Berita Solo Terbaru
Mencekiknya Pandemi, Sopir di Solo Balapan Curhat Sepi Penumpang,Agen Bus di Tirtonadi Mengeluh Sewa
Dampak pandemi yang sudah setahun lebih benar-benar membuat sopir taksi dan agen bus terpuruk minta ampun di Kota Solo.
Penulis: Fristin Intan Sulistyowati | Editor: Asep Abdullah Rowi
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Fristin Intan Sulistyowati
TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Dampak pandemi yang sudah setahun lebih benar-benar membuat sopir taksi dan agen bus terpuruk minta ampun di Kota Solo.
Di antaranya sopir taksi di kawasan Stasiun Solo Balapan resah adanya larangan mudik yang sudah diputuskan pemerintah terlebih setahun kena pandemi
Sopir Taksi Paguyuban Sahabat, Waskito (48) mengatakan, sepinya penumpang taksi karena dampak larangan mudik 2021 yang sudah terasa.
"Sebenarnya udah mulai normal, tapi karena ada larangan mudik ini jadi sepi lagi," ungkap dia kepada TribunSolo.com, Sabtu (17/4/2021).
Waskito hanya bisa pasrah dan berharap ada pemudik sebelum pelarangan.
Baca juga: Imbas Perawat Dipukul dan Ditendang di Palembang, PPNI Solo : Ancaman, Hukum Harus Jalan Terus
Baca juga: Wapadai Pemudik Curi Start, Stasiun Solo Balapan Perketat Prokes, Penjualan Tiket Maksimal 5 Mei
"Biasanya ada yang nekat, tapi ini belum ada tanda-tanda," ungkapnya.
Ia mengaku sehari-hari gara-gara pandemi hanya bisa mengakut 1-3 penumpang.
"Mentok tiga penumpang dari satu hari full sampai malam," ungkapnya.
Dengan tarif Rp 5000 setiap per kilometernya, biasanya sekali perjalanan mendapat uang Rp 150 ribu dengan jarak tempuh 30 kilometer.
Tapi karena adanya pembatasan ini, Waskito mengangkut penumpang di dalam Kota Solo dengan tarif paling jauh sekitar RP 40 ribu.
"Saya narik sejak 2017, tapi baru kali ini sepinya minta ampun," aku dia.
"Semua itu buat keluarga, punya anak dua masih sekolah, mau engak mau harus bertahan," jelasnya.
Agen Tuntut Sewa Murah
Terpisah, sekitar 60 agen bus yang tergabung dalam Paguyupan Agen Bus Terninal Tirtonadi, tuntut penurunan tarif sewa blok.
Ketua Pageyupan Agen Bus Terminal Tirtonadi Ibnu mengatakan, tuntutan ini berkaitan akan habisnya masa sewa blok agen pada bulan April ini.
"Masa pademi sepi pembeli tiket, ditambah lagi biaya sewa mau habis bulan ini," aku dia.
Ibnu mengaku biaya sewa belum pernah ada keringganan dari pihak terminal.
"Dari dulu biaya sewa per blog Rp 2 juta satu tahunnya. Tapi kan ini sepi pembeli mau di bayar pakai apa?," kata dia.
Baca juga: Pilunya Pria Sukoharjo Dadanya Tertembus Besi, Kini Terbaring Lemah,Padahal Tulang Punggung Keluarga
Baca juga: Kronologi Kecelakaan Maut di Prambanan Klaten : Sopir Avanza Silver Banting Kiri, Menghantam Pemotor
Terkait upaya tuntutan pengurangan biaya sewa ini, Ibnu sudah mencoba berkoordinasi dengan pihak Terminal Tirtonadi.
Akan tetapi, menurut pengakuan Ibnu, proses pengajuannya belum berjalan.
"Kemarin sempat koordinasi, pihak terminal bilang harus ada persetujuan dari Dinas perhubungan, bisanya cuma pasrah," ungkapnya.
"Kami hanya bisa berharap, setahun ini ekonomi sulit," harap dia. (*)