Berita Solo Terbaru
Sambung Hidup, Kakek 90 Tahun Asal Karanganyar Ini Rela Berjalan Puluhan Kilometer Jualan Keranjang
Penjual keranjang bambu bernama Samino (90) warga Desa Selokaton, Kecamatan Gondangrejo, Kabupaten Karanganyar menempuh jarak puluhan kilometer untuk
Penulis: Azfar Muhammad | Editor: Agil Trisetiawan
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Azhfar Muhammad Robbani
TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Meski raganya sudah tidak lagi muda, namun semangat Samino (90) untuk bekerja masih tinggi.
Kakek warga Kabupaten Karanganyar itu rela tempuh puluhan kilometer setiap hari untuk berjualan keranjang bambu.
Meski membawa barang dagangan yang cukup banyak dan menempuh jarak yang jauh, Samino tidak pernah menggunakan alat trasnportasi.
Ya, setiap hari dia berjalan kaki berkeliling kesejumlah daerah untuk berjualan.
"Rutenya tidak pasti. Biasanya dari rumah ke arah Colomadu, lalu ke Kota Solo," katanya, saat ditemui di sekitaran Stadion Manahan Solo, Sabtu (10/4/2021).
Terkadang Samino juga berjualan ke Kawasan Kartasura, Sukoharjo.
Baca juga: Viral Penjual Cilok Nyentrik Dandan Layaknya Eksekutif Muda, Ternyata Begini Kisah di Baliknya
Baca juga: Gaya Necis Penjual Pentol di Blora : Pakai Jas Berdasi hingga Baju PNS saat Keliling, Kisahnya Viral
Baca juga: Viral Motor Kakek Penjual Es Keliling Dicuri, Maling Sempat Lambaikan Tangan, Begini Kisahnya
Baca juga: Kisah Nasiban, Penjual Angsle Nyentrik Kartasura : Jualan Sambil Joget, Malah Dicibir Tak Waras
Ia menuturkan, masih tetap bekerja di hari tuanya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Kakek Samino biasanya berangkat dari rumah pukul 04.00 WIB.
Setiap hari dia membopoh sekitar 10-12 keranjang bambu di punggung tuanya.
"Satunya 25 ribu rupiah, tapi ada juga yang memberi lebih, ya alhamdulillah saya terima," paparnya.

Berjualan keranjang bambu ini sudah ia lakoni selama 25 tahun terakhir, untuk menghidupi keluarganya.
Dia memiliki seorang istri dan lima orang anak. Namun, saat dia hidup sebatang kara.
Pasalnya, kelima anaknya sudah sibuk bekerja dan sang istri meninggal dunia tahun lalu.
"Anak sudah kerja semua, merantau. Ada yang kerja di Pabrik, di tempat orang, ada yang jadi buruh, petani, dan ada yang paling kecil ikut pamannya," paparnya.