Berita Klaten Terbaru
Update Persediaan Vaksin Covid-19 di Klaten : Mencapai 21.500 Dosis, Semuanya Sudah Disebar
Meskipun begitu, Dinas Kesehatan Kabupaten Klaten tetap akan mengambil persediaan vaksin tersebut ke Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah.
Penulis: Mardon Widiyanto | Editor: Asep Abdullah Rowi
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Mardon Widiyanto
TRIBUNSOLO.COM, KLATEN - Ketersediaan vaksin yang belum disuntikkan ke warga di Kabupaten Klaten mencapai 21.500 dosis.
Meskipun begitu, Dinas Kesehatan Kabupaten Klaten tetap akan mengambil persediaan vaksin tersebut ke Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah.
Kepala Bidang Pengendalian dan Pencegahan Dinas Kesehatan Klaten, Anggit Budiarto mengatakan, vaksin tersebut sudah didistribusikan ke semua fasilitas kesehatan.
"Logistik saat ini sudah 2150 vial, sehingga total ada 21.500 dosis, sudah dibagi ke seluruh faskes," ungkap dia kepada TribunSolo.com, Rabu (17/3/2021).
Lanjut, Anggit mengatakan hari ini pihaknya masih mengambil vaksin tersebut di Semarang.
Hal dilakukan agar mendapatkan alokasi vaksin langsung di sana.
"Disamping itu, kita juga fokus imunisasi bayi dan tracing kita tetap perketat," aku dia.
Baca juga: Menkes Ungkap Alasan Vaksinasi Covid-19 Melambat, Jumlah Sangat Terbatas, Indonesia Masih Beruntung
Baca juga: Jumlah Penduduk Satu Juta Jiwa Lebih, Tapi Baru 20.175 Orang di Klaten yang Disuntik Vaksin Covid-19
Baru Sedikit yang Disuntik
Baru 20.175 orang yang telah disuntik vaksin di Kabupaten Klaten per Selasa (16/3/2021).
Sementara jumlah itu masih jauh dari dengan total penduduk yang mencapai 1.174.986 jiwa.
Kepala Bidang Pengendalian dan Pencegahan Dinas Kesehatan Klaten, Anggit Budiarto mengatakan orang yang sudah menerima vaksin yakni tenaga Kesehatan, pelayan publik, dan lansia.
"Sampai Selasa, sudah sekitar 20.175 orang yang telah menerima vaksin," ungkap dia kepada TribunSolo.com.
Baca juga: Sah! MUI Keluarkan Fatwa Vaksinasi Covid-19 Tak Batalkan Puasa, Jangan Ragu Divaksin saat Ramadhan
Baca juga: Inilah Syarat dan Ketentuan untuk Penderita Penyakit Jantung Sebelum Divaksin Covid-19
Anggit mengatakan dari total orang yang sudah menerima vaksin, sejumlah 9.696 orang yang sudah menerima vaksin dosis pertama dan kedua.
Kemudian, untuk nakes yang sudah menerima vaksin sekitar 7.927 orang.
"Lansia belum, karena tenggang waktu masih 24 hari," kata Anggit.
Adapun masa tenggang setelah vaksinasi pertama sekitar 14 hingga 28 hari.
Meskipun begitu pihaknya masih menggunakan pedoman yang lama dan belum menerapkan surat edaran baru dari provinsi.
"Jadi ini belum kami laksanakan, karena kami tetap konsultasi dulu," jelasnya.
Sementara itu, selama ini pihaknya memanfaatkan 53 fasilitas kesehatan.
"Satu faskes melakukan vaksinasi hingga 100 orang," terang dia.
"Kami targetkan 5.300 orang per hari sudah melakukan vaksinasi, kalau kami bisa mencapai angka tersebut, dalam 60 hari dipastikan sudah selesai," akunya.
Tak Batalkan Puasa
Polemik apakah vaksinasi Covid-19 membatalkan puasa akhirnya terjawab sudah.
Jawaban itu setelah Komisi Fatwa MUI menggelar rapat pleno membahas pelaksanaan vaksinasi Covid-19 di bulan Ramadhan, Selasa (16/3/2021).
Adapun dalam rapat pleno tersebut, menghasilkan penetapan Fatwa MUI Nomor 13 Tahun 2021 tentang Hukum Vaksinasi Covid-19 Saat Berpuasa.
Baca juga: Menkes Ungkap Alasan Vaksinasi Covid-19 Melambat, Jumlah Sangat Terbatas, Indonesia Masih Beruntung
Baca juga: Apakah Boleh Umat Muslim Vaksinasi Covid-19 di Bulan Ramadhan? Ini Jawaban Menteri Agama
"Ini sebagai panduan bagi umat Islam agar dapat menjalankan puasa Ramadhan dengan memenuhi kaidah keagamaan dan pada saat yang sama dapat mendukung upaya mewujudkan herd immunity dengan program vaksinasi covid19 secara masif," ujar Ketua Bidang Fatwa MUI Asrorun Niam Sholeh melalui keterangan tertulis, Selasa (16/3/2021).
Fatwa tersebut menyebutkan vaksinasi Covid-19 yang dilakukan dengan injeksi intramuscular tidak membatalkan puasa.
Injeksi intramuskular adalah injeksi yang dilakukan dengan cara menyuntikkan obat atau vaksin melalui otot.
"Hukum melakukan vaksinasi Covid-19 bagi umat Islam yang sedang berpuasa dengan cara injeksi intramuscular adalah boleh sepanjang tidak menyebabkan bahaya (dlarar)," ucap Asrorun.
Asrorun mengatakan MUI merekomendasi bahwa Pemerintah dapat melakukan vaksinasi Covid-19 pada saat bulan Ramadhan untuk mencegah penularan wabah Covid-19 dengan memperhatikan kondisi umat Islam yang sedang berpuasa.
"Pemerintah dapat melakukan vaksinasi Covid-19 pada malam hari Bulan Ramadhan terhadap umat Islam yang siangnya berpuasa dan dikhawatirkan menyebabkan bahaya akibat lemahnya kondisi fisik," tutur Asrorun.
Selain itu, MUI mengajak umat Islam berpartisipasi dalam program vaksinasi Covid-19 yang dilaksanakan oleh Pemerintah untuk mewujudkan kekebalan kelompok dan terbebas dari wabah Covid-19.
Menag Sepakat
Program vaksinasi massal menjadi target pemerintah dalam waktu dekat.
Program vaksinasi Covid-19 tahun ini ditargetkan menyasar 181,5 juta warga Indonesia.
Kini muncul pertanyaan, bolehkah vaksinasi dilakukan terhadap seseorang yang berpuasa di bulan Ramadan?
Baca juga: Karanganyar Sudah Terima 39.710 Dosis Vaksin Covid-19, Kini Prioritas untuk Lansia
Baca juga: Waktu dan Jenis Olahraga yang Dianjurkan Saat Berpuasa Ditengah Pandemi Covid-19, Ada Gowes dan Yoga
Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas menyatakan, hal tersebut berkaitan dengan ilmu fikih.
Menurutnya, Kemenag tidak memiliki kewenangan mengeluarkan fatwa terkait diperbolehkannya vaksin bagi orang yang berpuasa.

"Kalau soal itu, soal fikih. Maka kita akan tunggu bagaimana yang memiliki otoritas mengeluarkan keputusan terkait fikih dan itu bukan Kementerian Agama," kata Yaqut di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (15/3/2021).
Yaqut menyebut, Majelis Ulama Indonesia (MUI) merupakan lembaga yang berwenangan mengeluarkan fatwa soal itu.
Dia mengimbau semua pihak untuk menunggu kajian dari MUI.
"Kita tunggu gimana fatwanya bolehkah vaksin itu diberikan di saat orang berpuasa. Itu kaidah fikihnya yang memiliki otoritas setidaknya MUI," ujarnya.
Alasan Vaksinasi Covid-19 Melambat, Jumlah Sangat Terbatas
Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin membeberkan program vaksinasi Covid-19 di Indonesia tidak bisa berjalan cepat sesuai rencna.
Hal ini kata Menkes karena minimnya produksi vaksin.
Baca juga: Apakah Boleh Umat Muslim Vaksinasi Covid-19 di Bulan Ramadhan? Ini Jawaban Menteri Agama
Baca juga: Karanganyar Sudah Terima 39.710 Dosis Vaksin Covid-19, Kini Prioritas untuk Lansia
Ia mengatakan, Indonesia harus mevaksinasi 181,5 juta orang dari 270 juta jumlah penduduk Indonesia untuk memenuhi herd immunity atau kekebalan kelompok.
