Viral Burung Jalak Tuntun Pendaki yang Tersesat di Gunung Lawu, Mitos Atau Fakta? Ini Kata Relawan
Fenomena pendaki Gunung Lawu yang tersesat, kemudian dituntun burung Jalak viral media sosial.
Penulis: Muhammad Irfan Al Amin | Editor: Asep Abdullah Rowi
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Muhammad Irfan Al Amin
TRIBUNSOLO.COM, KARANGANYAR - Fenomena pendaki Gunung Lawu yang tersesat, kemudian dituntun burung Jalak viral media sosial.
Ada yang mengaitkan dengan hal-hal mistik, ada juga yang berpikiran realistis jika Jalak penunjuk jalan hanya kebetulan.
Lantas, bagaimana sebenernya fenomena tersebut?
Menurut Arief Sukro Yulianto, sosok yang selama ini malang melintang di gunung yang berada di Kabupaten Karanganyar, kejadian tersebut sering dialami pendaki.
Arief yang juga Komandan Markas SAR Karanganyar bahkan menganggap hal itu lazim terjadi di gunung yang selama ini terawat.
Baca juga: Heboh 4 Pendaki di Gunung Lawu Tak Ada Kabar, Harusnya Sudah Turun, Disebut Imbas Cuaca Ekstrem
Baca juga: Tak Hanya Hamparan Kabun Teh, Ada Rumah Hobbit di Kaki Gunung Lawu, Wisata Desa Serasa di Eropa
Bahkan dia mengisahkan sempat mengalami hal serupa saat mendaki Lawu.
"Saya juga sempat mengalami hal serupa," katanya kepada TribunSolo.com, Sabtu (20/2/2021).
"Bedanya ketika itu saya sedang mendaki dari pos 3 menuju pos 4 melalui Cemoro Kandang," imbuhnya.
Maka lanjut dia, fenomena pendaki bertemu burung jalak Lawu merupakan hal biasa.
Apalagi jika memang ada yang merasa tersesat.
"Biasa saja, tapi terkadang suka menghubungkannya dengan mitos," ungkap dia.
Walaupun demikian, Arief berharap para pendaki tidak mengandalkan keberadaan Lalak Lawu saat naik maupun turun.
"Sudah fokus saja pada jalur pendakian, sehingga tidak terjadi potensi tersesat," aku dia.
Jumlah Pendaki
Sebelumnya, Mmomen libur panjang pekan ini tidak berdampak terhadap jumlah pendaki Gunung Lawu, termasuk melalui pos pendakian Cemoro Kandang.
Hal ini terlihat dari sepinya pos pendakian Cemoro Kandang yang tak banyak jumlah pendaki berkunjung.
Menurut salah seorang penjaga pos pendakian Cemoro Kandang, Bambang Wirawan, hanya ada belasan orang yang mendaki pada libur panjang ini.
"Hari cuma ada 13 orang yang mendaki," katanya kepada TribunSolo pada Jumat (12/2/2021).
"Itu terbagi , 5 orang Sidoarjo dan 7 dari Nganjuk, dan 1 orang dari Jakarta," imbuhnya.
• Long Weekend Solo, Lalu Lintas Ramai Lancar, Kendaraan Luar Kota Mulai Masuk : Ada yang dari Jakarta
• Long Weekend, Kawasan Tawangmangu Ditutup kabut Tebal, Jarak Pandang Berkendara Cuma 5 Meter
Dirinya menambahkan selama masa pandemi ditambah musim penghujan yang cukup deras menyebabkan jumlah pendaki akan selalu dibawah 50 orang.
"Akan ramai mungkin di bulan Juni, saat kemarau tiba dan jalanan pendakian mulai kering dan bisa ditapaki," ujarnya.
Dalam pantauan TribunSolo jalanan di Tawangmangu cukup diramaikan oleh kendaraan baik roda dua dan empat.
Namun mayoritas dari mereka memilih untuk mampir ke area wisata kafe dan rumah makan yang bisa dinikmati dalam tempo singkat. (*)