Berita Karanganyar Terbaru
Imbau ASN di Karanganyar Tak Liburan saat Nataru, Sekda: Masih Imbauan Belum ada Sanksi
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Karanganyar meminta kepada seluruh ASN tidak melakukan liburan ke luar daerah saat libur Natal 2019 dan Tahun Baru 2020
Penulis: Muhammad Irfan Al Amin | Editor: Agil Trisetiawan
"Tidak ada pesta kembang api untuk tahun baru," terang Juliyatmono.
Pesta tahun baru ini dilarang diseluruh wilayah Karanganyar, termasuk Tawangmangu yang selama ini banyak diburu masyarakat untuk menghabiskan waktu liburan.
Walaupun melarang kegiatan pesta tahun baru, Pemkab Karanganyar masih mengijinkan dibukanya objek wisata dengan persyaratan dan penerapan protokol kesehatan yang ketat.
"Kami akan terus mengecek dan mengevaluasi, bukan objek wisata yang dilarang tapi potensi kerumunan massa yang harus dihindari," jelas Juliyatmono.
Hingga saat ini angka penderita Covid-19 di Kabupaten Karanganyar mencapai 319 orang.
Dilansir dari situs covid19.karanganyarkab.go.id, dari 319 orang tersebut tersebar di seluruh kecamatan dengan pembagian 167 dirawat secara mandiri dan 150 lainnya dirawat inap di rumah sakit.
Tepis Jadi Tempat Wisata Syahwat dan Esek-esek, Camat Tawangmangu Tangkal dengan Cara Ini
Bukan rahasia umum jika Tawangmangu kerap dicap wisata syahwat dan esek esek.
Cap buruk itu disebabkan adanya penginapan-penginapan yang menyediakan kamar untuk pasangan tidak resmi.
Stigma tersebut seolah menodai keunggulan Tawangmangu yang menyuguhkan wisata alam.
Camat Tawangmangu, Rusdiyanto pun tak menampik hal tersebut.
"Biasanya hotel-hotel kelas melati yang menerima tamu seperti itu," kata Rusdiyanto pada Minggu (15/11/2020) di Kantor Kecamatan Tawangmangu.
Kendati demikian, Rusdiyanto membantah keras jika di Tawangmangu ada lokalisasi yang menyajikan PSK.
"Mereka itu datang sendiri membawa pasangannya masing-masing, bukan jajan disini," kata Rusdiyanto.
Rusdiyanto juga menjelaskan, berdirinya beberapa hotel bintang lima dengan penginapan paket keluarga, akhirnya menggeser eksistensi hotel melati.
Ia menekankan, secara tidak langsung keberadaan hotel berbintang mampu menghapus stigma buruk tersebut
"Biasanya pasangan belum menikah itu masih remaja dan suka mencari yang murah," tekan dia.
Apalagi, sambung Rusdiyanto hotel berbintang menawarkan paket penginapan keluarga.
"Sekarang sudah banyak fasilitas yang menyediakan paket keluarga dengan murah, jadi pengusaha mulai sadar ini lebih baik daripada hanya untuk pasangan tidak jelas," kata Rusdiyanto.
Kesadaran para pengusaha hotel dan villa untuk berhenti memfasilitasi kegiatan seks bebas memerlukan waktu lama.
Menurut Rusdiyanto, sempat ada tekanan dari Ormas keagamaan yang datang dan mengancam untuk menggelar razia apabila bisnis penginapan esek-esek itu tidak dihilangkan.
"Mereka kami fasilitasi dengan dialog antara Ormas dengan pengusaha, dan tanpa kekerasan kita bisa mengurangi bisnis kotor itu," kata Rusdiyanto.
Baca juga: Berkah Libur Panjang Bagi Pedagang di Tawangmangu, Diserbu Wisatawan dari Pagi hingga Sore
LEBIH PILIH WISATA KULINER
Akhir pekan di masa pandemi Covid-19 para pengusaha hotel dan villa di sekitar kawasan Tawangmangu masih belum menunjukkan adanya peningkatan pengunjung.
Hal tersebut dibenarkan oleh Ibu Gun, seorang pengelola villa di kawasan Kalisoro dekat Bukit Sekipan, Minggu (15/11/2020).
Padahal, tiap akhir pekan, ada kenaikan jumlah wisatawan yang berkunjung ke Tawangmangu.
"Walaupun jalanan kelihatan macet dan ramai, tapi yang berkunjung ke villa dan hotel tidak terlalu banyak," katanya.
Baca juga: Suguhkan Pemandangan Alam dan Hewan Langka, Jembatan Bancolono Jadi Wisata Hits di Karanganyar
Baca juga: Mengenal Punden Bancolono di Tawangmangu, Tempat Bertapa Raja Brawijaya V Hingga Petinggi Negeri
Baca juga: Nyangkut di Median Jalan Solo - Tawangmangu, Evakuasi Truk Dibantu Mobil Pemadam dan Jeep
Baca juga: Potret Bonsai Santigi, Sang Juara Expo Tanaman Hias Karanganyar yang Dilirik oleh Bupati Juliyatmono
Dia yang juga anggota Perhimpunan Hotel dan Restauran Indonesia, juga menyebut saat ini warga lebih memilih wisata kuliner daripada penginapan di Tawangmangu.
Sebab, wisatawan banyak yang memilih liburan yang praktis dan sederhana.
"Mereka lebih memilih mencari suasana makan dan lebih praktis bisa langsung pulang " jelasnya.
