Pilkada Solo 2020
Wilayah Solo Minim Lahan Subur, Pengamat Sarankan Urban Farming, Manfaatkan Lahan Kosong
"Lahan yang menganggur dan tidak ada bangunannya bisa dimanfaatkan untuk lahan budidaya tanaman," terang Samanhudi.
Penulis: Adi Surya Samodra | Editor: Ryantono Puji Santoso
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Adi Surya Samodra
TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Para calon kepala daerah yang berlaga di Pilkada Serentak 2020 diharapkan memperhatikan isu pangan.
Tak terkecuali, para calon kepala daerah untuk Kabupaten Sukoharjo, Sragen, Wonogori, Klaten, Boyolali, dan Kota Solo.
Apalagi lahan produktif pertanian terus menyusut dan tergantikan pembangunan pemukiman penduduk.
Baca juga: Klarifikasi Jared Collins, Pembeli Batu Meteor Josua: Harganya Bukan Rp 200 Juta Maupun Rp 25 M
Baca juga: Melihat Spesifikasi Honda CBR1000RR SP, Motor Viral Diseruduk Daihatsu Ayla
Pakar Pertanian Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Samanhudi mengatakan, para calon kepala daerah harus memikirkan rencana tata ruang wilayah.
"Sudah berapa luas lahan subur pertaniaan yang berkurang baik untuk perumahan atau industri," katanya dalam Obrolan Virtual Bedah Program Para Calon : Solutif atau Sekedar Lips Service, Kamis (19/11/2020).
Oleh karenanya, Samanhudi mengatakan, para calon kepala daerah tidak mengesampingkan isu pangan.
Pangan menjadi satu kebutuhan dasar yang tak terpisahkan dalam kehidupan masyarakat.
"Pemanfaatan lahan pertanian betul-betul untuk mendukung ketahanan dan ketersediaan pangan," tuturnya.
Samanhudi tidak menampik luas lahan subur pertanian di Kota Solo, misalnya sudah tidak terlalu luas.
Namun, masih ada lahan-lahan kosong, misalnya di sepanjang Jalan Slamet Riyadi Solo yang bisa dimanfaatkan untuk pertanian non-padi.
Urban farming menjadi satu solusi yang bisa dilakukan atau didorong para calon kepala daerah terpilih nantinya.
"Lahan yang menganggur dan tidak ada bangunannya bisa dimanfaatkan untuk lahan budidaya tanaman," terang Samanhudi. (*)