Bus vs Motor di Sukoharjo
Isak Tangis Pecah, saat Pemakaman Jenazah Siswi SMP di Sukoharjo yang Tertabrak Bus Agra Mas
Ayah korban, Wahyudi mengantar kepergian anak sulungnya menuju ke peristirahatan yang terakhir.
Penulis: Adi Surya Samodra | Editor: Asep Abdullah Rowi
"Bapaknya korban dulu itu bekerja sebagai sopir, tapi sekarang sudah tidak," ungkap Saeran kepada TribunSolo.com menjelan pemakaman, Sabtu (20/2/2021).
"Kini jualan kaki lima kentucky. Itu baru jalan 2 sampai 3 bulanan ini. Itu karena menganggur selama pandemi," tambahnya.
Korban, kata Saeran, sering membantu Wahyudi menyiapkan keperluan jualan sejak subuh menjelang.
Terlebih, sekolah korban saat ini masih menerapkan pembelajaran daring selama pandemi Covid-19.
Maka lanjut dia, kepergian korban menjadi duka mendalam bagi keluarganya.
"Setiap pukul 04.00 WIB bangun bantu bapaknya. Ibunya saat ini kerja di sebuah pabrik," kata dia.
Setelah semua siap, korban dan Wahyudi langsung berangkat menuju lokasi jualan di kawasan Kecamatan Nguter, Kabupaten Sukoharjo.
Mereka berangkat berboncengan naik sepeda motor dari rumahnya Kampung Katen.
"Jauhnya kurang lebih 15 kilometer. Naik sepeda motor boncengan sama bapaknya. Kalau gerobak ditinggal di sana," ucap Saeran.
Saeran menyampaikan keluarga begitu terpukul dengan insiden maut yang merenggut nyawa Deviena.
"Rasanya kehilangan sekali. Dia masih punya adik dua masih kecil-kecil," ujarnya.