Berita Sragen Terbaru
1.083 Nakes di Sragen Belum Terdaftar Sebagai Penerima Vaksin Covid-19 Termin Pertama
Sebanyak 1.083 tenaga kesehatan (nakes) belum masuk dalam daftar penerima vaksin Sinovac termin pertama.
Penulis: Rahmat Jiwandono | Editor: Ryantono Puji Santoso
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Rahmat Jiwandono
TRIBUNSOLO.COM, SRAGEN - Sebanyak 1.083 tenaga kesehatan (nakes) belum masuk dalam daftar penerima vaksin Sinovac termin pertama.
"Ada segitu jumlahnya," ujar Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Sragen, Hargiyanto pada Senin (25/1/2021).
Ia menyatakan, total jumlah nakes di Sragen ada 6.063 orang.
Baca juga: Tiga Pejabat di Banyumas Tak Bisa Disuntik Vaksin Karena Tidak Lolos Skrining Kesehatan
Baca juga: Reaksi Bupati Karanganyar Juliyatmono Seusai Disuntik Vaksin Covid-19 Sinovac: Tak Merasa Apapun
"Sementara yang sudah terdaftar menjadi penerima vaksin ada 4.980 orang," jelasnya.
Untuk itu, Dinkes akan segera mengusulkan nakes yang belum terdaftar.
"Targetnya bulan depan, semua nakes di Sragen sudah tervaksin," katanya.
Sebelumnya, 4.980 yang sudah terdaftar, ditargetkan akan selesai divaksinasi dalam tiga hari ke depan.
"Targetnya vaksinasi selesai pada Kamis (28/1/2021)," katanya.
Baca juga: Ada 789 Tenaga Kesehatan di Klaten Tak Bisa Ikut Vaksinasi Covid-19, Ini Penyebabnya
Saat ini pihaknya berkoordinasi melalui telekonferensi dengan puskesmas, rumah sakit, dan apoteker selaku vaksinator guna menyiapkan strategi pencanangan vaksin.
"Kami siapkan strateginya seperti apa supaya dalam waktu tiga hari vaksinasi bisa terselesaikan," paparnya.
Sementara di Klaten, ada 789 tenaga kesehatan di Kabupaten Klaten tak bisa ikut vaksinasi Covid-19 Sinovac.
Hal ini dikarenakan ratusan nakes tersebut masuk dalam 16 kriteria yang tidak bisa menerima vaksin Sinovac.
Kepada TribunSolo.com, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Klaten, Cahyono Widodo mengatakan, penurunan angka nakes yang divaksin merupakan hasil verifikasi yang terakhir.
Baca juga: Bupati Sragen Yuni Sudah Disuntik Vaksin Covid-19 Sinovac, Minta Masyarakat Tak Ragu Lagi
Baca juga: Hari Ini 9 Pejabat Klaten Divaksin, Termasuk Bupati Sri Mulyani, Dilakukan di RSD Bagas Waras Klaten
"Terjadi perubahan dari 6.779 menjadi 5.993 nakes yang mendapat vaksin itu merupakan hasil screening yang telah kami lakukan," ucap Cahyono kepada TribunSolo.com, Senin (25/1/2021).
Jadi ada 789 nakes yang tidak bisa divaksin.
Cahyono menyebutkan, ada 16 kriteria yang tidak bisa diberikan vaksin.
Salah satunya faktornya, pernah atau sudah terkonfimasi positif Covid-19.
"Ini sesuai hasil screening, ada 16 faktor yang tidak bisa diberikan vaksin, salah satunya adanya yang terkonfimasi positif Covid-19," ujar Cahyono.
Baca juga: Karanganyar Lakukan Distribusi Vaksin Covid-19 Sinovac ke 11 Puskesmas, Dikawal Polisi
Berdasarkan informasi yang dihimpun TribunSolo.com, berikut 16 faktor orang yang tidak bisa dilakukan vaksinasi :
1. Pernah terkonfirmasi menderita Covid-19.
2. Ibu hamil atau menyusui.
3. Mengalami gejala ISPA seperti batuk, pilek, sesak napas dalam 7 hari terakhir.
4. Anggota keluarga serumah yang kontak erat, suspek, konfirmasi, sedang dalam perawatan karena penyakit covid-19.
5. Memiliki riwayat alergi berat atau mengalami gejala sesak napas, bengkak, dan kemerahan setelah divaksinasi covid-19 sebelumnya.
6. Sedang mendapatkan terapi aktif jangka panjang terhadap penyakit kelainan darah.
7. Menderita penyakit jantung seperti gagal jantung, penyakit jantung koroner.
8. Menderita penyakit Autoimun Sistemik seperti SLE, Lupus, Sjogren, vaskulitis, dan autoimun lainnya.
9. Menderita penyakit ginjal seperti penyakit ginjal kronis, sedang menjalani hemodialysis atau dialysis peritoneal, transplantasi ginjal, sindroma nefrotik dengan kortikosteroid.
