Berita Karanganyar Terbaru
Di Balik Menawannya Sumilir Ngargoyoso : Dulu Minim Pohon, Kini Menarik Wisatawan, Meski Ada Pandemi
Ikhtiar warga lereng Gunung Lawu untuk menjadikan wilayahnya hijau menawan untuk wisatawan akhirnya terwujud.
Penulis: Muhammad Irfan Al Amin | Editor: Asep Abdullah Rowi
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Muhammad Irfan Al Amin
TRIBUNSOLO.COM, KARANGANYAR - Ikhtiar warga lereng Gunung Lawu untuk menjadikan wilayahnya hijau menawan untuk wisatawan akhirnya terwujud.
Ya, kawasan itu bernama Lembah Sumilir yang dahulunya minim akan pepohonan, kini menjadi hijau dan rimbun kembali.
Letaknya ada di Dusun Milir RT 01 RW 14 Desa Kemuning, Kecamatan Ngargoyoso, Kabupaten Karanganyar.
Penghasilan tersebut didapat dari hasil retribusi wisata atas pengelolaan Lembah Sumilir yang semula hanya kebun teh kini menjadi area menarik untuk dikunjungi.
Baca juga: Kondisi Sekeluarga Mobilnya Masuk Jurang di Tawangmangu, Dirawat di Puskesmas, Lantas Pulang ke Solo
Baca juga: Warga Kembalikan Minuman Hasil Jarahan di Tawangmangu: Ada dalam Bentuk Uang, Karena Sudah Diminum
Agar pengelolaan Lembah Sumilir bisa berjalan profesional, para warga membentuk organisasi yang bernama Paguyuban Lembah Sumilir.
Paguyuban tersebut diketuai oleh Winarno (36) yang sehari-hari bekerja sebagai pekerja proyek.
Dia menceritakan bahwa pembangunan wisata Lembah Sumilir berhasil mendongkrak ekonomi warga setempat yang mayoritas bekerja sebagai buruh dan kuli proyek.
"Area wisata ini sudah ada sejak tahun 2016, dan dari sini kami bisa ada penghasilan tambahan dari segi parkir, warung hingga retribusi," katanya kepada TribunSolo.com, Minggu (31/1/2021).
Dirinya mengakui bahwa proses revitalisasi dari lembah yang hanya diisi oleh kebun teh hingga menjadi area wisata yang menarik dan terkenal di dunia Maya dilakukan dengan biaya swadaya.
"Kami iuran dari warga sendiri, tidak ada dana uluran dari pemerintah," ujarnya.
"Pemerintah hanya mengecek saja," imbuhnya.
Pihak paguyuban secara bergotong royong membangun beberapa spot selfie, area MCK, mushola hingga rumah Hobbit yang terinspirasi dari film barat.
"Kami riset dari internet bagaimana kebun pelosok desa ini, bisa masyhur di kalangan masyarakat," ungkapnya.
Baca juga: Daftar Harga Tiket Wahana dan Jam Operasional Objek Wisata Ndayu Park Sragen, Mulai Rp 5 Ribu
Baca juga: Pengunjung Objek Wisata di Klaten Sepi saat PSBB, Rata-rata Hanya Ada 80 Pengunjung Per Hari
Dalam masa perjalanan mengelola area wisata itu, Winarno banyak mengalami asam garam.