Berita Solo Terbaru
Senyum Sumringah Pedagang PGS, Kini Jualan Mulai Naik 50 Persen, karena Lebaran Tahun Lalu Zonk
Para pemilik toko di Pusat Grosir Solo (PGS) tidak memungkiri terdampak pandemi Covid-19 sehingga pendapatan terjun bebas selama setahun pandemi.
Penulis: Adi Surya Samodra | Editor: Asep Abdullah Rowi
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Adi Surya Samodra
TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Para pemilik toko di Pusat Grosir Solo (PGS) tidak memungkiri terdampak pandemi Covid-19 sehingga pendapatan terjun bebas selama setahun pandemi.
Kondisi tersebut, tak terkecuali dirasakan sebuah toko yang menjual pakaian pernikahan hingga keperluan PKK di PGS.
Itu diungkapkan salah seorang karyawannya, Riyadi Prasojo atau Ridho (31).
"Kalau (sebelum pandemi Covid-19) waktu ramai, paling sedikit bisa meraup Rp 35 juta. Kita itu jualannya grosir dengan variasi harga Rp 50 ribu sampai Rp 200 ribu," ungkap Ridho kepada TribunSolo.com, Jumat (23/4/2021).
Baca juga: Cerita Pedagang PGS Jalani Vaksin Covid-19 : Tidur Tak Nyenyak, Tapi Terima Demi Keselamatan Bersama
Baca juga: Terima Keluhan Pedagang PGS, Penantang Gibran Bandingkan Kondisi saat Era Jokowi Jadi Wali Kota Solo
"Waktu pandemi Covid-19, paling sedikit Rp 5 juta. Turunnya drastis hingga 45 persen," tambahnya.
Turunnya omzet penjualan dikarenakan penurunan pembelian. Yang biasanya 800 hingga 1.000 pieces, kini hanya 300 sampai 400 pieces per harinya.
Bahkan, pemilik toko mau tidak mau melakukan efisiensi jumlah karyawan yang semula 8 orang kini hanya tersisa 3 orang.
Meski begitu, perlahan-lahan itu merangkak naik dengan adanya sejumlah pelonggaran.
Termasuk, soal pelaksanaan hajatan selama pandemi Covid-19.
"Dibanding tahun lalu mending tahun ini," ujar Ridho.
Apalagi ini mendekati momen lebaran, penjualan perlahan mulai terkerek naik dibanding hari-hari biasa.
"Kemarin benar-benar zonk. Kalau tahun ini naik 50 persen dibanding tahun lalu," ucap Ridho.
Jalani Vaksinasi
Pedagang dan staf Pusat Grosir Solo (PGS) menjalani vaksinasi Covid-19 di Atrium The Kalih Lantai 2 PGS, Jumat (23/4/2021).
Dari pantauan TribunSolo.com, mereka harus menjalani serangkaian pemeriksaan diantaranya, riwayat penyakit, dan pengecekan tensi.
Tak terkecuali, Riyadi Prasojo atau akrab disapa Ridho (31), karyawan sebuah toko batik.
Ia sempat memejamkan mata saat jarum suntik berisi vaksin Sinovac menembus kulitnya.
Hal itu dilakukannya lantaran takut.
"Rasanya tidak ada sakit. Cuma takut sebelum divaksin, setelah divaksin, rasanya biasa, tidak ada rasa sakit," kata Ridho kepada TribunSolo.com.
Baca juga: Lenggogeni Faruk Doakan Atta Halilintar Segera Sembuh dari Covid-19, Komentar Thariq Jadi Sorotan
Baca juga: Kasus Pernikahan Dini di Sukoharjo Tak Terbendung, Selama Pandemi Covid-19 : Naik 100 Persen Lebih
Ridho menuturkan dirinya sempat tidak bisa tidurnya beberapa hari sebelum divaksinasi, tepatnya sesudah mendapat undangan vaksinasi dua hari lalu.
"Agak gelisah, kepikiran terus dua hari sebelumnya, ya habis dapat undangan," tutur dia.
"Sempat ragu, berangkat tidak berangkat tidak. Setelah diyakini sama ibu, akhirnya berangkat. Ini mumpung ada kesempatan demi keselamatan bersama," tambahnya.
Adapun vaksinasi Covid-19 yang menyasar penjual dan manajemen Pusat Grosir Solo (PGS) dilakukan selama dua hari mulai 23 sampai 24 April 2021.
Asisten Manajer Marketing Communication PGS, Aditya Rifky mengatakan kurang lebih 770 orang ikut andik vaksinasi tersebut.
"Proporsinya kebanyakan berasal dari tenant-tenant yang aktif berjualan di PGS," kata Aditya.
Kurang lebih 650 orang dari tenant-tenant di PGS ikut dalam vaksinasi Covid-19.
Sisanya merupakan pegawai outsourching dan manajemen PGS.
"Tenant-tenant yang tidak ada kegiatan berjualan di sini tidak boleh menerima," tutur Aditya.
"Kita pentingkan karyawan-karyawan yang banyak berinteraksi dengan pengunjung PGS," tambahnya.
Namun, beberapa orang tidak ikut karena sudah ikut vaksinasi di pasar tradisional dan puskesmas asal mereka.
"Ada juga alasan pribadi tidak mau divaksin dan alasan kesehatan, seperti habis melahirkan dan ada tindakan medis," jelas Aditya.
"Itu mau tidak mau tidak boleh jadi penerima vaksin Covid-19," tambahnya. (*)