10. Menderita penyakit Reumatik Autoimun atau Rhematoid Arthritis.
11. Menderita penyakit saluran pencernaan kronis.
12. Menderita penyakit Hipertiroid atau hipotiroid karena autoimun.
13. Menderita penyakit kanker, kelainan darah, imunokompromais atau defisiensi imun, dan penerima produk darah atau transfusi.
14. Menderita penyakit Diabetes Melitus.
15. Menderita HIV.
16. Memiliki riawayat penyakit paru seperti asma,PPOK, dan TBC.
9 Pejabat Divaksin
Sebanyak 9 pejabat di Kabupaten Klaten menjalani vaksinasi Covid-19 Sinovac di Aula Rumah Sakit Daerah (RSD) Bagas Waras hari ini, Senin (25/1/2021).
Bupati Klaten Sri Mulyani termasuk orang pertama yang akan disuntik vaksin Covid-19.
Bupati Klaten melakukan vaksinasi Covid-19 Sinovac di Aula Rumah Sakit Daerah (RSD) Bagas Waras, Senin (25/1/2021).
Baca juga: Bupati Karanganyar Akan Divaksinasi Besok, Mengaku Siap dan Meminta Masyarakat Tak Takut Divaksinasi
Baca juga: Penjelasan Satgas Covid-19 Soal Dokter yang Meninggal Sehari Setelah Disuntik Vaksin Covid-19
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Klaten Cahyono mengatakan, ada 9 pejabat publik diantaranya Ketua DPRD Klaten, Komandan Kodim Klaten, Kepala Kejaksaan Negeri Klaten, Kepala Pengadilan Negeri Klaten, Kepala Pengadilan Agama, tokoh Agama serta tokoh masyarakat.
"Selain itu pelaksanaan vaksinasi akan diikuti 48 pelayanan kesehatan di Kabupaten Klaten, yang terdiri dari 12 Rumah Sakit, 1 Balkemas, 1 Klinik Pratama Polres Klaten, dan 32 Puskesmas," kata Cahyono dalam sambutannya, Senin (25/1/2021).
Cahyono mengatakan, pelaksanaan vaksinasi akan dilakukan mulai Senin (25/1/2021) hingga Kamis (28/1/2021).
Iya menyebutkan, nakes yang tercatat yang akan melaksanakan vaksinasi berjumlah 5.993 orang.
"Pendistribusian vaksin ini sudah kamu lakukan ke 48 yankes, 24 Januari 2021," ucap Cahyono.
Baca juga: Cerita Doni Monardo Positif Covid-19 Jelang Divaksin, Diduga Terpapar saat Makan dan Lepas Masker
Dia menyebutkan, sasaran vaksinasi selanjutnya pelayanan publik 48.386 orang, masyarakat rentan 393.809 orang.
Kemudian masyarakat umum dan pelaku ekonomi 263.349 orang, serta Lansia 204.756.
"Pelaksanaan ini dilakukan tahap selanjutnya," ujarnya.
12 Ribu Dosis di Klaten
Belasan ribu dosis Vaksin Covid-19 bermerek Sinovac baru saja tiba di Kabupaten Klaten, Sabtu (23/1/2021).
Dari pantauan TribunSolo.com, kedatangan vaksin yang ditutup rapat dan segel di dalam sejumlah kardus putih ukuran besar 1x1 meter tepatnya pukul 17.15 WIB.
Adapun kedatangan vaksin dikawal ketat oleh pihak kepolisian.
Vaksin langsung disimpan di gudang farmasi milik Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupatan Klaten yang berada di Jalan Veteran Nomor 56.
Ada sekitar 12 ribu vaksin pada tahap awal yang akan diberikan kepada tenaga kesehatan (nakes) di Kabupaten Bersinar itu.
Baca juga: Solo Paling Pertama, Sragen Harus Gigit Jari Gegara Penerimaan Vaksin Covid-19 Sinovac Ditunda
Baca juga: Sri Mulyani Tak Menolak, Siap Jadi Orang Pertama di Klaten yang Disuntik Vaksin Covid-19 Sinovac
Bupati Klaten Sri Mulyani menyebutkan prioritas pemberian vaksin tersebut yang pertama adalah tenaga kesehatan.
"Nantinya ada prioritas dalam pemberian vaksin ini, yang pasti yang pertama diberikan vaksin yaitu para tenaga kesehatan," ucap dia.
Kemudian yang menjadi prioritas selanjutnya adalah pelayan publik lainnya seperti aparat kepolisian dan TNI.
Termasuk, para pemuka agama dan tokoh masyarakat juga akan diutamakan.
"Selain tenaga kesehatan, pelayan publik TNI Polri hingga tokoh masyarakat," imbuhnya.
"Ini kami lakukan untuk memberikan edukasi, ke masyarakat jika vaksin itu tidak berbahaya dan halal," tambah Mulyani.
Kemudian, saat disinggung jika dirinya yang yang pertama yang akan disuntik vaksin Mulyani mengaku siap.
"Saya siap, saya selalu siap, itu demi kesehatan," kata Mulyani.
Bupati dua periode itu juga berpesan agar seluruh elemen masyarakat di Kabupaten Bersinar untuk menyukseskan dan mensosialisasikan program vaksinasi.
