Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Berita Solo Terbaru

Update Pembangunan Proyek Rel Layang Joglo Solo, Ditarget Selesai Juli 2022

Pembangunan rel layang Joglo Solo ditargetkan rampung pada pertengahan 2022. Konstruksi pembangunan akan dimulai pada Juli 2021.

Penulis: Adi Surya Samodra | Editor: Rahmat Jiwandono
TribunSolo.com/Adi Surya
Warga terdampak pembangunan rel layang Joglo mengisi formulir yang diberikan petugas verifikasi di depan rumahnya, Kelurahan Joglo, Kecamatan Banjarsari, Kota Solo, Rabu (7/4/2021). 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Adi Surya Samodra

TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Pembangunan proyek rel layang Joglo Solo ditargetkan selesai pada pertengahan 2022. 

Wakil Ketua DPRD Kota Solo, Sugeng Riyanto menjelaskan, waktu pembangunan rel layang Joglo Solo sendiri akan dimulai pada pertengahan tahun ini. 

Baca juga: Vaksinasi Covid-19 Tahap 2 Solo Capai 94,79 Persen, Kini Bersiap Vaksinasi Tahap III 

Baca juga: Selvi Ananda Blusukan saat Hari Kartini di Solo, Bagikan Langsung Masker ke Rumah Warga

"Sehingga lama waktu pembangunan mencapai 18 bulan, dimulai pada Juli tahun ini," katanya kepada TribunSolo.com, Rabu (22/4/2021). 

Sugeng memastikan bahwa anggaran pembangunan memakai dana APBN. 

"Jadi APBD enggak terbebani. Pembangunannya didukung dana APBN," paparnya. 

Adapun total anggaran pembangunan rel layang Joglo Solo diprediksi menelan biaya APBN sekitar Rp 76,062 miliar. 

Untuk diketahui, pembangunan proyek rel layang Joglo Solo masuk dalam konsep besar pembangunan jalur ganda relasi Solo-Semarang

Itu mulai dari Stasiun Solo Jebres hingga kawasan Kaliyoso.

Jika ditambahkan itu, segmen jalur rel layang Stasiun Solo Balapan - Stasiun Kadipiro total membutuhkan anggaran Rp 424,023 miliar.

Pengerjaan diperkirakan baru rampung tahun 2023.

"Untuk pencairan tidak langsung. Itu bertahap karena itu bukan angka yang kecil," tutur dia.

Biaya Pembebasan Lahan

Alokasi anggaran Rp 107,7 miliar tengah disiapkan untuk biaya penertiban dan pembebasan lahan terdampak pembangunan proyek rel layang Joglo Solo.

Besaran alokasi tersebut berdasarkan paparan dalam pertemuan Dirjen Perkeretaapian Kemenhub dan Badan Anggaran DPRD Kota Solo di Jakarta, Senin (19/4/2021).

"Pembebasan bagi yang bersertifikat dan penertiban bagi warga yang tinggal di tanah PT KAI," terang Wakil Ketua DPRD Kota Solo, Sugeng Riyanto kepada TribunSolo.com, Rabu (21/4/2021).

Dirjen Perkeretaapian Kemenhub memperkirakan kebutuhan anggaran untuk penertiban sebesar Rp 15 miliar.

Kurang lebih 537 bidang dengan total luasan 10.724,5 meter persegi akan terkena penertiban pembangunan proyek rel layang Joglo.

Baca juga: Kisah Warga Terdampak Proyek Rel Layang Joglo, Terbebani Biaya Kontrakan hingga Jualan Es Keliling

Baca juga: Ada Seruan Tutup Warung Daging Anjing di Solo Raya, Pemkab Ungkap Jogonalan Paling Banyak di Klaten

Sementara, kebutuhan anggaran untuk pembebasan lahan diperkirakan sebesar Rp 92,7 miliar.

Itu berdasarkan usulan Lembaga Manajemen Aset Negara (LMAN).

Kurang lebih 88 bidang akan dibebaskan dengan total luasan 9.003 meter persegi.

Berdasarkan informasi yang didapatkannya, Sugeng menuturkan pemberian ganti rugi dan santunan dampak sosial lahan terdampak rampung Juni 2021.

"InsyaAllah groundbreaking di bulan Juli 2021," ujar dia.

Nasib Mereka yang Tergusur

Para warga terdampak pembangunan proyek rel layang Joglo Solo mulai mencari hunian baru.

Itu lantaran hunian yang mereka tempati berdiri di atas lahan PT Kereta Api Indonesia (KAI).

Mau tidak mau itu kena tertib proyek pembangunan proyek rel layang Joglo.

Beberapa diantara mereka memilih mengontrak rumah tak jauh dari lokasi pembangunan proyek tersebut, tak terkecuali, Samini (36).

Baca juga: Pengukuran Bangunan Terdampak Proyek Rel Layang Joglo Solo Dimulai, Hari Pertama 73 KK Sudah Terdata

Ya, ia sudah mendapat rumah kontrakan di kawasan Kelurahan Joglo, Kabupaten Banjarsari, Kota Solo.

