908 pedagang yang di swab test, hasilnya 93 orang terkonfirmasi positif Covid-19.
Baca juga: Cerita Elvy Sukaesih Dinyatakan Positif Covid-19 hingga Sembuh : Covid-19 Bukan Hoaks
Baca juga: 908 Pedagang Pasar Sidoharjo Wonogiri di Swab Test, Ditemukan 93 Orang Positif Covid-19
Akibatnya, saat ini Kecamatan Sidoharjo menjadi kawasan zona merah Covid-19.
Untuk memutus mata rantai penularan Covid-19, Satgas juga melakukan tracing dari kontak erat 93 orang yang terkonfirmasi positif Covid-19 tersebut.
"Ada sekitar 150 orang yang kita swab test lagi ditahap yang kedua ini," ucapnya kepada TribunSolo.com, Jumat (20/11/2020).
"Mereka terdiri dari keluarga, tetangga, dan kontak erat dari 93 orang itu," jelasnya.
Dari 150 orang itu, pihaknya masih menunggu hasil swab testnya, sehingga mereka dilarang untuk melakukan aktivitas di luar rumah hingga hasil swab test keluar.
"Baik pedagang yang positif, maupun mereka yang menjalani swab test harus menjalani isolasi mandiri terlebih dahulu," kata dia.
"Untuk yang swab test, mereka melakukan isolasi mandiri hingga hasilnya keluar. Semoga negatif semua," tambahnya.
Vaksinasi Dimulai
Pemerintah memperkirakan vaksinasi Covid-19 akan dimulai pada awal tahun 2021.
Diungkapkan Juru Bicara Satgas Penanganan Covid Prof. Wiku Adisasmito, bahwa vaksin yang akan di-imunisasikan di Indonesia aman.
Efek samping yang ditimbulkan setelah vaksinasi, kecil.
"Sekali lagi saya tekankan, vaksin yang nanti digunakan aman. Efek samping yang terjadi hanya bersifat minor dan sementara," kata Wiku dalam konferensi pers virtual dari Kantor Sekretariat Presiden, Kamis, (18/11/2020).
Baca juga: Pemerintah Tegaskan Efek Samping Vaksin Covid-19 Hanya Bersifat Minor dan Sementara
Baca juga: Viral Kisah Pramugari Beralih Profesi Jadi Penjual Sate Taichan, Berhenti Akibat Pandemi Covid-19
Masyarakat menurut Wiku tidak perlu takut untuk imunisasi vaksin Covid-19.
Kemungkinan timbulnya efek samping dari vaksinasi Covid-19 yang sifatnya besar dan serius sangatlah kecil dan jarang ditemui. S
ementara manfaat dari vaksinasi Covid-19 sangatlah besar.
"Sebaliknya, vaksin dapat melindungi diri kita dan orang lain yang tidak dapat divaksin karena alasan kesehatan tertentu," tuturnya.
Selain aman dan efektif melawan virus Corona atau SARS-CoV-2, vaksin yang akan diberikan nanti menurut Wiku juga dijamin kehalalannya.
Pemerintah menggandeng Majelis Ulama Indonesia untuk memantau pengembangan dan pengadaan vaksin Covid-19.
"Selain itu kerjasama yang erat ini juga dilakukan untuk menginvestigasi dan mengkomunikasikan isu-isu yang muncul dalam pengembangan vaksin," pungkasnya. (Taufik Ismail)
Catatan Redaksi: Bersama-kita lawan virus corona. TribunSolo.com mengajak seluruh pembaca untuk selalu menerapkan protokol kesehatan dalam setiap kegiatan. Ingat pesan ibu, 3M (Memakai masker, rajin Mencuci tangan, dan selalu Menjaga jarak).
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul: Efek Samping Vaksin Covid-19 Hanya Bersifat Minor dan Sementara