Berita Karanganyar Terbaru
Hari Pertama Gerakan Jateng di Rumah Saja, Tawangmangu Diselimuti Kabut Tebal, Jarak Pandang 5 Meter
Memasuki hari pertama program Jateng di Rumah Saja pada Sabtu (6/2/2021), suasana area wisata Kecamatan Tawangmangu dipenuhi kabut. Akibatnya jarak pa
Penulis: Muhammad Irfan Al Amin | Editor: Agil Trisetiawan
Laporan Wartawan Tribunsolo.com, Muhammad Irfan Al Amin
TRIBUNSOLO.COM, KARANGANYAR - Memasuki hari pertama program Jateng di Rumah Saja pada Sabtu (6/2/2021), suasana area wisata Kecamatan Tawangmangu dipenuhi kabut.
Akibatnya jarak pandang di sekitar jalan hanya 5 meter saja.
Sehingga para pengendara baik roda dua maupun roda empat melambatkan laju kecepatan mereka.
Menurut salah seorang warga yang tinggal di kawasan Cemoro Kandang, Radit Sumanto (32), kabut tersebut telah muncul sejak Jumat (5/2/2021) lalu.
"Sudah dari Jumat kemarin, dan bisa seharian kabut ini," katanya.
"Hanya kabut saja dan membuat suasana sekitar menjadi seperti hujan padahal itu embun," imbuhnya.
• Kondisi Sekeluarga Mobilnya Masuk Jurang di Tawangmangu, Dirawat di Puskesmas, Lantas Pulang ke Solo
• Ratusan Pedagang Tutup Lapak Hari Pertama Jateng di Rumah Saja, Pasar Tawangmangu Sepi dan Sunyi
• Heboh Pasar di Karanganyar Tutup 2 Hari : Bukan karena Jateng di Rumah Saja, Tapi Pedagang Positif
• Pasar di Karanganyar Boleh Buka Tapi Sepi Pembeli, Pedagang Sebut Omset Turun Jutaan Rupiah
Dirinya yang juga bekerja sebagai tukang parkir meminta kepada pengendara atau wisatawan yang melintas untuk hati-hati apabila melintas di sepanjang jalan Tawangmangu itu.
"Pelan-pelan saja karena kondisi sekitar hampir sama sekali tidak terlihat," imbuhnya.
Camat Tawangmangu, Rusdiyanto, juga menambahkan bahwa selain akibat program Jateng di Rumah Saja, wilayahnya mengalami penurunan kunjungan juga karena tebalnya kabut yang menyelimuti.
"Sebenarnya tidak ada larangan untuk berwisata, namun karena ada surat edaran dan juga cuaca kabut tebal yang membuat wisatawan jadi enggan," jelasnya.

Pasar Tawangmangu Sepi
Kebijakan Jateng di Rumah Saja yang dimulai sejak Sabtu (6/2/2021) berdampak signifikan pada area wisata Tawangmangu di Karanganyar.
Salah satu area yang paling terdampak adalah Pasar Tawangmangu yang mengalami penurunan pengunjung.
Penurunan pembeli tersebut dikeluhkan oleh sejumlah pedagang di pasar tersebut.
Salah satunya oleh pedagang buah-buahan dan oleh-oleh, Supriyani (41) yang mengeluhkan penurunan omset dagangannya.
Dirinya menyebut pada hari biasa, omset dagangannya bisa mencapai jutaan rupiah.
"Kalau hari biasa saya bisa meraih omset hingga Rp 3 juta dalam sehari," katanya.
"Namun hari ini sepertinya jauh dari angka itu, dari tadi masih sepi yang beli," ungkapnya.
• Heboh Pasar di Karanganyar Tutup 2 Hari : Bukan karena Jateng di Rumah Saja, Tapi Pedagang Positif
• Sabtu-Minggu Aksi Jateng di Rumah Saja, Bupati Karanganyar Ingatkan PPKM Tetap Berlaku, Tak Lenyap
• Detik-detik PN Karanganyar Ricuh, Gas Air Mata Bikin Ratusan Pesilat PSHT Lari Tunggang Langgang
• Lihat Ratusan Massa PSHT vs Polisi Bentrok, Warga Karanganyar Ketakutan, Langsung Tutup Pintu
Supriyani berkilah bahwa dirinya berjualan bukan karena ada unsur membandel dengan anjuran pemerintah untuk di rumah saja.
Namun demi memenuhi kebutuhan sehari-hari yang terus berjalan.
"Kalau saya di rumah saja, kebutuhan hidup keluarga siapa yang memenuhi, kan tidak ada subsidi," keluhnya.
Sebelumnya Bupati Karanganyar, Juliyatmono menyatakan bahwa tidak mewajibkan para pelaku usaha untuk menutup tokonya selama masa Jateng di Rumah Saja.
"Itu hukumnya sunah muakad," kata Juliyatmono.

Memilih Tutup
Ratusan pedagang Pasar Tawangmangu pilih tutup lapak saat hari pertama gerakan 'Jateng di Rumah Saja', Sabtu (6/2/2021).
Pantauan TribunSolo.com di pasar yang berada di Kecamatan Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar itu bak pasar mati karena di sebagian besar lorong tak ada orang satu pun.
Hanya barang-barang pedagang yang ditutup kain atau terpal.
Meskipun ada sebagian kecil masih membuka lapaknya, sehingga terlihat kesibukan meski tak seramai pada hari-hari biasanya.
Menurut Lurah Pasar Tawangmangu, Satoto, hanya 25 persen pedagang yang berdagang pada hari Sabtu (6/2/2021) ini.
"Jumlah pedagang di Pasar Tawangmangu ada 900 orang dan hanya 25 persen yang membuka lapaknya," katanya kepada TribunSolo.com.
Para pedagang sendiri beroperasi sejak subuh hingga sore hari.
"Kalau pedagang di dalam pasar dari jam 5 subuh hingga menjelang maghrib, namun untuk sayur 24 jam," tuturnya.
• Operasi Besar-besaran Jateng di Rumah Saja, Petugas Klaten Cokok Pelanggar & Peringatkan EO Nikahan
• Gandeng Superhero dan Bagikan Jamu, Muspika Sukoharjo Sosialisasikan Gerakan Jateng di Rumah Saja
Menurut Satoto para pedagang banyak yang memilih untuk libur semenjak ada kebijakan yang dicetuskan oleh Gubernur Jawa Tengah tersebut.
"Banyak warga yang sudah menerima surat edaran melalui media sosial atau pesan berantai," terangnya.
"Walaupun dari pihak Pemkab Karanganyar sendiri tidak bada larangan untuk tetap berdagang," ujarnya.

Akibat pedagang banyak yang mengambil libur, situasi pasar juga menjadi sepi dan lengang.
Padahal pada hari akhir pekan, Pasar Tawangmangu selalu dipadati oleh pembeli dari dalam dan luar Karanganyar.
Hal itu dikarenakan, Pasar Tawangmangu tidak hanya menjajakan aneka barang keseharian namun juga oleh-oleh khas daerah. (*)