"Jadi masalah kita di keberadaan vaksin. Jadi vaksin sangat terbatas, kita beruntung dapat."
"Rencana kami 426 juta dan jadwal Januari-Juni hanya bisa dapat sekitar 80 jutaan. Hanya 40 juta rakyat bisa kita vaksin dari 181,5 juta, karena vaksinnya cuma ada segitu," ucap Budi dilansir oleh Kompas.com.
Ia mengatakan, saat ini pemerintah terus berusaha untuk mempercepat proses vaksinasi sesuai arahan Presiden.
Sesuai permintaan Presiden Joko Widodo (Jokowi), kata dia, vaksinasi tersebut harus selesai dalam waktu 15 bulan.
Budi menuturkan, saat ini keberadaan vaksin Covid-19 menjadi rebutan seluruh negara di dunia.
Bahkan dari 100 negara, baru 60 negara saja yang berhasil mendapatkannya.
Menurut Budi, total penduduk dunia sekarang sebanyak 7,8 miliar.
Apabila 72 persen penduduk dunia yang divaksinasi, maka dibutuhkan 11 miliar dosis untuk dua kali vaksinasi.
Sementara, kapasitas produksi vaksin diperkirakan hanya mampu menghasilkan 3 miliar dosis saja.
Inovasi Vaksinasi
Grab dan Good Doctor meluncurkan pusat vaksin pertama di Indonesia dengan pendekatan 3-in-1 yang mencakup layanan Drive-Thru Mobil dan Motor, serta Walk-In.
Hadir Menkes Budi Sadikin, Menteri Riset dan Teknologi Republik Indonesia dan Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Bambang Brodjonegoro, Sekretaris Daerah Provinsi Daerah Al- Muktabar, President of Grab Indonesia Ridzki Kramadibrata, Managing Director Good Doctor Technology Indonesia Danu Wicaksana hadir dalam acara Peresmian Grab Vaccine 3 in 1 di Exhibition Hall 10 ICE BSD, Banten.
Kegiatan tersebut menargetkan sekitar 5000-8500 sasaran selama 2 hari dan target 2500 per hari untuk lansia, driver ojek online, pengemudi angkutan umum yang dimulai dari tanggal 13-14 Maret 2021.
Dilansir oleh kemkes.go.id, Bambang Brodjonegoro menyampaikan, bahwa saat ini telah banyak inovasi berupa produk atau barang dan hari ini terdapat inovasi dalam pelayanan publik dan itu sangat penting karena berhadapan langsung dengan musuh bersama yaitu Covid-19.
Untuk pelaksanaan vaksinasi ini Grab dan Good Doctor telah mengembangkan sistem dikarenakan target di Banten ini salah satunya adalah lansia.
"Kami akan terus bekerja untuk ekspansi lebih luas lagi sehingga target satu juta vaksinasi bisa tercapai dan mendukung program Pemerintah."
"Di Banten ini memprioritaskan lansia jadi kita melakukan inovasi tambahan yaitu dengan pre-skrining karena kita ketahui dari berbagai aktivitas yang dijalankan diarea, banyak kasus tunda atau batal pada lansia dikarenakan hipertensi dan yang lain," JKelas Danu Wicaksana.
Dalam proses registrasi berbasis teknologi tersebut terjadi proses edukasi juga sehingga persentase batal atau tunda dalam lokasi bisa diminimalisasi.
Diketahui pelaksanaan sistem vaksinasi 3 in 1 ini diinisasi oleh anak muda Indonesia.
Pada prosesnya setiap tahap vaksinasi dilakukan dengan sistem dan ada pra-registrasi.
Tidak hanya itu, waktu yang digunakan juga akan lebih singkat.
Bukan hanya dari segi kecepatan namun juga dari segi layanan untuk para lansia.
Catatan Redaksi: Bersama-kita lawan virus corona. TribunSolo.com mengajak seluruh pembaca untuk selalu menerapkan protokol kesehatan dalam setiap kegiatan. Ingat pesan ibu, 3M (Memakai masker, rajin Mencuci tangan, dan selalu Menjaga jarak).
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul: Soal Proses Vaksinasi Covid-19 Melambat, Menkes: Vaksin Sangat Terbatas, Kita Beruntung Dapatdan Fatwa MUI: Vaksinasi Covid-19 Tidak Membatalkan Puasa