Pilkada Solo 2020
Pilkada Bawa Berkah Bagi Ibu Rumah Tangga Ini, Melipat Suara Bisa Bawa Pulang Rp 150 Ribu Per Hari
Tahapan penyortiran dan pelipatan surat suara Pilkada Sukoharjo 2020 menjadi berkah tersendiri.
Penulis: Agil Trisetiawan | Editor: Asep Abdullah Rowi
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Agil Tri
TRIBUNSOLO.COM, SUKOHARJO - Tahapan penyortiran dan pelipatan surat suara Pilkada Sukoharjo 2020 menjadi berkah tersendiri.
Di antaranya dirasakan Dyah (43) warga Kecamatan/Kabupaten Sukoharjo.
Dia sudah menjadi petugas sortir dan lipat sejak Pemilu 2004 lalu.
Dyah berprofesi sebagai ibu rumah tangga, yang memiliki sampingan sebagai wiru jarik.
"Kalau ikut ini (sortir dan lipat), buat sampingan aja," katanya kepada TribunSolo.com, Kamis (26/11/2020).
Baca juga: Puluhan Orang Ikut Lipat Surat Suara Pilkada Sukoharjo 2020 Selama Tiga Hari, Segini Gajinya
Baca juga: Target Pilkada Sukoharjo 2020 Damai, Sekelompok Pemuda Gelar Aksi 6 Jam Keliling Kota
Ia mengaku, senang setiap kali mendapatkan pekerjaan sortir lipat ini.
Sebab, pekerjaan ini tergolong pekerjaan yang santai, mudah, dan dengan upah yang cukup tinggi.
"Per hari itu saya bisa dapat Rp 150 ribu dari sortir dan lipat ini," kata dia.
Ia mengaku, tugas sortir lipat yang berat saat Pemilu 2019 lalu, karena banyaknya surat suara.
"Pemilu 2019 itu kan surat suaranya, jumlah lipatannya juga banyak, jadi lebih berat." ucapnya.
"Tapi, upahnya juga banyak," imbuhnya.
Hal senanda juga diungkapkan Wahyono (41), yang memanfaatkan momen sortir lipat ini untuk mendapatkan tambahan penghasilan.
"Saya karyawan swasta, di perusahaan sablon. Kalau musim hujan ini gak brani produksi," ucapnya.
"Lalu saya coba ikut ini, dan hasilnya memuaskan daripada buruh kasaran," imbuhnya.
Dapat Rp 75 Per Lembar
Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Sukoharjo merampungkan proses penyortiran dan pelipatan surat suara Pilkada 2020.
Menurut Ketua KPU Sukoharjo, Nuril Huda, penyortiran dan pelipatan surat suara ini dilakukan oleh 70 orang petugas sejak Rabu (25/11/2020).
"Honor sortir dan lipat setiap lembar surat suara senilai Rp 75," kata Nuril kepada TribunSolo.com, Kamis (26/11/2020).
Baca juga: Berparas Cantik, Penjual Ikan Hias di Pasar Depok Solo Bikin Gagal Fokus, Sering Dimintai Nomor HP
Baca juga: Coblosan di Depan Mata, Sikap PKS di Pilkada Solo 2020 Akan Ditentukan Dua Hari Lagi, Ini Alasannya
Total surat suara sendiri sebanyak 679.863 lembar, yang terdiri dari 677.863 lembar ditambah 2.000 lembar untuk cadangan atau untuk Pemungutan Suara Ulang (PSU).
Surat suara tersebut dikemas dalam 339 box plus satu box untuk PSU sehingga totalnya 340 box.
Proses pelipatan yang dilakukan hingga tiga hingga hari Jumat (27/11/2020) di Gedung Graha Mulya yang dijadikan sebagai lokasi gudang logistik KPU Sukoharjo.
Ia menyampaikan, proses sortir dan lipat ini dibagi rata dengan semua kelompok yang ada sehingga, pendapatan yang diperoleh antar kelompok dan pekerja bisa merata.
Bahkan diharapkan tidak ada persaingan antar kelompok.
"Seluruh pekerja sortir dan lipat harus menerapkan protokol kesehatan Covid-19 dengan menerapkan 3M," tetangnya.
Dalam proses sortir dan lipat surat suara juga diawasi dari Bawaslu dan dijaga ketat oleh aparat kepolisian.
Seperti diketahui, Daftar Pemilih Tetap (DPT) untuk Pilkada Sukoharjo sebanyak 660.487 pemilih terdiri dari pemilih laki-laki 326.627 orang dan pemilih perempuan 333.860 orang.
Aksi Pilkada Damai
Sekelompok pemuda yang tergabung dalam Himpunan Umat Rasional dan Expresif (Hurex) menggelar aksi menyuarakan Pilkada Sukoharjo 2020 berjalan damai, Senin (23/11/2020).
Aksi ini digelar dengan membentangkan MMT yang bertuliskan ajakan untuk mensukseskan Pilkada damai, dan memilih sesuai hati nurani.
Menurut Korlap Horex M Aji Resnoto, melalui Juru Bicaranya Bayu Irfan Fauzi, aksi ini murni aksi independen dari kelompok pemuda di Sukoharjo.
Baca juga: Dua Muda-Mudi di Purwakarta Tewas Usai Pesta Miras Oplosan, Dua Orang Kritis dan Tiga Orang Selamat
Baca juga: Ada Pegawai Positif Corona, Pemkab Karanganyar Tetap Buka Pelayanan: Kantornya Disemprot Disinfektan
"Kami tidak melibatkan KPU maupun Bawaslu dalam kegiatan ini, karena kami ingin menyuarakan Pilkada damai secara independen," katanya, Senin (23/11/2020).
Aksi ini dilakukan di sejumlah titik keramaian yang ada di Kabupaten Sukoharjo dengan pembentangan MMT dan orasi.
Kegiatan dilakukan 18 titik keramaian, seperti di Pasar Tradisional di Kabupaten Sukoharjo, dan di jalan protokol.
"Kita kelilingan dari jam 10.00 - 16.00 WIB kita keliling ke tempat keramaian di Kabupaten Sukoharjo," imbuhnya.
Bayu menjelaskan, Hurex tidak berpihak terhadap salah satu Paslon, namun mereka hanya ingin menyuarakan keresahan mereka.
"Kami ingin mengajak masyarakat tidak Golput, menolak money politik, mengingatkan ASN tetap netral, dan sebagainya," ucapnya.
Bayu mengungkapkan, Hurex merupakan komunitas dadakan yang dibentuk 12 pemuda di Kabupaten Sukoharjo.
Mereka resah dengan kondisi yang ada di Kabupaten Sukoharjo di tengah Pilkada ini.
"Dalam kondisi Sukoharjo saat ini, media sosial banyak didominasi oleh kelompok tertentu." ucapnya.
"Kami ingin muncul sebagai penengah agar kondisi di Sukoharjo tetap dingin," tetangnya.
Baca juga: Meteorit Kanjeng Kyai Pamor: Pusaka Sakral Keraton Solo, Tak Boleh Diperjualbelikan
Ditambah lagi, Pilkada Sukoharjo 2020 digelar di tengah pandemi Covid-19, sehingga membuat sebagian masyarakat khawatir.
"Kami mengajak masyarakat untuk tidak takut menyalurkan hak pilih mereka di Pilkada di tengah pandemi ini dengan menerapkan protokol kesehatan," tambahnya. (*)