Berita Solo Terbaru
Kasus Pernikahan Dini di Sukoharjo Tak Terbendung, Selama Pandemi Covid-19 : Naik 100 Persen Lebih
Tahun 2017 tercatat ada 43 kasus, di tahun 2018 ada 67 kasus, tahun 2019 ada 77 kasus, kemudian naik lagi 203 kasus pada tahun 2020.
Penulis: Agil Trisetiawan | Editor: Asep Abdullah Rowi
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Agil Tri
TRIBUNSOLO.COM, SUKOHARJO - Pernikahan usia dini di Kabupaten Sukoharjo terus mengalami peningkatan sejak tiga tahun terakhir.
Angka tersebut meroket tajam selama pandemi Covid-19 terjadi pada tahun 2020.
Hak ini diungkap Kepala Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Bencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPKBP3A) Kabupaten Sukoharjo, Proboningsih Dwi Danarti.
Dia mengatakan, selama pandemi Covid-19 ini, pernikahan dini di Kabupaten Sukoharjo naik dua kali lipat.
Mereka yang melakukan pernikah di bawah usia 19 tahun.
"2019 ada 77 kasus, selama pandemi ini meningkat tajam menjadi 203 kasus," katanya kepada TribunSolo.com, Kamis (22/4/2021).
Baca juga: Ditanya Apa Presiden Jokowi Akan Pulang Kampung ke Solo Lebaran Ini, Gibran : Bapak Enggak Mudik
Baca juga: Di Balik Listyanto Rahardjo Jadi Pelatih Kiper Bhayangkara U-20,Ternyata Sempat Ada yang Tak Percaya
Dari data yang dihimpun, kasus pernikahan dini di Kabupaten Sukoharjo tercatat naik sejak 2017.
Pada di tahun 2017 tercatat ada 43 kasus, di tahun 2018 ada 67 kasus, tahun 2019 ada 77 kasus, kemudian naik lagi 203 kasus pada tahun 2020.
Menurut Proboningsih, ada sejumlah faktor yang melatarbelakangi orang tua menikahkan anaknya di usia dini.
Di antaranya masalah ekonomi, pendidikan, adat istiadat dan kehamilan.
Selain itu, dalam kesehariannya anak-anak tinggal di rumah tanpa pengawasan orang tua yang memadai.
"Pola itu anak menjadi rentan terhadap paparan hal-hal negatif, semacam pergaulan bebas dan pornografi, ini jadi sebab pemantiknya," kata dia.
Salah satunya karena sekolah yang menerapkan metode pembelajaran secara online sehingga membuat anak-anak kurang terkontrol.
"Rata-rata kasus di lapangan itu pasti ekonomi, orang tua terlalu sibuk, terus terdorong dengan adanya pandemi ini banyak waktu belajar di rumah yang harusnya jadi pantauan," ujarnya.