Selain itu, faktor Covid-19 juga mempengaruhi jumlah wisatawan yang menyewa hotel atau penginapan di Tawangmangu.
Dirinya membandingkan saat belum terjadi pandemi Covid-19, kamar di villanya selalu penuh pada saat akhir pekan.
"Biasanya Jumat itu sudah penuh terus, tapi untuk saat ini ada yang mengisi saja sudah baik," jelasnya.
Dia berharap, kondisi bisa segera pulih, sehingga perekonomian di sektor perhotelan dan penginapan di Tawangmangu bisa kembali sedia kala.
Wisata Jembatan Bancolono
Baca juga: Warga Dusun Sangiran Sragen Bangkit di Tengah Pandemi, Buat Pasar Budaya Demi Jadi Desa Wisata
Baca juga: Cerita Pemuda Karanganyar : Kenalkan Potensi Wisata di Medsos, Eksplor Spot Baru yang Tersembunyi
Baca juga: Kini Pemandian Air Panas Bayanan Sragen Penuh Warna, Pengelola: Kami Mau Ikuti Tren Pariwisata
PEMUDA KARANGANYAR KENALKAN WISATA BARU
Diketahui jika Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah kaya akan potensi wisata alam.
Bahkan, sampai saat ini masih banyak spot yang belum diketahui.
Namun, kini satu demi satu potensi wisata yang tersembunyi mulai terekspos semenjak keberadaan Media Sosial (Medsos).
Dalam cerita perjalanan pengenalan potensi wisata di Karanganyar, banyak anak muda dari Bumi Intan Pari itu yang semangat mengeksplorasi spot-spot baru yang tersembunyi.
Satu di antaranya adalah penggagas akun Jelajah Karangayar.
Baca juga: Warga Pengungsian Gunung Merapi di Tlogolele Boyolali Tolak Swab Test, Dinkes : Dipengaruhi Hoax
Baca juga: Berkah Pandemi Covid-19, Penjualan Tanaman Hias di Karanganyar Meningkat, Omzet Tembus Rp 1 Juta
Pemilik akun ini, mengaku menggagas akun Jelajah Karangayar untuk memperkenalkan wisata di Karanganyar.
Usahanya dimulai sejak tahun 2016 sampai 2020 ini.
Dalam kurun waktu tersebut, sang pencetus akun Jelajah Karangayar yakni Eka Sapurto (39) Warga Karanganyar memiliki prinsip.
"Saya berniat dari awal untuk mengenalkan wisata Karanganyar, itu saja," papar dia.
Tidak ada niat untuk mencari keuntungan dan lain sebagainya.
Apalagi Eka Saputro juga penduduk Karanganyar.
Awal mula perjalanan mempromosikan wisata Karanganyar, dia mulai membuat Instagram, Facebook, dan YouTube.
"Pengikutnya masih dikit, masyarakat yang mau kirim-kirim gambar juga jarang," terangnya.
Namun, sedikit demi sedikit Eka berjuang bersama beberapa rekannya terus mengembangkan akun Jelajah Karangayar.
Dia bahkan sampai rela membeli peralatan sendiri seperti drone pada zaman itu yang mencapai Rp 10 Juta.
"Ya karena saya senang, sekalian dan tidak masalah menurut saya," papar Eka.
Selain itu, dia juga membuat website Jelajah Karangayar, yang kontennya berisi juga soal informasi wisata di Karanganyar.
"Kalau website saya kelola per tahun ada biaya Rp 1 juta/ tahun" papar dia.
Bila dihitung sejak 2016 sampai saat ini, sudah Rp 4 juta yang dikeluarkan.
Baca juga: Jika Gunung Merapi Kian Memburuk, BPBD Karanganyar Siap Berangkat Demi Bantu Evakuasi Warga
Baca juga: Update Corona Karanganyar 5 Novermber 2020 : Ada 188 Kasus, Paling Banyak Kecamatan Kota 45 Orang
Jadi total biaya untuk peralatan yang dia beli dan pengelolaan website ada Rp 14 juta.
Buah dari kerja kerasnya dirasakan saat ini, konten Instagram yang dikelola sudah mencapai 28,8 ribu pengikut.
"Kalau YouTube memang belum begitu banyak, tapi akan kami kembangkan lagi," jelasnya.
Ada satu cerita dari Eka Saputro yang membuatnya tak bisa lupa.
Yakni, konten yang mengangkat satu wisata di Karanganyar.
Dia mengatakan, ada satu wisata di Karanganyar yakni Agro Rumpun Ijo yang berlokasi di Matesih, Karanganyar.
"Ada cerita berkesan, dulu saya buat video Agro Rumpun Ijo Matesih," jelas dia.
"Saya unggah setelah buat video itu, hari Jumat naik konten, hari Minggu pengelola menelfon saya," kata dia.
Pengelola tersebut bercerita pengunjungnya banyak setelah diunggah di Jelajah Karanganyar.
"Hari Minggu itu 2.500 tiket habis," papar dia.
"Saya tidak tahu apakah karena Jelajah Karanganyar atau lainnya, saat itu pengelola telp saya mengabari itu," jelasnya.
Yang jelas dia ikhlas memperkenalkan wisata di Karanganyar.
"Saya tidak berpaku pada keuntungan," papar dia.
"Pengen mengenalkan wisata Karanganyar agar ramai dan berguna buat warga," tutur dia. (*)