Samini mengungkapkan ia harus merogok kocek cukup dalam lantaran harga kontrakannya Rp 7 juta per tahunnya.

Samini tidak memungkiri harga kontrakan yang dihuninya kini membuatnya dan suami harus menguras keringat lebih.

Warung yang biasanya menghidupi keluarga dirasa masih kurang terlebih ia dan suaminya harus menghidupi 5 orang anak.

"Omzetnya tiap hari itu tidak menentu. Kadang sehari dapat Rp 200 ribu kadang dapat Rp 300 ribu," ucap Samini kepada TribunSolo.com, Selasa (6/4/2021).

"Bapak sampai harus bantu dengan jualan es puter keliling. Itu untuk bayar kontrakan," tambahnya.

Sejak suaminya jualan es puter keliling, Samini dibantu anak-anaknya mengurus warung makannya.

"Ini anak-anak kan pembelajaran online, bisa bantu jualan," ujarnya.

Mulai Pengukuran

Proses pendataan dan pengukuran hunian terdampak pembangunan proyek rel layang Joglo Solo dilakukan Balai Teknik Perkeretaapian Kelas I Wilayah Jawa Tengah.

Proses tersebut dilakukan di kawasan sisi timur sempadan jalur rel kereta api relasi Solo-Semarang, tepatnya Kelurahan Joglo, Selasa (6/4/2021).

Staf Balai Teknik Perkeretaapian Kelas I Wilayah Jawa Tengah, Dandung Iskandar mengatakan sebanyak 73 kepala keluarga telah didata.

Selanjutnya, akan menyasar 240 kepala keluarga di Kelurahan Nusukan dan 222 kepala keluarga di Kelurahan Gilingan.

"Kita harus memastikan secara pasti pemilik bangunan atau hunian tersebut, jangan sampai salah," kata Dandung.

Baca juga: Bila Sosiliasi Rampung, Pengukuran Luas Lahan Tergusur Rel Layang Joglo Solo Dilakukan Minggu Depan

Baca juga: Apa Kabar Proyek Rel Layang Joglo Solo? Kini Ada Sosialisasi Kepada 535 Pemilik Rumah yang Tergusur

Baca juga: Update Rel Layang Joglo: Identifikasi Lahan Terdampak, Ganti Rugi Bakal Dikirim Langsung ke Rekening

Baca juga: Update Rel Layang Joglo, Balai Perkeretaapian Jateng : Panjang Rel 1,8 Kilometer, Kelar 1,5 Tahun

Dari pantauan TribunSolo.com, sejumlah petugas Balai Teknik Perkeretaapian Kelas I Wilayah Jawa Tengah menghampiri satu per satu hunian.

Mereka memberikan beberapa lembar formulir yang harus diisi para warga terdampak.

Adapun seorang petugas yang membawa alat ukur guna memastikan luasan bangunan yang akan ditertibkan.

Dandung mengungkapkan luas bangunan yang terkena penertiban bervariasi.

"Ada yang cuma 3 meter persegi, ada juga yang 50 meter persegi. Di Joglo, paling luas kurang lebih 61 meter persegi," ungkapnya.

Apabila pengukuran dan verifikasi usai, proses penghitungan ganti rugi dilakukan.

"Nanti ada penilaian dari tim appraisal," ucap Dandung.

Sudah Disosialisasi

Pengukuran 535 hunian terdampak pembangunan proyek rel layang Joglo sudah melalui proses sosialisasi.

Kabag Pemerintahan Biro Pememerintahan Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Tengah, Haryono Bambang mengatakan pengukuran luas lahan akan menyasar hunian yang berdiri di lahan PT KAI.

"Mereka ini yang menetap di lahan PT KAI. Jadi setelah sosialisasi ini kita lakukan pengukuran," kata Haryono kepada TribunSolo.com, Jumat (2/4/2021).

Baca juga: Apa Kabar Proyek Rel Layang Joglo Solo? Kini Ada Sosialisasi Kepada 535 Pemilik Rumah yang Tergusur

Baca juga: Tebus Utang Berujung Pemerkosaan, Siswi SMA Ini Diperkosa 10 Remaja, Begini Kronologinya

Pengukuran, sambung Haryono, dilakukan tim pendataan untuk mengukur luas bangunan terdampak.

Selain itu, penghitungan aset apa saja yang dimiliki pemilik bangunan mulai dari pagar hingga aset lainnya juga dilakukan.

"Setelah pendataan selesai, kita umumkan hasilnya. Jika pada proses ini semua sepakat, selanjutnya akan dinilai oleh Tim Apraisal," ucap Haryono.

Bila nilai aset sudah diumumkan, masuk proses pencairan yang dilakukan secara cashless melalui transfer rekening.

Semua tahapan ini diharapkan rampung sebelum Juli mengingat bulan itu diharapkan pembangunannya sudah dimulai.

"Sejauh ini tidak ada kendala dalam sosialisasi warga yang bangunannya ada di lahan PT KAI. Setelah ini tinggal kita mulai pengukuran," jelas dia.(*)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved