Terduga Teroris Sukoharjo Ditangkap
Pengamat Terorisme : Sosok S Warga Nguter yang Dicokok Densus 88 Adalah Calon Amir Jemaah Islamiyah
"Nama itu sudah muncul untuk menggantikan Para. Amir itu bisa diganti karena meninggal atau halangan syar'i termasuk ditangkap," ungkap dia.
Penulis: Adi Surya Samodra | Editor: Asep Abdullah Rowi
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Adi Surya Samodra
TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Terduga teroris berinisial S atau AS (55) asal Kecamatan Nguter, Kabupaten Sukoharjo dicokok tim Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror.
Ia diamankan pasukan burung hantu Polri di Jalan Ceper, Kabupaten Klaten, Jumat (13/11/2020) lalu.
Pengamat Radikalisme dan Terorisme, Tayyip Malik mengungkapkan S tengah disiapkan untuk mengisi kekosongan kekuasaan di tubuh Jemaah Islamiah (JI).
Kekuasaan JI saat ini diketahui tengah kosong pasca tertangkapnya pimpinan kelompok tersebut, Para Wijayanto.
Baca juga: Cerita Tetangga Sempat Curiga Beberapa Hal, Sempat Ditanyai Polisi Sebelum S Ditangkap Densus 88
Baca juga: Terduga Teroris Asal Nguter Sukoharjo Dicokok di Ceper Klaten, Polda Jateng : Silahkan ke Densus 88
Seperti diketahui, Para Wijayanto ditangkap Densus 88 Antiteror pada 29 Juni 2019 di Bekasi, Jawa Barat.
"Nama itu sudah muncul untuk menggantikan Para. Amir itu bisa diganti karena meninggal atau halangan syar'i termasuk ditangkap," ungkap dia kepada TribunSolo.com, Rabu (25/11/2020).
Bila ingin dirunut, menurut pengeloa Yayasan Prasasti Perdamaian (YPP), penangkapan S juga berkaitan dengan penemuan bunker senjata di kawasan Kabupaten Klaten sekira medio 2014 silam.
"Kalau lebih spesifik lagi, tren orang-orang yang pernah dikirim ke Suriah," katanya.
Medio 2018 menjadi periode dimana mereka yang pergi ke Suriah sebagai kader-kader JI dicokok Densus 88 Antiteror.
Untuk diketahui, JI bertanggungjawab dalam aksi bom Bali 2002 dan bom kembar Hotel JW Marriot dan Ritz Carlton 2009.
Penangkapan S, sambung Tayyip, bisa dikatakan sebagai langkah untuk memotong suksesi di tubuh JI.
"Ini juga pengembangan kasus sebelumnya. Kira-kira jangan sampai kemudian melakukan konsolidasi lagi," ucapnya.
Pengakuan Tetangga
Tetangga mengaku terkejut dengan kabar S ditangkap Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri.