Penanganan Covid
Respons Jokowi Soal Dokter yang Gemetar saat Vaksinasi, Kapas Alkohol Sampai Jatuh 2 Kali
Presiden Jokowi juga bercerita pada Sri Mulyani bahwa dokter kepresidenan sempat gemetar saat menyuntikkan vaksin sinovac ke tubuhnya.
Vaksinasi Covid-19 perdana kepada Jokowi di Istana Merdeka adalah awal dari program vaksinasi massal secara gratis. Usai dilakukan di Istana, vaksinasi akan terus dilanjutkan ke seluruh Indonesia.
"Setelah kita melakukan vaksinasi perdana ini, nanti akan terus dilanjutkan vaksinasi di seluruh provinsi, kabupaten dan kota di seluruh tanah air," kata Presiden Jokowi setelah disuntik vaksin Covid-19.
Dalam kesempatan itu Jokowi sekaligus mengucapkan terimakasih kepada perwakilan organisasi profesi dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI), perwakilan perawat, bidan, buruh, dan guru.
Lalu, perwakilan organisasi keagamaan dari MUI, Muhammadiyah, PBNU, Matakin, Permabudhi, dan PHDI dalam pelaksanaan vaksinasi perdana.
"Terima kasih telah bersama-sama dengan saya tadi divaksin," kata Presiden.
Vaksin tersebut juga telah mengantongi izin penggunaan darurat dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dan telah dinyatakan suci dan halal oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI).
Vaksinasi nasional dinilai Jokowi sangat genting, khususnya dalam rangka memutus rantai penularan virus di tengah masyarakat.
"Selain itu, membantu percepatan pemulihan ekonomi, terkahir meskipun telah dilaksanakan vaksinasi," kata Presiden.
Vaksin Covid-19 yang disuntikkan kepada Presiden Jokowi bernama CoronaVac.
Vaksin tersebut diproduksi oleh produsen asal China, Sinovac Life Science Co.Ltd. bekerja sama dengan PT. Bio Farma (Persero).

CoronaVac telah melalui sejumlah uji klinis yang melibatkan 1.620 relawan di Bandung.
Vaksin CoronaVac membutuhkan dua kali penyuntikan, masing-masing sebanyak 0,5 mililiter dengan jarak waktu 14 hari.
Para penerima vaksin CoronaVac akan mendapat kartu vaksinasi dan diingatkan untuk kembali menerima vaksin untuk kedua kalinya.
Badan POM menerbitkan izin penggunaan darurat vaksin CoronaVac di Indonesia pada Senin (11/1/2021) lalu. Izin diterbitkan karena vaksin CoronaVac diklaim mampu membentuk antibodi mencapai 99 persen.
Alasan lain izin penggunaan darurat diterbitkan yaitu laporan interim hasil uji klinis terhadap 1.620 relawan di Bandung yang menunjukkan efikasi atau tingkat kemanjuran CoronaVac di Indonesia mencapai 65,3 persen.