Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Berita Sragen Terbaru

Ikrar Setia Kader Demokrat Sragen kepada AHY sebagai Ketum yang Sah, Jempol Berdarah Jadi Saksi

Inilah ikrar setia Kader Partai Demokrat Sragen untuk Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebagai ketua umum Demokrat yang sah.

Penulis: Rahmat Jiwandono | Editor: Hanang Yuwono
TribunSolo.Com/Rahmat Jiwandono
Kader Partai Demokrat Sragen menolak hasil Kongres Luar Biasa (KLB) di Deli Serdang, Sumatera Utara. Mereka membubuhkan cap darah lambang kesetiaan AHY. 

Terlebih, sebuah partai memiliki mekanisme penyelesaian masalahnya sendiri, termasuk Partai Demokrat. 

Baca juga: Komentar Ketua DPC Demokrat Solo Soal KLB: Penunjukan Ketum Moeldoko Bentuk Penggembosan Partai

"Konflik partai tidak ada hubungan dengan pemerintah dan negara. Partai itu kan di luar pemerintah," ucap Agus. 

Menurut Agus, apabila pemerintah ikut cawe-cawe dalam konflik internal Demokrat, rasa ketidakadilan itu begitu kentara. 

"Pemerintah tidak adil, semua aspek diurusin. Proporsional saja. Kalau tidak ada laporan, pemerintah tidak boleh ngapa-ngapain," ujar dia. 

"Apabila memihak salah satu bisa berbahaya dan memperkeruh konflik," tambahnya.

Fakta KLB Partai Demokrat

Mantan Panglima TNI Jendera (Purn) Moeldoko diputuskan menjadi Ketua Umum Partai Demokrat versi Kongres Luar Biasa (KLB) Sibolangit.

Sejak awal acara ini berlangsung panas, bentrokan mewarnai KLB yang masih menjadi polemik di internal tubuh Partai Demokrat tersebut.

Baca juga: Pidato Moeldoko Usai Jadi Ketua Umum Partai Demokrat Versi KLB: KLB Ini Konstitusional

Sebelum kemudian KLB akhirnya memilih Moeldoko sebagai Ketua Umum Demokrat yang menyaingi Ketua Umum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).

Melansir Kompas TV, dalam pidatonya Moeldoko menyebut KLB telah sesuai AD/ART Partai Demokrat.

Berikut sejumlah fakta dari KLB Demokrat di Sibolangit:

1. Bentrok sebelum kongres

Sebelum KLB berlangsung, terjadi bentrokan di luar hotel antara pendukung KLB dengan massa yang dipimpin Ketua DPD Demokrat Sumut Herri Zulkarnain.

Dikutip dari Tribun Medan, massa pendukung KLB yang mengetahui keberadaan massa Herri Zulkarnain langsung keluar dari hotel.

Saat diminta membubarkan diri, Herri dan massanya melawan dengan menendang pembatas besi di SPBU.

Sumber: TribunSolo.com
Halaman 3 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved