Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Berita Solo Terbaru

Keluhan Orang Tua di Solo: Anak-anak Boleh Masuk Tempat Wisata, Tapi Tidak Boleh Masuk Sekolah

PPKM Mikro ini melonggaran tempat wisata untuk dikunjungi anak-anak di atas usia lima tahun. Namunm hal ini membuat orang tua merasa aneh, karena seko

Penulis: Adi Surya Samodra | Editor: Agil Trisetiawan
TribunSolo.com/Ilham
Simulasi pengunjung di Taman Satwa Taru Jurug (TSTJ), Minggu (7/6/2020). 

Direktur Utama TSTJ Solo, Bimo Wahyu Widodo Dasir Santosa mengatakan, kini rata-rata pengunjung lebih dari 200 orang, khususnya saat akhir pekan.

"Khusus hari Minggu, Minggu kemarin jumlahnya 114 pengunjung. Ini tadi pukul 14.00 WIB, jumlahnya 250 pengunjung," kata Bimo, Minggu (21/2/2021).

Baca juga: Kunjungi Pasar Gede Solo, Dimas Beck Tampil Pakai Kemeja dan Celana Pendek: Katanya Enak

Baca juga: Wujudkan Energi Bersih dan Galakkan Transportasi Massal, PLN Penuhi Listrik KRL Jogja-Solo

Baca juga: Banjir Kepung Ibu Kota, Perjalanan KA Bengawan dan Dwipangga ke Solo Terganggu

Baca juga: Kena Razia Knalpot Brong di Solo, Belasan Pengendara Motor Gigit Jari: Kendaraan Disita Polisi

Sementara hari biasa, Bimo mengatakan juga terjadi peningkatan dibanding sebelum penerapan PPKM Mikro.

Rata-rata pengunjung TSTJ per hari saat itu hanya sebanyak 20 orang.

"Setelah anak usia 5 tahun ke atas boleh masuk, rata-rata di luar hari Minggu sebanyak 50 orang," tutur Bimo.

Meski mengalami peningkatan, protokoler kesehatan tetap dijalankan secara ketat.

Pengunjung yang masuk tetap harus cuci tangan dan melewati pengecekan terlebih dulu sebelum akhirnya masuk.

"Jadi tidak perlu takut ke TSTJ. Bagi yang tidak bawa masker dan memerlukan face shield kita siapkan," ucap Bimo.

Petugas Taman Satwa Taru Jurug (TSTJ) Solo mengecek suhu pengunjung di depan pintu masuk, Minggu (27/12/2020).
Petugas Taman Satwa Taru Jurug (TSTJ) Solo mengecek suhu pengunjung di depan pintu masuk, Minggu (27/12/2020). (TribunSolo.com/Adi Surya)

Pembelajaran Jarak Jauh Tak Efektif

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan ( Kemendikbud) mengakui pembelajaran jarak jauh ( PJJ) yang sudah berlangsung selama pandemi Covid-19 telah menurunkan kualitas belajar siswa.

Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah Kemendikbud, Jumeri mengatakan, hal itu disebabkan materi pelajaran yang diberikan pada saat PJJ tidak sebanyak pada sekolah tatap muka.

"Secara akademis tentu ada penurunan hasil belajar siswa karena bagaiamanapun guru-guru kita memberikan materi tentu total materinya jauh di bawah situasi normal ketika anak-anak itu belajar tatap muka," kata Jumeri dalam sebuah diskusi yang disiarkan akun Youtube MNC Trijaya, Sabtu (23/1/2021).

Jumeri mengakui, materi pelajaran yang diberikan guru kadang-kadang belum tentu dapat dipahami murid saat belajar tatap muka di sekolah. "Apalagi ini, jarak jauh," ujar Jumeri.

Selain itu, Jumeri menyebut sistem PJJ membutuhkan peran serta orangtua, keluarga, dan lingkungan sekitar murid.

Namun, kadang-kadang orangtua murid tidak dapat berperan banyak karena memiliki keterbatasan seperti harus bekerja atau tidak mampu membimbing anaknya belajar pada materi-materi pelajaran tertentu.

Halaman
1234
Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved