Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Berita Solo Terbaru

Pekan Pertama Ramadan 2021, Volume Sampah di TPA Putri Cempo Solo Malah Merosot, Kok Bisa?

Volume sampah yang masuk ke TPA Putri Cempo Solo mengalami penurunan saat periode pekan pertama Ramadan 1442 Hijriah.

Penulis: Adi Surya Samodra | Editor: Asep Abdullah Rowi
TribunSolo.com/Adi Surya Samodra
Kondisi TPA Putri Cepo Solo saat pekan pertama Ramadan 2021, Selasa (20/4/2021). Volume sampah mengalami penurunan sebanyak 5,5 persen. 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Adi Surya Samodra

TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Volume sampah yang masuk ke TPA Putri Cempo Solo mengalami penurunan saat periode pekan pertama Ramadan 1442 Hijriah.

Hal tersebut diungkapkan Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Solo, Gatot Sutanto.

"Sementara dalam puasa minggu pertama, sampah yang masuk ke TPA, secara total ada penurunan 5,5 persen bila dibandingkan dengan sebelum puasa," kata Gatot kepada TribunSolo.com, Selasa (20/4/2021).

Persentase volume tersebut sudah termasuk sampah yang berasal dari pasar dan rumah tangga.

Sebelum puasa, total volume sampah sebanyak 270.660 kilogram per harinya.

Baca juga: Nestapa Warga Ampel Boyolali Piknik ke Jogja Kena Covid-19, 33 Orang Isolasi & 3 Orang Dirawat di RS

Baca juga: Buka Bersama Prasmanan, Satu Hotel di Solo Diperingatkan, Satpol : Makanan Tak Diambilkan Pelayan

Itu terdiri dari 16.250 kilogram sampah dari pasar dan 254.410 kilogram sampah dari rumah tangga.

Sementara saat pekan pertama puasa, total volume sampah sebanyak 256.066 kilogram per harinya.

Dengan rincian, 19.080 kilogram dari sampah pasar dan 236.986 kilogram dari sampah rumah tangga.

Bila menilik data tersebut, volume sampah yang berasal dari sampah mengalami peningkatan sebanyak 2.830 kilogram per harinya.

"Untuk analisis awalnya, itu mungkin karena ada peningkatan aktivitas dan barang di pasar," terang Gatot.

Meski ada peningkatan volume sampah dari pasar, volume sampah rumah tangga malah mengalami penurunan sebanyak 17.424 kilogram.

"Mungkin minggu pertama ini, banyak yang jajan atau beli lauk atau tidak masak," ujarnya.

Sampah Sembarangan

Seorang pria bernama Hamid warga Sangkrah, Pasar Kliwon, Solo terciduk membuang sampah sembarangan di kawasan Kecamatan Colomadu, Karanganyar. 

Dia membuang sampah di jalan sawah kawasan Desa Gedongan, Kecamatan Colomadu.

Akibatnya, pria tersebut terkena sanksi untuk mengambil kembali sampah tersebut dan video permintaan maafnya diunggah ke Medsos.

Baca juga: Nasib Tukang Sampah di Laweyan Solo, Tiba-tiba Terkapar Lantas Meninggal, Diduga katrena Kelelahan

Baca juga: Viral Kuda Nil Diberi Makan Sampah Plastik di Taman Safari Bogor, Ternyata Pelakunya Wanita Tua

Camat Colomadu, Eko Budi Hartoyo mengatakan, saat ini Kecamatan Colomadu ingin mewujudkan lingkungan yang bersih.

Hal tersebut sudah dia perintahkan ke seluruh desa di Kecamatan Colomadu.

Soal sanksi, adalah wewenang dari desa yang merumuskan.

Berkaitan dengan pelaku pembuangan sampah di Desa Gedongan sudah selesai, yang bersangkutan sudah meminta maaf dan mengambil kembali sampah yang dia buang.

Diketahui, orang tersebut bukan warga Colomadu, namun dari Solo.

Baca juga: Reaksi Raisa Disorot Setelah Video Hamish Daud Pungut Sampah Viral: Lagi Ngapain Sih Dia?

"Itu jalan perlintasan antar kota dan kabupaten jadi sering  menjadi sasaran pembuang sampah sembarangan,” katanya.

Berkaitan dengan sanksi yang diberikan memang setiap desa akan berbeda-besa.

Seperti di Desa Gedongan adalah meminta maaf dan diunggah ke Medsos sebagai efek jera.

Eko berharap masyarakat lebih bisa sadar dan peduli dengan lingkungan masing-masing.

Tukang Sampah di Solo Meninggal

Tukang sampah berinisial AS (53) mendadak menghembuskan napas terakhirnya karena diduga kelelahan, Jumat (12/3/2021).

AS meninggal di lokasi pembuangan sampah sementara di Kampung Baron Barakan RT 006 RW 003, Kelurahan Panularan, Kecamatan Laweyan, Kota Solo.

Dari informasi yang dihimpun TribunSolo.com, AS terkapar tak bernyawa di antara sampah yang biasanya dia pindahkan ke truk milik DLH Solo.

Saat itu saksi Yanto (38) dan Dahono (41) di lokasi kejadian, korban terlihat jatuh dengan posisi terlentang dan langsung tidak sadarkan diri.

Saat itu AS tengah memasukkan sampah ke truk milik DLH.

Namun saksi tidak berani mendekat untuk memberikan pertolongan langsung.

Akan tetapi saksi langsung melaporkan kejadian tersebut ke Polsek Laweyan.

Baca juga: Sang Istri Meninggal 7 Tahun Lalu,Aktor Ini Ucapkan Ultah dan Ungkap Rasa Sayang untuk Istri Barunya

Baca juga: Penampakan Kursi Bioskop di Solo Paragon Mall Jelang Buka, Diberi Tanda Silang: Kapasitas 50 Persen

Kapolsek Laweyan AKP Bobby A. Rachman, membenarkan kabar adanya tukang pengangkut sampah meninggal tiba-tiba saat bekerja.

"Diduga kelelahan dan ada riwayat penyakit asam lambung yang kumat," terang dia kepada TribunSolo.com.

Dia menekankan, setelah dilakukan pemeriksaan fisik oleh tim Inafis tidak ditemukan adanya tanda tanda kekerasan.

"Langsung dibawa ke rumah duka untuk dimakamkan," aku dia.

Tersengat Listrik

Sementara itu, petani di Sragen meninggal dunia karena tersengat listrik jebakan tikus. 

Korban bernama Sunardi (63) ditemukan meninggal pada Sabtu (6/3/2021) pagi pukul 09.00 WIB. 

Jenazah korban ditemukan di atas lahan sawah miliknya sendiri dengan posisi memegang kawat penangkap tikus yang beraliran listrik. 

Lahan sawah itu berada di  Dukuh Jetak, Desa Gabus, Kecamatan Ngrampal, Kabupaten Sragen. 

Informasi yang dihimpun, kawat penjebak tikus itu merupakan desain dan buatan korban. 

Menurut Kasubag Humas Polres Sragen, AKP Suwarso, korban ditemukan dalam keadaan tengkurap di sawahnya. 

Baca juga: Ngerinya Tanjakan Cae Sumedang yang Sudah Makan Korban Berkali-kali, Terbaru 27 Orang Tewas

Baca juga: Heboh Ritual Bersihkan Dosa Belasan Pria dan Wanita Mandi Bareng, 16 Orang Diperiksa Polisi

"Korban ditemukan anaknya masih dalam keadaan memegang kawat, setelah itu dirinya teriak minta tolong untuk minta bantuan kepada warga sekitar," jelasnya. 

"Hal yang pertama dilakukan adalah mematikan aliran listrik dan membersihkan semua kawat dan barang yang berpotensi memiliki arus listrik untuk memindahkan korban ke area aman," imbuhnya.

Setelah kejadian itu, Polres Sragen langsung memerintahkan warga untuk membersihkan segala kawat listrik dan melarangnya untuk digunakan kembali. 

"Kedepannya akan kami sosialisasikan kepada warga tentang bahaya penggunaan kawat listrik," tegasnya. (*)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved