Berita Solo Terbaru
Klaten Bak Kota Mati, Malam Minggu di Alun-alun Sepi saat Gerakan Jateng di Rumah Saja
Suasana Alun-alun Klaten tampak sepi bak kota mati pada Sabtu (6/2/2021) malam.Hal tersebut dampak dari kebijakan Jateng di Rumah Saja.
Penulis: Mardon Widiyanto | Editor: Ryantono Puji Santoso
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Mardon Widiyanto
TRIBUNSOLO.COM, KLATEN - Suasana Alun-alun Klaten tampak sepi bak kota mati pada Sabtu (6/2/2021) malam.
Hal tersebut dampak dari kebijakan Jateng di Rumah Saja dan Wiwit Jam Songo Ora Lunga.
Pantauan TribunSolo.com di Alun-alun Klaten pukul 21.00 WIB, nampak beberapa pedagang yang sedang membereskan barang dagangannya.
• Kumpulan Peristiwa Gerakan Jateng di Rumah Saja : Emak-emak Senam Boleh, Pernikahan Dibubarkan
• Update Corona di Klaten saat Gerakan Jateng di Rumah Saja Hari Pertama, Tambah 70 Kasus Baru
Tidak ada aktivitas warga di lokasi tersebut, padahal biasanya saat malam minggu Alun-alun selalu ramai.
Para pedagang terlihat mengemas-mengemas barangnya untuk dibawa kembali pulang.
Selain itu, ada juga wahana permainan anak yang diselimuti kain di sekitar Alun-alun.
Mulai dari Komudi Putar, Kereta Mini, hingga kolam bola diletakan begitu saja oleh sang pemilik.
• Ratusan Pedagang Tutup Lapak Hari Pertama Jateng di Rumah Saja, Pasar Tawangmangu Sepi dan Sunyi
Berdasarkan informasi yang dihimpun TribunSolo.com, operasi dilaksanakan mulai pukul 20.30 WIB di Alun-alun Klaten.
Setelah melakukan operasi di Alun-alun hingga pukul 21.00 WIB, tim Satgas PP Covid-19 Klaten melakukan operasi patroli ke jalanan Kabupaten Klaten.
Protes Makan Tidak Teratur
Sejumlah masyarakat yang Indekost di Kabupaten Klaten keberatan dengan pemberlakuan Gerakan Jateng di Rumah Saja.
Salah satunya adalah Wahyudi Kurniawan (33), salah satu penghuni kost di kawasan Desa Karanganom, Kecamatan Klaten Utara.
Menurutnya, dengan diberlakukannya Gerakan Jateng di Rumah Saja dan Wiwit Jam Songo Begi Ora Lungo akan menyusahkan dirinya saat di kost.
Sebab, kalau anak kost kelaparan, kebanyakan akan cari makan di luar, karena mereka tidak memasak sendiri. Atau tidak semua kost memiliki daput.
"Kalau masalah peraturan itu bagi saya kecewa, kami merasa keputusan ini memberatkan kami," ucap Wahyudi, Sabtu (6/2/2021).
• Operasi Besar-besaran Jateng di Rumah Saja, Petugas Klaten Cokok Pelanggar & Peringatkan EO Nikahan
• Pasar di Klaten Sepi saat Jateng di Rumah Saja, Ternyata Pembeli Sudah Jauh Hari Borong Sembako
• Biasanya Ramai, Jalanan Pusat Kota di Klaten Sepi Hari Pertama Jateng di Rumah Saja, Ini Potretnya
• Catat! Segala Jenis Objek Wisata di Klaten Tutup saat Jateng di Rumah Saja, Ini Aturan Lengkapnya
Sehingga dengan program Gerakan Jateng di Rumah Saja dan Wiwit Jam Songo Begi Ora Lungo, dia sangat kecewa dengan pemangku kebijakan.
Ia mengaku, masyarakat di sekitar Karanganom sudah menyadari pentingnya Protokol Kesehatan.
Selain itu, aturan yang ditetapkan saat ini membuat pola makannya menjadi terganggu.
"Saya biasa makan diatas pukul 21.00 WIB, kalau diberlakukan, pola makan saya jadi terganggu, " kata Wahyudi.
"Saran saya, lebih baik tidak diberlakukan pembatasan jam operasional bagi pedagang, lebih baik diberikan makanan dan vitamin seperti dulu," sarannya.
Operasi Yustisi di Klaten
Petugas gabungan operasi besar-besaran saat hari pertama 'Jateng di Rumah Saja', Sabtu (6/2/2021).
Hasilnya, menurut Plt Kepala Satpol PP Kabupaten Klaten, Rabiman ada dua jenis pelanggar mulai dari warga tak pakai masker hingga acara di pesta nikah.
"Kami telah melakukan operasi di dua acara hajatan serta 3 pasar, dan kami menemukan 1 acara hajatan dan 2 orang yang melanggar prokes," terang dia kepada TribunSolo.com.
Dalam temuannya tersebut, untuk acara hajatan yang melanggar prokes berada di salah satu gedung pertemuan di kecamatan.
• Ratusan Pedagang Tutup Lapak Hari Pertama Jateng di Rumah Saja, Pasar Tawangmangu Sepi dan Sunyi
• Pasar di Klaten Sepi saat Jateng di Rumah Saja, Ternyata Pembeli Sudah Jauh Hari Borong Sembako
Sedangkan acara hajatan di gedung pertemuan lainnya setelah dicek, tidak ada pelanggaran prokes disana.
Sementara itu 2 orang yang melanggar prokes dengan tidak memakai masker, ada di Pasar Gayamprit dan Pasar Basin.
"Untuk dua orang yang melanggar prokes kami kenakan sanksi sosial dan untuk acara hajatan, kami telah memberikan peringatan kepada EO penyelenggara," ucapnya.
Kemudian Rabiman mengungkapkan kondisi di Pasar Karangnongko sangat ramai.
Meskipun begitu, di pasar tersebut hanya berikan himbauan agar tetap menerapkan prokes.
"Langkah kami untuk menghimbau prokes serta membagikan masker bagi pedagang dan masyarakat yang melintas di pasar itu," ucapnya.
Adapun yang terlibat dalam operai yakni dari unsur Polri 20 personel, TNI 9 personel, Satpol PP 7 petugas, Dishub 5 petigas dan Orari 17 petugas.
"Tim menyisir 1 gedung pertemuan di tim 2 menyisir 3 pasar yaitu, Pasar Gayamprit, Basin dan Karangnongko," jelasnya. (*)