Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Berita Klaten Terbaru

Nasib Tempat Wisata di Klaten : Pengunjung Rontok, Biasanya 16.000 Orang, Kini 2.500 Orang Per Hari

Wisata di Kabupaten Klaten benar-benar porak-poranda akibat setahun pandemi Corona.

Editor: Asep Abdullah Rowi
Tribunsolo.com/mardon
ILUSTRASI : Situasi Objek Wisata Umbul Besuki, di Dukuh Kiringan, Desa Ponggok, Kecamatan Polanharjo, Kabupaten Klaten, Minggu (14/2/2021). 

"Isu ada razia swab atau rapid di jalan masih jadi perbincangan," ungkapnya.

"Sehingga banyak orang yang takut waktu mau datang," jelasnya.

Walaupun demikian libur tanggal merah atau perayaan tertentu cukup menjadi penambah pundi-pundi setelah sebelumnya harus banyak menutupi kerugian.

Meski dalam beberapa periode liburan ruas jalan Tawangmangu terlihat ramai, namun dampaknya terhadap usaha perhotelan masih sangat minim.

"Mereka rata-rata cuma jajan dan jarang ada yang menginap," imbuhnya.

Karwadi juga menambahkan hingga saat ini masih banyak para pengusaha hotel atau penginapan yang masih mencari dana untuk menutupi biaya operasional usaha mereka.

"Sertifikat yang digadaikan juga masih banyak," terangnya.

Gadaikan Sertifikat

Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Karanganyar pasrah tidak bisa berharap banyak pemasukkannya terkerek.

Menurut Penasehat PHRI Karanganyar, Karwadi, jumlah pengunjung yang terus merosot itu juga disebabkan oleh aturan penyekatan yang diberikan pemerintah kepada masyarakat.

"Ada PSBB, terus PPKM, sekarang dibuat skala mikro, semuanya tetap berpengaruh ke usaha penginapan dan perhotelan," katanya kepada TribunSolo.com pada Jumat (12/2/2021).

"Kami sudah hampir putus asa, jadi pasrah saja," imbuhnya.

Wisatawan di Tawangmangu Membludak, Tapi Hotel dan Homestay Merana, Nyaris Tak Ada Pengunjung Datang

Long Weekend, Kawasan Tawangmangu Ditutup kabut Tebal, Jarak Pandang Berkendara Cuma 5 Meter

"Meskipun libur panjang, namun tak berdampak banyak ke jumlah pengunjung, sama saja," tambahnya lagi.

Dirinya menambahkan, bahwasanya banyak pengusaha hotel yang masih bisa membawa rombongan tamu dalam jumlah besar, namun hal itu urung dilakukan karena takut melanggar aturan.

"Sebenarnya masih ada rombongan yang mau datang kalau kita giatkan lagi promosi, tapi karena ada banyak aturan pembatasan jadi kita minimalisir saja daripada nanti harus berurusan hukum," ujarnya.

Bahkan karena semakin terdesak dengan biaya operasional yang terus berjalan banyak pengusaha hotel dan penginapan yang menggadaikan sertifikat aset mereka.

"Kasihan pengusaha penginapan melati, banyak yang harus menggadaikan aset supaya bisa menggaji karyawan dan membayar listrik," terangnya.

"Sebagian besar mereka juga penduduk lokal yang harus bertahan hidup di tengah usaha wisata yang lesu," tuturnya. (*)

Artikel ini telah tayang di Tribunjogja.com dengan judul Setahun Pandemi Covid-19 di Klaten, Tingkat Kunjungan Wisatawan Turun Drastis

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved