Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Pilkada Solo 2020

Besok Debat Terakhir Pilkada Solo 2020, Ini yang Dilakukan Gibran Jelang Hadapi Bagyo Tukang Jahit

Sehari menjelang debat terakhir sebelum coblosan Pilkada 2020, Calon Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka tetap beraktivitas seperti biasa.

Penulis: Adi Surya Samodra | Editor: Asep Abdullah Rowi
TribunSolo.com/Adi Surya
ILUSTRASI : Pasangan Gibran Rakabuming Raka - Teguh Prakosa saat bersilaturahmi dengan para tokoh Muhammadiyah di Balai Muhammadiyah Solo, Sabtu (17/10/2020). 

Saat itu pasangan independen, Bagyo tukang jahit menanyakan, "Saya hanya pengen tanya, saya mau tanya, njenengan (kamu) jargonnya milenial, lha apa yang pernah njenengan lakukan untuk pembangunan di Kota Solo tentang milenal?," kata Bagyo.

Baca juga: Pernyataan Kontroversial Bajo Bikin Gibran Keheranan : Bangun Rumah kok di Bantaran Sungai?

Baca juga: Selvi Ananda Tak Ikut Antar Gibran ke Arena Debat Pilkada, Ketua PDIP Solo FX Rudy Juga Tak Terlihat

Calon AD 1 yang berpasangan dengan Teguh Prakosa itu lantas menjawab jika di era kini sudah 4.0 dan disrupsi, maka akan membangun kreatif art hingga hard skill dengn menyediakan fasilitas sablon, mesin jahit dan 3D.

"Juga soft skill melalui pengembangan marketing dan membantu perolehan izin usaha," aku dia.

Bahkan menurut dia, anak muda di Solo potensial dan mampu membuat ekosistem bisnis.

"Sebenarnya bukan hanya anak-anak milenail saja," jelasnya.

Namun Bagyo menyela dan tampak tak puas sehingga mempertanyakan maksud yang dijelaskan Gibran kepadanya.

"Itu nanti apa yang sudah? Maksud saya yang sebelum ini, apa mas Gibran lakukan? sebelum ini, bukan nanti," katanya melempar lagi pertanyaan kepada Gibran.

Gibran tampak buru-buru menjawab dengan nada tinggi sempat terpancing pertanyaan menggelitik Bagyo.

"Terima kasih Pak Bagyo," tuturnya.

"Yang sebelum ini, saya memulai usaha umur 23 tahun, di media orang tahunya saya jualan martabak," ungkap dia dengan berapi-api.

"Saya punya bisnis-bisnis lain, kalau dihitung pegawai saya banyak sekali, makanya saya nyemplung ke politik agar bisa bermanfaat untuk orang yang lebih banyak lagi," terangnya.

"Mungkin konribusi saya belum banyak, ke depan bisa lebih lagi, mohon doanya!," papar Gibran dengan menggelegar.

Kontroversi Bajo Independen

Debat Calon Wali Kota Solo antara paslon Gibran Rakabuming - Teguh Prakoso dan Bagyo Wahyono - FX Supardjo diwarnai sejumlah pertanyaan menarik.

Dari salah satu pertanyaan itu, paslon Bagyo-Supardjo melontarkan keinginan yang kontroversial, bila terpilih menjadi pemimpin Kota Solo nantinya.

Baca juga: Selvi Ananda Tak Ikut Antar Gibran ke Arena Debat Pilkada, Ketua PDIP Solo FX Rudy Juga Tak Terlihat

Baca juga: Pertanyaan dan Jawaban Pertama Gibran di Debat Calon Wali Kota : Narkoba di Solo Harus Disikat!

Para paslon itu menjawab keluhan warga Solo yang belum punya rumah.

Nah, mewakili pasangan Teguh-Gibran, Teguh Prakosa menjawab rusunawa atau rumah susun sederhana sewa menjadi pilihan pas bagi warga Solo yang belum punya rumah.

"Solo itu terlalu sempit. Kalau bangun rumah datar ya tidak bisa, jadi rusunawa adalah jawabannya,"

"Ke depan kita bisa membangun lagi di wilayah Mojosongo. Rusunawa bis ajadi jawaban untuk keluhan warga yang belum punya rumah," kata Teguh.

Nah, saat diberi gantian menjawab, Supardjo yang mewakili pasangan Bagyo-Supardjo atau Baji mengatakan, bila rusunawa merupakan model rumah yang terlalu tinggi untuk Kota Solo yang sempit.

Supardjo mengatakan, daerah bantaran sungai di Solo bisa dibangun untuk pemukiman penduduk.

"rusunawa terlalu tinggi, sehingga bisa ditambahkan di bantaran sungai. Sungai diberi talud dan sebagainya, sehingga bisa dibuatkan rumah di bantaran sungai, sehingga ada ruang bagi keluarga yang belum punya tempat tinggal," kata Supardjo.

Bagyo juga menambahkan.

"Saya sudah survey, ke daerah Semanggi. Itu kan masih luas sekali tanahnya,"

"Kita akan rembug bareng dengan warga Solo. Tanah seluas ini bisa didirikan rumah," kata Bagyo.

Jawaban paslon Bajo ini pun membuat Gibran dan Teguh keheranan.

Gibran pun mengungkapkan keheranannya saat diberi kesempatan untuk mengomentari jawaban pasangan Bajo.

"Baik Pak Bagyo, kembali ke masalah rumah yang didirikan di bantaran Sungai. Ini semua kota sudah membersihkan,"

"Ini kok Pak Bagyo akan membangun di bantaran sungai, ini apa nggak melanggar regulasi yang ada?," tanya Gibran.

Meski demikian, pertanyaan ini tidak bisa lagi dijawab oleh paslon Bagyo-Supardjo karena waktu yang sudah habis. (*)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved