Update Gunung Merapi
Kondisi Gunung Merapi Kini : Tercatat Ada 13 Kali Guguran, Tetapi Tertutup Kabut
Kondisi Gunung Merapi masih berada di status siaga level III sampai Sabtu (19/12/2020), pukul 12.00 hingga18.00 WIB.
Penulis: Mardon Widiyanto | Editor: Asep Abdullah Rowi
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Mardon Widiyanto
TRIBUNSOLO.COM - Kondisi Gunung Merapi masih berada di status siaga level III sampai Sabtu (19/12/2020), pukul 12.00 hingga18.00 WIB.
Berdasarkan informasi yang dihimpun TribunSolo.com cuaca di Merapi mendung, sehingga kawah tidak teramati, tertutupi kabut, angin bertiup di 3 arah mata angin.
Dalam laporan pengamatan aktivitas oleh KESDM, Badan Geologi, PVMBG, BPPTKG, cuaca mendung disertai angin bertiup lemah, sedang hingga kencang ke arah timur, tenggara dan selatan.
Baca juga: Update Gunung Merapi 19 Desember 2020 : Kawah Putih Tertutup Kabut, Terjadi 3 Kali Guguran
Baca juga: Yakin Mau Mudik ke Klaten? : Lapor Satgas Covid-19 RW, Bawa Rapid Test Antigen dan Wajib Karantina
Suhu udara sekitar 16 hingga 22 derajat Celcius, dengan kelembaban udara 72 sampai 90 persen.
Selain itu, teramati di Gunung Merapi miliki tekanan udara 567 hingga 686 mmHG.
Kemudian berdasarkan hasil pantauan visual, gunung Merapi tertutup kabut hingga 0-III, sehingga asap kawah putih tidak teramati dari pantauan visual.
Tercatat ada 13 kali guguran dengan panjang gelombang 4 hingga 15 milimeter, Durasi : 13 hingga 63 detik.
Lalu, Merapi mengeluarkan hembusan sebanyak 8 kali dengan panjang gelombang 2 hingga 6 milimeter serta durasi 6 hingga 19 detik
Kemudian untuk fase banyak di gunung Merapi terjadi 56 kali dengan panjang gelombang 2 sampai 22 milimeter dengan durasi 4 detik hingga 9 detik.
Serta vulkanik dangkal sebanyak 17 kali, dengan panjang gelombang 25 sampai 75 milimeter dengan durasi 8 detik sampai 38 detik.
Gunung Merapi terletak diantara 2 Provinsi yaitu Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta, serta 4 Kabupaten yang diantarannya Sleman, Magelang, Boyolali, serta Klaten.
Sementara posisi geografis Merapi sendiri yaitu 7,542 derajat Lintang Selatan dan 110,442 derajat Bujur Timur dengan keginggian 2968 mdpl.
Daftar Desa
Berikut daftar pengungsi di 3 Desa yang masuk dalam Kawasan Rawan Bencana (KRB) III Gunung Merapi, Rabu (16/12/2020) malam.
Total pengungsi di Desa Tegalmulyo 61 jiwa dengan 0 hewan ternak, Desa Balerante 279 jiwa dengan 128 hewan ternak, sedangkan Desa Siderejo belum ada warga mengungsi.
Baca juga: Update Kondisi Gunung Merapi : Angin bertiup Lemah Hingga Sedang ke Timur dan Timur Laut
Baca juga: Sejumlah Pengungsi Merapi di Boyolali Mulai Terserang Penyakit, IDI Sebut Didominasi Lansia
Baca juga: Jaga Psikologis Pengungsi, IDI Boyolali Sarankan Disiagakan Dokter Jiwa di Pengungsian Gunung Merapi
berdasarkan laporan BPBD Klaten Rabu (16/12/2020) malam pukul 21.00, terkait jumlah pengungsi Merapi di 3 TES sebagai berikut.
Jumlah pengungsi di TES Desa Tegalmulyo, menjadi 61 jiwa dengan rincian 22 jiwa warga Dukuh Canguk, 23 jiwa warga Dukuh Sumur, dan 16 jiwa warga Dukuh Pajegan.
Dari total tersebut 2 balita, 8 anak-anak, 30 dewasa, 20 lansia, dan 1 orang berkebutuhan khusus.
Kemudian total pengungsi di TES Desa Balerante, tidak mengalami penambahan Juml pengungsi yaitu 279 jiwa.
Dari total pengungsi 279 jiwa terdiri dari 102 jiwa warga Dukuh Sambirejo, 79 jiwa warga Dukuh Ngipiksari, 11 jiwa warga Dukuh Ngelo 02/01, 43 jiwa warga Dukuh Gondang serta 44 jiwa Dukuh Sukorejo
Dari jiwa tersebut, terdiri dari 21 Balita, 49 anak, 154 dewasa, 35 lansia, 4 Ibu hamil, 7 ibu menyusui serta 9 berkebutuhan khusus.
Selain itu, di Desa Balerante juga mengungsikan masih sama yaitu 128 ekor hewan ternak.
Dari 126 ekor, 9 ekor merupakan sapi jantan, 44 ekor sapi betina potong, 13 sapi betina perah, 26 sapi betina hamil, 8 ekor burung dara, dan 26 ekor anak sapi.
Sedangkan, sampai saat ini, warga dan ternak di Desa Siderejo belum ada yang mengungsi.
Sukiman warga Desa Sidorejo, Kecamatan Kemalang, kepada TribunSolo.com pernah mengungkapkan alasannya ia dan warga belum mengungsi.
"Kami, belum mengungsi karena kami patuh dengan Catur Gatra Ngadepi Bebaya Gunung Merapi," kata Sukiman kepada TribunSolo.com, Minggu (29/11/2020).
Alasan yang kedua ia dan warganya belum mengungsi karena menghindari kejenuhan jika lama mengungsi di tempat pengungsian.
Ia mengatakan jika nantinya warga terlalu lama di pengungsian sebelum Merapi erupsi, mereka akan kembali ke rumah.
"Kedua poin itulah yang menjadi dasar kami tidak mau diungsikan,"kata Sukiman.
Selain itu, ia mengatakan meskipun belum mengungsi, pihaknya mengaku sudah melakukan persiapan-persiapan untuk mengungsi nantinya.
Salah satunya, tas siaga sudah disiapkan, armada sudah berjaga-jaga di rumah warga yang terdapat warga rentan, dan tabungan siaga bencana.
"Kami sudah persiapkan evakuasi jika terjadi peningkatan pada Merapi, salah satunya armada kami stand by bukan di posko, melainkan di rumah warga yang terdapat warga rentan serta pangan kami masih tercukupi," ujarnya.