Berita Klaten Terbaru
Hilangnya Batu Candi Berbentuk Singa di Klaten Ternyata Sudah Dua Kali Terjadi, di Mana Pemerintah?
Hilangnya benda diduga Benda Cagar Budaya (BCB) di Kabupaten Klaten ternyata bukanlah kali pertama.
Penulis: Mardon Widiyanto | Editor: Asep Abdullah Rowi
Penggiat Klaten Heritage Community, Hari Wahyudi mengatakan, pihaknya sangat berharap kepada pemerintah Kabupaten Klaten untuk lebih memperhatikan cagar budaya.
"Situs Mbah Gempur sangat memprihatikan, dimana kita saksikan bersama keadaannya seperti ini. Sangat miris jika hal ini terus dibiarkan," ucap Hari saat ditemui TribunSolo com di situs Mbah Gempur, Rabu, (24/3/2021).
Baca juga: Bak Kota Mati, Penampakan Objek Wisata Candi Cetho Karanganyar yang Mulai Buka Kembali: Ekonomi Lesu
Hari menambahkan agar tidak lagi terjadi hal yang serupa terhadap benda-benda cagar budaya lain di Kabupaten Klaten, Pemkab Klaten diminta perlu proaktif melakukan kunjungan dan turut membersihkan lokasi cagar budaya.
"Saya harap, Pemkab Klaten tanggap dan serius menangani permasalahan ini," pungkas.
Sebagai informasi, Situs Mbah Gempur memiliki luas 9 meter persegi dengan tinggi 1,5 meter.
Batu Besar Diduga Candi
Warga Dukuh Lumbang Dungik, Desa Soropaten, Kecamatan Karanganom, Klaten digegerkan dengan penemuan batu besar yang diduga benda cagar budaya peninggalan kerajaan Mataram Hindu.
Batuan itu kini disimpan di salah satu rumah warga setempat.
Pegiat Klaten Heritage Community (KHC), Hari Wahyudi mengatakan, penemuan batuan yang diduga cagar budaya ditemukan di area persawahan milik warga.
Baca juga: Bak Kota Mati, Penampakan Objek Wisata Candi Cetho Karanganyar yang Mulai Buka Kembali: Ekonomi Lesu
Baca juga: Candi Cetho & Sukuh di Karanganyar Kembali Dibuka, Tapi Wistawan Wajib Jalankan Protokol Kesehatan
"Kami memperoleh informasi dari warga bahwa ditemukan batuan diduga benda cagar budaya di area persawahan dan saat ini sedang kami evakuasi, "ucap Hari kepada TribunSolo.com, Kamis (11/3/2021).
Hari mengatakan, batuan tersebut dievakuasi karena lahan tersebut akan digunakan untuk area pertanian.
Ia menyebutkan, evakuasi batuan tersebut dilakukan oleh warga setempat dengan menggunakan peralatan sederhana.
"Batuan itu, diamankan sementara di salah satu rumah warga setempat," ujar Hari.
Sebelumnya lokasi tersebut sudah didatangi Dinas Pariwisata Kebudayaan Pemuda dan Olahraga Klaten, Balai Pelestarian Cagar Budaya Jawa Tengah serta Balai Arkeologi Yogyakarta.
Baca juga: Sejarah Komplek Candi Cetho, Tempat Ibadah Umat Hindu di Karanganyar yang Ditemukan Oleh Belanda