Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Berita KlatenTerbaru

Dua Pos Dana Kebencanaan Disiapkan Pemkab Klaten, Nilainya Capai Rp 16 Milyar

Pemkab Klaten siapkan Dana Siap Pakai (DSP) dan Belanja Tidak Terduga (BTT) dengan total belasan Miliar Rupiah. Untuk BTT, Pemkab Klaten menyiapkan Rp

Penulis: Mardon Widiyanto | Editor: Agil Trisetiawan
TribunSolo.com/ Mardon Widiyanto
Bupati Klaten, Sri Mulyani saat ditemui di kantornya, Selasa (2/1/2021). 

Peristiwa jebolnya tanggul sungai Birin itu merupakan kejadian kedua, setelah beberapa puluh tahun silam.

Menurut keterangan Kepala Desa (Kades) Pasu, Budi Hartono, kejadian pertama terjadi saat Indonesia masih masa penjajahan.

"Dulu pernah jebol. Menurut cerita orang tua saya kejadiannya sebelum Indonesia merdeka," Minggu (7/2/2021).

Cerita 125 Warga Klaten Terdampak Sungai Birin Jebol, Ada yang Naik Atap Selamatkan Anak

Klaten Bak Kota Mati, Malam Minggu di Alun-alun Sepi saat Gerakan Jateng di Rumah Saja

Update Corona di Klaten saat Gerakan Jateng di Rumah Saja Hari Pertama, Tambah 70 Kasus Baru

Protes Anak Kost di Klaten Soal Gerakan Jateng di Rumah Saja: Bikin Pola Makan Terganggu

Dan setelah sekian puluh tahun berlalu, tanggul tersebut kembali jebol hingga membuat warga panik.

Budi mengatakan, air sungai yang menggenangi pemukiman warga berlangsung bergitu cepat.

Hingga membuat warga panik, dan berlarian menyelamatkan diri.

"Ada warga kami yang naik ke atas genteng untuk menyelamatkan diri," ucapnya.

Ketinggian air saat terjadi banjir kemarin mencapai leher orang dewasa.

"Alhamdulillah, saat ini air sudah mulai surut, kini tinggal 10 sentimeter saja," ujarnya.

Relawan membersihkan gorong-gorong yang tersumbat, Desa Pasu, Kecamatan Wedi, Kabupaten Klaten, Minggu (7/2/2021)
Relawan membersihkan gorong-gorong yang tersumbat, Desa Pasu, Kecamatan Wedi, Kabupaten Klaten, Minggu (7/2/2021) (Tribunsolo.com/Mardon Widiyanto)

Tanggul yang jebol sepanjang 12 meter, yang membuat 125 warga di Dukuh Mawan di 3 RT.

"Yang terdampak 125 warga, di dukuh Mawan RT 6,7,8, kerugian ditaksir Rp 2 miliar dan dampak tanggul jebol ke 7 desa juga terendam," kata Budi.

"Dalam teknik mengungsi, warga telah ditempatkan di beberapa tempat, hal ini agar mencegah persebaran Covid-19," tambahnya

Selain itu, kawasan Desa Pasu itu juga menjadi langganan banjir ketika hujan datang.

Namun, banjir kemarin merupakan banjir terparah, karena menyebabkan warga hingga mengungsi.

"Biasanya, banjirnya cuma disebabkan luapan air sungai saya, bukan karena tanggul jebol," tandasnya. 

Sumber: TribunSolo.com
Halaman 3 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved