Berita Solo Terbaru
Daftar Lengkap Harga Cabai di Solo : Paling Murah Cabai Hijau, Paling Fantastis Cabai Rawit Merah
Kenaikan harga cabai berbagai jenis di beberapa daerah membuat para pedagang dan pembeli cabai mengeluh.
Penulis: Azfar Muhammad | Editor: Asep Abdullah Rowi
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Azhfar Muhammad Robbani
TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Kenaikan harga cabai berbagai jenis di beberapa daerah membuat para pedagang dan pembeli cabai mengeluh.
Tak terkecuali di Pasar Induk Legi, Kecamatan Banjaran, Kota Solo.
Harga cabai terus mengalami kenaikan di pasaran.
Terutama pada jenis cabai rawit merah yang kini kisaran harganya mencapai Rp 100.000.
Penjual cabai Sarti Uni (43) mengatakan, meskipun pasokan cabai rawit harga pasaran mahal, tapi harga cabai lainnya termasuk normal dan stabil.
“Walaupun rawit mahal tapi ada aja mas pembeli setiap harinya,” jelas dia kepada TribunSolo.com, Rabu (10/3/2021).
Baca juga: Cerita Pedagang di Solo, Tak Untung Meski Cabai Rawit Merah Naik 300 Persen, Pembeli Melorot
Baca juga: Ciri-ciri Maling Cabai di Warung Makan Ayam Langganan Jokowi di Sukoharjo, Pakai Celana Pendek
Update harga cabai di Pasar Induk Legi, Kecamatan Banjarsari, Solo :
- Cabai merah besar Rp 25.000 per kg
- Cabai hijau besar Rp 20.000 per kg
- Cabai merah keriting Rp 40.000 per kg
- Cabai hijau keriting Rp 25.000 per kg
- Cabai rawit putih Rp 30.000 per kg
- Cabai rawit merah Rp 100.000 per kg
- Cabai rawit hijau Rp 45.000 per kg
Pedagang Pasrah
Pedagang cabai di Pasar Legi Solo hanya bisa pasrah kebingungan harga tetap melambung dalam sebulan ini.
Dari harga normal yang dibandrol Rp 30 ribu per kg, saat ini harga cabai berjenis rawit merah tembus Rp 100 ribu per kg.
Pedagang, Sri Lestasi (50 tahun) memaparkan mulai terasa mencekik harga cabai di akhir-akhir minggu ini.
“Pagi ini harga cabai sampai di angka seratus ribu perkilo, tapi itu tak menentu kemarin sempat Rp 95 ribu bahkan tergantung barangnya,” ujar dia kepada TribunSolo.com.
Baca juga: Ciri-ciri Maling Cabai di Warung Makan Ayam Langganan Jokowi di Sukoharjo, Pakai Celana Pendek
Baca juga: Viral di Sukoharjo, Maling Cabai Pakai Mobil, Ternyata di Warung Ayam Mbah Karto Langganan Jokowi
“Begitupun rata-rata harga cabai di kios lain atau di pasar lain yang bukan induk, kalo di toko sebelah bisa sampai lebih dari Rp 100 misalnya di Pasar Nusukan,” jelasnya menakankan.
Sri mengeluhkan minat pembeli yang semakin hari semakin menurun.
“Biasanya orang banyak beli berkilo-kilo, tapi sekarang hanya setengah atau satu kilo saja dan dicampur dengan cabai jenis lain,” aku dia.
Saat ditanyai terkait kerugian Sri juga menyayangkan kenaikan yang terus terjadi.
“Ya rugilah mas, kalo gak abis cabai cabainya nanti akan berakhir membusuk dan terbuang,” ujar Sri.
“Ya saya selaku penjual berharap harga cabai turun kembali, tapi prediksi saya akan terus naik sampe menjelang puasa atau lebaran nanti,” tutup Sri.
Sri menjelaskan bahwa stok cabe yang dijual di tokonya merupakan komoditas yang dijual langsung dari pengepul petani secara langsung.
Tak Jadi Masalah Bagi Pembeli
Pembeli, Bagaskara (27 tahun) memaparkan bahwa kenaikan harga cabai tidak terlalu menjadi masalah baginya.
Namun yang dilakukan Bagas adalah mengurangi jumlah satuan yang dibeli, biasanya 5 kilogram kini hanya membeli 2 Kilo gram saja.
“Ya gimana mas karena kami butuh cabe untuk membuat cabai yang pedas mau gak mau mahal mahal tetep dibeli ,” ujar dia.
Baca juga: Harga Cabai Rawit Merah Meroket di Solo Raya, Menteri Pertanian : Masih Wajar
Baca juga: Harga Cabai Rawit Merah di Sragen Menggila Sudah Tembus Rp 100 Ribu Per Kg, Ini Penyebabnya
“Cuman yah gak sebanyak biasanya paling satu sampai dua kilo saja mas, itupun dicampur dengan cabai yang agak murah."
“Misalnya cabe rawit dicampur dengan cabai rawit putih yang harganya Rp 25 ribu per kg saja,” terangnya menjelaskan.
Saat ditanyai kebutuhan Bagas dalam membeli cabai, dia paparkan kebutuhannya untuk membuat sambal di kawasan Gilingan sebagai penjual Ayam Geprek.
“Ya mau gak mau kan ayam geprek harus pakai lombok yang pedas dan saya berharap harga cabai turun kembali seperti biasai,” tutup Bagas. (*)