Berita Sukoharjo Terbaru
Pimpinan Meninggal Positif Covid-19, Puskesmas Bulu Sukoharjo Lockdown, Layanan Tutup Tiga Hari
Menurut Kepala Dinkes Sukoharjo Yunia Wahdiyati, hasil swab almarhum Sumpomo telah keluar.
Penulis: Agil Trisetiawan | Editor: Asep Abdullah Rowi
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Agil Tri
TRIBUNSOLO.COM, SUKOHARJO - Dinas Kesehatan (Dinkes) Sukoharjo hari ini menutup sementara layanan di Puskesmas Bulu mulai Kamis (14/1/2021).
Hal ini menyusul meninggalnya Kepala Puskesmas Bulu Sumpono (59) warga Desa Sanggang, Kecamatan Bulu, meninggal dunia, Rabu (13/1/2021).
Menurut Kepala Dinkes Sukoharjo Yunia Wahdiyati, hasil swab almarhum Sumpomo telah keluar.
"Hasilnya suspect Covid-19," katanya.
Baca juga: Nestapa Pesta Nikah di Karanganyar Dibubarkan, Tamu Kocar-kacir Diminta Pulang Sama Petugas
Baca juga: Kepala Puskesmas Bulu Meninggal Dunia, Sempat Batuk Berhari-hari, Pemakaman Pakai Protokol Kesehatan
Hal ini membuat DKK Sukoharjo tak ingin mengambil resiko, sehingga akan meliburkan layanan di Puskesmas Bulu selama tiga hari.
"Layananan ditutup sementara dari tanggal 14-16 Januari 2021," ucapnya.
Selama ditutup, Satgas Covid-19 akan melakukan tracing kepada kontak erat almarhum.
Selain itu, lingkungan puskesmas juga akan dilakukan penyemprotan disinfektan, untuk sterilisasi.
Dari informasi yang dihimpun TribunSolo.com, almarhum mengalami sakit batuk dalam beberapa hari ini.
Dan tidak merasakan gejala lainnya.
Almarhum sempat dibawa ke Rumah Sakit (RS) Indriyati pada Selasa (12/1/2021) sore.
Kemudian, pagi tadi dia dirujuk ke RS Kasih Ibu Solo untuk mendapatkan perawatan.
Namun sekira pukul 11.30 WIB, almarhum dinyatakan meninggal dunia di RS.
Jenazah almarhum dikebumikan di Desa Kunden dengan prosedur Covid-19.
Mengalami Batuk
Sebelumnya, kabar duka kembali datang dari tenaga kesehatan (nakes) di Kabupaten Sukoharjo.
Kepala Puskesmas Kecamatan Bulu, Sumpono (59) warga Desa Sanggang, Kecamatan Bulu, Sukoharjo meninggal dunia, Rabu (13/1/2021).
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Sukoharjo, Yunia Wahdiyati membenarkan hal tersebut.
"Iya, beliau sempat sakit," katanya.
Baca juga: Prof Dr Abdul Muthalib, Dokter yang Gemetar saat Suntik Vaksin Covid-19 Presiden Jokowi Jadi Sorotan
Baca juga: Isolasi Mandiri di Rusun, Pria Sukoharjo Ditemukan Meninggal Dunia, Terungkap Saat Dijenguk Anak
Dari informasi yang dihimpun TribunSolo.com, almarhum mengalami sakit batuk dalam beberapa hari ini.
Dan tidak merasakan gejala lainnya.
Almarhum sempat dibawa ke Rumah Sakit (RS) Indriyati pada Selasa (12/1/2021) sore.
Kemudian, pagi tadi dia dirujuk ke RS Kasih Ibu Solo untuk mendapatkan perawatan.
Namun sekira pukul 11.30 WIB, almarhum dinyatakan meninggal dunia di RS.
Jenazah almarhum dikebumikan di Desa Kunden dengan prosedur Covid-19.
Meski proses pemakaman dilakukan standar Covid-19, Yunia belum bisa memastikan apakah almarhum positif Covid-19 atau tidak.
"Hasil swab test beliau belum keluar," tandasnya.
Dokter Solo Gugur
Kabar duka kembali datang dari Kota Solo, Selasa (12/1/2021).
Kini, dunia kesehatan kehilangan dokter senior bernama Prasetya Hudaya karena Covid-19.
Sebelumnya, kasus pertama menimpa dokter spesialis radiologi di RS Ortopedi Prof Dr R Suharso Solo, Handry Tri Handojo Sp Rad (K) karena Covid-19, Senin (21/9/2020).
Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Cabang Solo, Adji Suwandono mengatakan, ada dokter dari Kota Bengawan yang kembali meninggal karena terpapar Covid-19.
Baca juga: Sebut Vaksin Sinovac Aman, Dokter Tirta Siap Live Instagram saat Disuntik
Baca juga: Viral di WA soal Vaksin Covid-19 Bisa Memperpanjang Alat Vital Pria, Ini Kata Dokter, Ternyata Hoax
Almarhum dr Prasetyo Hudaya, kata dia, menghembuskan napas terakhir pukul 06.30 WIB.
"Meninggal dunia di RS dr Oen Kandangsapi," terang dia kepada TribunSolo.com.
Sebelumnya, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Solo, Siti Wahyuningsih mengungkapkan tenaga kesehatan yang gugur, ada yang bertugas di rumah sakit dan puskesmas.
Ada 3 tenaga kesehatan yang menghembuskan napas terakhir selama Desember 2020.
"Minggu kemarin ada 2 perawat masing-masing dari rumah sakit swasta di Solo dan jajaran Dinas Kesehatan," ungkap Siti, Senin (4/1/2021) lalu.
"Mereka meninggal dunia karena Covid-19," tambahnya.
Tenaga kesehatan Dinkes yang gugur selama bulan Desember 2020 sebanyak 3 orang.
"Dinas kesehatan kehilangan saudara kami sebanyak 3 orang karena Covid-19 pada bulan Desember 2020," tutur Siti.
Adapun seorang tenaga kesehatan gugur lantaran Covid-19 pada awal tahun ini.
Ia bertugas di UPT Puskesmas Gilingan, Kecamatan Banjarsari, Kota Solo.
"Dia punya komorbid dan ada riwayat Covid-19," ucap Siti.
Selain itu, Siti mengungkapkan tingkat kejenuhan tenaga kesehatan juga semakin meningkat sepanjangan 10 bulan pandemi Covid-19.
"Tingkat kejenuhan tenaga kesehatan, mulai tampak dan sudah mulai kesakitan dan (angka) kematian bertambah," ungkapnya.
Kasus Pertama
Seorang dokter spesialis radiologi di Rumah Sakit (RS) Ortopedi Prof Dr R Suharso Solo meninggal dunia akibat terjangkit virus Covid-19, Senin (21/9/2020).
Dia adalah dr Handry Tri Handojo Sp Rad (K) yang diketahui menjadi dokter pertama di Solo Raya yang menghembuskan nafas terakhir karena virus mematikan asal China tersebut.
Informasi yang diterima TribunSolo.com, almarhum Handry meninggal dunia di RSUD Dr Moewardi Solo tetapi tinggal di Kecamatan Kartasura, Kabupaten Sukoharjo.
• Sering Buat Kebijakan Kontroversial,Wonogiri Bisa Tekan Covid-19 Terendah di Solo Raya, Ini Resepnya
• Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri Bakal Kampanye untuk Gibran di Kampung Halaman Jokowi di Solo
Menurut Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Sukoharjo, Yunia Wahdiyati, almarhum meninggal dunia pada siang hari.
Adapun penyebab meninggalnya pahlawan kemanusiaan itu dikarenakan terinfeksi Corona.
"Yang jelas, ada terinfeksi Covid-19, beliau meninggal siang hari," kata dia kepada TribunSolo.com.
Yunia yang juga Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Sukoharjo itu menjelaskan, untuk riwayat penyakit almarhum masih didalami karena sempat dirawat pada 15 September 2020 lalu.
"Sudah dikebumikan siang tadi dengan protokol Covid-19," aku dia. (*)