Paling Pertama Solo
Sebelumnya, di wilayah Karesidenen Surakarta, hanya Kota Solo yang baru mendapatkan Vaksin Covid-19 Sinovac.
Adapun Kota Bengawan menjadi yang pertama kalinya mendapatkan vaksin asal China sebanyak 10.609 dosis untuk tahap pertama, Selasa (12/1/2021) malam.
Kedatangan vaksin yang dikawal ketat polisi dari Pemprov Jateng di Semarang, disambut Wali Kota Solo FX Hadi Rudyatmo saat disimpan di UPT Instalasi Farmasi Dinas Kesehatan Kota (DKK) di Kelurahan Bumi, Kecamatan Laweyan.

Baca juga: BREAKING NEWS : Pertama di Karesidenan Surakarta, Vaksin Covid-19 Tiba di Solo, Dikawal Ketat Polisi
Baca juga: Total Ada 10.609 Dosis Vaksin Covid-19 Sinovac yang Tiba di Solo : Kamis 14 Januari Langsung Dipakai
Orang nomor satu di Kota Solo itu mengungkapkan, kedatangan vaksin Covid-19 ini sebagai upaya pemerintah untuk memberi perlindungan kepada masyarakat dari jeratan Corona.
"Nanti terutama untuk tenaga kesehatan (nakes) dan usia 18-59 tahun," jelas dia kepada TribunSolo.com.
Kepala DKK Solo Siti Wahyuningsih mengungkapkan, ada sebanyak 10.609 dosis Vaksin Covid-19 Sinovac yang tiba pada tahap pertama.
Selanjutnya, vaksin yang langsung disimpan ini, akan digunakan pada Kamis, 14 Januari 2021.
Dikatakan, vaksin diberikan kepada nakes di 33 fasilitas kesehatan (faskes).
"Nanti ada 17 puskesmas, 1 klinik Bhayangkara dan 14 rumah sakit," kata dia.
Nantinya secara teknis, nakes akan mendapatkan 2 kali dosis masing-masing 0.5 CC dengan jarak dosis 1 dan 2 selama 14 hari.
Target vaksin dari pemerintah ini sebanyak 70 persen penduduk mendapatkan vaksin agar ada kekebalan komunitas.
"Kalau sudah 70 persen penduduk nasional tervaksinasi nanti sudah terlindungi," jelas dia.
Efek Samping Vaksin
Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Penny Kusumastuti Lukito mengatakan, pihaknya memberikan izin penggunaan vaksin Covid-19 dari Sinovac.
Meski demikian, berdasarkan analisis terhadap hasil uji klinis vaksin, Sinovac tetap menimbulkan efek samping.
Baca juga: BPOM Resmi Keluarkan Izin Penggunaan Darurat Vaksin Sinovac
"Secara keseluruhan menunjukkan vaksin corona vax aman dengan kejadian efek samping yang ditimbulkan bersifat ringan hingga sedang," kata Kepala BPOM Penny Lukito dalam konferensi pers daring, Senin (11/1/2021).
Penny mengatakan, efek samping lokal yang ditimbulkan vaksin Sinovac berupa nyeri, iritasi, dan pembengkakan.
Sementara, efek samping sistemik berupa nyeri otot, fatigue, dan demam.
Kemudian, frekuensi efek samping dengan derajat berat berupa sakit kepala, gangguan di kulit atau diare yang dilaporkan hanya sekitar 0,1 sampai dengan 1 persen.
"Efek samping tersebut merupakan efek samping yang tidak berbahaya dan dapat pulih kembali sehingga secara keseluruhan kejadian efek samping ini juga dialami pada subjek yang mendapatkan plasebo," ujar Penny.
Baca juga: Begini Cara Kerja Vaksin Sinovac Melawan Virus Corona Setelah Diinjeksikan ke Tubuh
Selain melakukan analisis terhadap keamanan vaksin Sinovac, BPOM juga meneliti khasiat atau efikasi vaksin.
Hasilnya, vaksin Sinovac dinyatakan mampu membentuk antibodi di dalam tubuh dan mampu membunuh atau menetralkan virus (imunogenistias).
Penny mengatakan, hasil analisis terhadap uji klinis fase III di Bandung menunjukkan bahwa efikasi vaksin Sinovac sebesar 65,3 persen.
"Hasil tersebut sudah sesuai dengan persyaratan WHO di mana minimal efikasi vaksin adalah 50 persen," kata Penny.
Dengan mempertimbangkan keamanan dan efikasi vaksin, BPOM pun resmi menerbitkan izin penggunaan darurat atau emergency use authorization (EUA) bagi vaksin Sinovac.
"Pada hari ini, Senin tanggal 11 Januari 2021, Badan POM memberikan persetujuan penggunaan dalam kondisi emergency, emergency use authorization untuk vaksin Covid-19 yang pertama kali kepada vaksin Corona vax produksi Sinovac Biotech Incorporated yang bekerja sama dengan PT Bio Farma," kata Penny.
(Kompas)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Meski Dinyatakan Aman, Vaksin Covid-19 Sinovac Tetap Munculkan Efek Samping",