Pilkada 2020
Rocky Gerung Tanggapi Kemenangan Bobby & Gibran di Hitung Cepat, Bandingkan Jokowi dengan SBY
Gibran dan Bobby ditunjuk langsung oleh Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri mengikuti Pilwali di Solo dan Medan.
Sementara tingkat partisipasi yakni 49,40 persen.
Perolehan suara untuk pasangan Bobby - Aulia menurun 1 persen pukul 15:33:29 WIB.
Pada pukul 16.09.12 WIB, kembali data masuk sudah 68,00 persen dengan tingkat partisipan 50,32 persen. Angka perolehan suara Akhyar - Salman 45,09 persen dan Bobby - Aulia 54,91 persen.
Meski demikian, kesuksesan anak dan menantu Presiden Jokowi ini dikritik oleh akademisi Rocky Gerung.
"Ada yang berbahagia karena dua pemenang Pilkada ada dalam satu keluarga. Orang menganggap Presiden Jokowi berhasil menjadi kepala keluarga yang baik, mampu mengurus keluarganya sehingga kekuasaan bisa diwariskan," ucap Rocky Gerung dilansir dari vlognya pada Kamis (10/12).
Meski demikian, Rocky menyatakan, Jokowi gagal dalam memimpin negara karena sampai sekarang tak ada ucapan mengenai peristiwa di km 50 yang menewaskan pengikut Habib Rizieq Shihab.
"Saya apresiasi kemampuan Pak Jokowi untuk mengakumulasi kekuasaan tetapi dia gagal mendistribusikan keadilan. Musti ada yang diapresiasi dan ada yang depresiasi," imbuh Rocky Gerung.
Lebih lanjut, Rocky Gerung menyatakan, SBY hingga Megawati gagal menempatkan anggota keluarganya ketika mereka berkuasa menjadi Presiden RI.
"Pak SBY, Ibu Megawati itu gagal semua, enggak berhasil menempatkan keluarganya ketika berkuasa. Jadi mereka harus belajar dari Jokowi. Dalam 3 hari ini seluruh dunia menghujat kita karena kegagalan kita mengelola demokrasi, bahkan untuk mempertahankan derajat manusia di depan dunia juga gagal."
"Bahkan Pak Jokowi tidak tahu kalau Indonesia jadi anggota DK PBB, sehingga SOPnya harus mengawasi hak asasi manusia. Tetapi di dalam negaranya sendiri ada pemburukan di demokrasi," jelas Rocky Gerung.
Rocky menilai, pemburukan di bidang demokrasi lantaran Jokowi mencetak rekor sebagai presiden yang memiliki anak dan menantu yang menjabat sebagai kepala daerah sekaligus.
"Orang masih bingung kok bisa terpilih? apakah tak ada pengaruh dengan menteri PDI Perjuangan yang tertangkap?, pertanyaan ini harus diteliti tentang variabel yang membatalkan demokrasi di Indonesia."
"Kedua mengenai belum ada komentar dari Istana mengenai peristiwa di Km 50, Komnas Ham sudah bekerja," beber Rocky Gerung.
Rocky menuturkan, dua peristiwa yang terjadi belakangan ini merupakan monumental dan akan diingat masyarakat.