Berita Karanganyar Terbaru
Demi Bayar Gaji & Listrik, Pemilik Hotel Kelas Melati di Tawangmangu Pasrah, Akhirnya Gadaikan Aset
Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Karanganyar pasrah tidak bisa berharap banyak pemasukkannya terkerek.
Penulis: Muhammad Irfan Al Amin | Editor: Asep Abdullah Rowi
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Muhammad Irfan Al Amin
TRIBUNSOLO.COM, KARANGANYAR - Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Karanganyar pasrah tidak bisa berharap banyak pemasukkannya terkerek.
Menurut Penasehat PHRI Karanganyar, Karwadi, jumlah pengunjung yang terus merosot itu juga disebabkan oleh aturan penyekatan yang diberikan pemerintah kepada masyarakat.
"Ada PSBB, terus PPKM, sekarang dibuat skala mikro, semuanya tetap berpengaruh ke usaha penginapan dan perhotelan," katanya kepada TribunSolo.com pada Jumat (12/2/2021).
"Kami sudah hampir putus asa, jadi pasrah saja," imbuhnya.
• Wisatawan di Tawangmangu Membludak, Tapi Hotel dan Homestay Merana, Nyaris Tak Ada Pengunjung Datang
• Long Weekend, Kawasan Tawangmangu Ditutup kabut Tebal, Jarak Pandang Berkendara Cuma 5 Meter
"Meskipun libur panjang, namun tak berdampak banyak ke jumlah pengunjung, sama saja," tambahnya lagi.
Dirinya menambahkan, bahwasanya banyak pengusaha hotel yang masih bisa membawa rombongan tamu dalam jumlah besar, namun hal itu urung dilakukan karena takut melanggar aturan.
"Sebenarnya masih ada rombongan yang mau datang kalau kita giatkan lagi promosi, tapi karena ada banyak aturan pembatasan jadi kita minimalisir saja daripada nanti harus berurusan hukum," ujarnya.
Bahkan karena semakin terdesak dengan biaya operasional yang terus berjalan banyak pengusaha hotel dan penginapan yang menggadaikan sertifikat aset mereka.
"Kasihan pengusaha penginapan melati, banyak yang harus menggadaikan aset supaya bisa menggaji karyawan dan membayar listrik," terangnya.
"Sebagian besar mereka juga penduduk lokal yang harus bertahan hidup di tengah usaha wisata yang lesu," tuturnya.
Tak Ada yang Menginap
Meski arus lalu lintas di dataran tinggi Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar membludak saat libur panjang Imlek tetapi hotel dan homestay sepi, Jumat (12/2/2021).
Menurut Penasehat Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Karanganyar, Karwadi, tidak ada dampak signifikan yang bisa dihasilkan dari adanya libur panjang.
"Masih sama saja, hotel dan penginapan sepi," katanya kepada TribunSolo.com.
Dirinya juga merasa prihatin dengan penginapan hotel kelas melati yang sangat sepi dan nyaris tak ada pengunjung.
"Hotel melati notabene milik penduduk lokal, dan hanya terisi satu atau dua kamar saja," ungkapnya.
• Libur Panjang Imlek, Arus Lalu Lintas di Sukoharjo & Wonogiri Tak Membludak, Juga Tak Ada Penyekatan
• Long Weekend, Kawasan Tawangmangu Ditutup kabut Tebal, Jarak Pandang Berkendara Cuma 5 Meter
"Kalau hotel bintang hanya 20 persen dari total kapasitas, jadi untuk mennutup biaya operasional sudah sangat mepet," imbuhnya.
Karwadi menilai keramaian jalanan tidak berdampak banyak pada usaha wisata secara keseluruhan.
"Kalau kita lihat lalu lintas memang ramai, tapi sebagian besar memilih hanya ngopi di kafe atau area kuliner yang singkat dan bisa langsung pulang," ujarnya.
Karwadi berkesimpulan bahwa banyak masyarakat yang memilih wisata singkat karena efek Surat Edaran (SE) yang melarang ASN untuk pergi ke luar kota.
"Adanya pelarangan dan pembatasan di tengah libur panjang tentu sangat berdampak sekali ke ekonomi perhotelan," jelasnya.
Jalanan Ramai
Masa libur panjang kembali dinikmati warga masyarakat pada pekan ini.
Masa tersebut diawali dengan libur hari raya Imlek pada 12 Februari 2021.
Warga diprediksi memanfaatkan masa libur panjang itu untuk mengunjungi sejumlah objek wisata.
Kawasan Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar menjadi satu diantara yang menjadi jujukan.
• Wisata Merana karena Pandemi Corona, Banyak Hotel di Tawangmangu Digadaikan Demi Bisa Bernapas
• Kesaksian Warga Tawangmangu, Ada Pak Parkir Rela Pasang Badan, saat Motor Emak-emak Alami Rem Blong
Dari pantauan TribunSolo.com, kawasan tersebut terpantau ramai.
Sejumlah kemacetan terlihat di beberapa ruas jalan, seperti di depan Pasar Tawangmangu dan di area Pujasera dekat Bundaran HI Tawangmangu.
Munculnya keramaian ini disebabkan oleh libur panjang tahun baru Imlek yang bersambung dengan akhir pekan.
Terlihat pula banyak kendaraan dengan nomor polisi dari luar kota yang ikut naik ke Tawangmangu.
Meskipun di Tawangmangu tidak ada perayaan khusus untuk Imlek namun antusias masyarakat cukup tinggi dengan wisata alamnya.
Sebelumnya juga telah dikeluarkan Surat Edaran Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia 4/2021 tentang Pembatasan Kegiatan Bepergian Ke Luar Daerah.
SE ini ditujukan bagi Pegawai Aparatur Sipil Negara selama libur Imlek 2572.
Namun surat itu masih belum menyurutkan keinginan warga untuk berwisata di Tawangmangu. (*)