Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Berita Sukoharjo Terbaru

Kebakaran Rumah di Gayam Sukoharjo, Kerugian Puluhan Juta Rupiah: Tak Ada Korban Jiwa

Sebuah rumah di Kampung Darmosari RT 1 RW 7 Gayam, Sukoharjo Kota, terbakar, Selasa (1/6/2021) malam.

Penulis: Agil Trisetiawan | Editor: Ryantono Puji Santoso
Shutterstock
Ilustrasi kebakaran 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Agil Tri

TRIBUNSOLO.COM, SUKOHARJO - Sebuah rumah di Kampung Darmosari RT 1 RW 7 Gayam, Sukoharjo Kota, terbakar, Selasa (1/6/2021) malam.

Besarnya api, membuat kebakaran itu dapat dilihat dari kejauhan. 

Kabid Pemadam Kebakaran Satpol PP Sukoharjo, Margono mengatakan, pihaknya mendapatkan laporan kebakaran tersebut sekira pukul 20.30 WIB. 

Baca juga: Waspada Kebakaran Hutan, Pendaki Gunung Lawu Dilarang Membawa Korek Selama Musim Kemarau

Baca juga: Akhir Kisah Tri, Si Tulang Punggung Keluarga yang Meninggal Akibat Kebakaran Gudang Tiner di Sragen

"Kita kerahkan tiga unit mobil pemadam kebakaran dan sepuluh personil untuk memadamkan api," kata Margono, Rabu (2/5/2021).

Margono menjelaskan, api membakar bagian belakang rumah milik Suprapto. 

"Api langsung membesar mengenai atap dapur dan menjalar dengan cepat," ujarnya. 

Setelah hampir satu jam berjibaku, petugas pemadam kebakaran akhirnya bisa menjinakan si jago merah sekira pukul 21.15 WIB. 

Beruntung, api tidak sampai menjalar ke rumah tetangga. 

Baca juga: Ngerinya Kebakaran Warung Seafood Kiloan Pak De Solo : Api Muncul saat Staf Masih Tidur di Pagi Buta

Tak ada korban jiwa dalam kejadian ini. 

Namun kerugian material diperkirakan mencapai Rp 50 juta. 

"Untuk penyebab kebakaran sendiri masih dalam penyelidikan pihak kepolisian," pungkasnya.

Wasapada Kebakaran Hutan Gunung Lawu

Memasuki musim kemarau tahun 2021, Perhutani Surakarta mulai mengantisipasi potensi terjadinya kebakaran di hutan Gunung Lawu. 

Salah satu upaya pengendalian adalah dengan melarang para pendaki untuk membawa korek saat mendaki ke puncak Gunung Lawu. 

Hal itu dikhawatirkan menjadi pemicu bagi terjadinya kebakaran di musim kemarau ini. 

Baca juga: Harga dan Fasilitas The Lawu Park Tawangmangu, Ada Penginapan Seperti Rumah Hobbit

Baca juga: Ada 215 Pendaki Gunung Lawu Sampai Minggu Kemarin, Ternyata Tidak Semua Naik Sampai Puncak, Kenapa?

Demi mencegah kemungkinan terburuk tersebut, Sugi Purwanta selaku ADM KPH Surakarta akan menempatkan petugasnya di setiap pos pendakian. 

"Kami akan mengedukasi setiap pendaki untuk selalu waspada dan agar tidak membawa korek bila hendak ke puncak," katanya pada Senin (31/5/2021). 

Sugi juga memberikan opsi bilamana ada pendaki yang hendak menyalakan api unggun, agar mengajukan ijin kepada petugas yang berjaga. 

"Kami akan mengarahkan area mana saja yang bisa digunakan sebagai api unggun," terangnya. 

Baca juga: Pendaki Gunung Lawu asal Demak Digendong TIM SAR Saat Turun, Alami Hal ini Saat di Puncak

Dirinya menjelaskan bahwa angka kebakaran hutan di Gunung Lawu, sebagian besar disebabkan oleh ulah manusia baik sengaja maupun tidak. 

"Kalau penyebab alam sangat kecil, seperti panas ranting atau sejenisnya, namun keteledoran manusia seperti lupa mematikan api unggun atau membakar sampah menjadi biang keladi kebakaran hutan," jelasnya. 

Selain itu kebiasaan warga yang membuka ladang dengan membakar juga menjadi salah satu penyebab kebakaran. 

Baca juga: Catat, Jalur Pendakian di Gunung Semeru akan Dibuka 1 April 2021, Ini Syaratnya

"Nanti kami akan edukasi lagi, opsi membuka lahan bisa dilakukan dengan cara lainnya," terangnya. 

Dia mengungkapkan, bahwa ada semacam kepercayaan bila kebakaran hutan di Lawu sering terjadi dalam durasi dua tahun sekali. 

"Sebelumnya tahun 2019, semoga tahun ini tidak terjadi lagi, oleh karenanya pencegahan perlu kita tingkatkan," tegasnya.

Pendaki Pelajar dan Mahasiswa

Petugas Pos Pendakian Cemoro Kandang mencatat ada 200 pendaki yang sudah naik Gunung Lawu sejak Jumat (21/5/2021).

Meningkatnya jumlah pendaki ini diperkirakan lantaran sedang momen libur lebaran.

Selain itu, mayoritas mereka yang naik gunung juga anak sekolah dan mahasiswa.

Baca juga: Viral, Pendaki Kena Hoaks Pendakian Gunung Merbabu, Sampai Ngemper di Toko, Ini Kata Pengelola

Baca juga: Pendaki Gunung Lawu asal Demak Digendong TIM SAR Saat Turun, Alami Hal ini Saat di Puncak

"Setidaknya ada sekitar 215 pendaki yang naik sejak Jumat dan mulai turun pada hari ini," kata Agus Haryadi selaku penjaga Pos Cemoro Kandang, Minggu (23/5/2021). 

Dia menyebut, mayoritas pendaki berasal dari Jawa Timur yang naik melalui Cemoro Kandang. 

"Ada semacam kebiasaan kalau yang dari Jawa Timur mendaki melalui Cemoro Kandang, Tambak atau Cetho," terangnya. 

Baca juga: Viral Burung Jalak Tuntun Pendaki yang Tersesat di Gunung Lawu, Mitos Atau Fakta? Ini Kata Relawan

"Sebaliknya yang dari Jawa Tengah akan lewat Jawa Timur," imbuhnya. 

Sebagian besar pendaki merupakan siswa dan mahasiswa yang menghabiskan sisa libur lebaran. 

"Besok Senin sekolah dan sebagian kampus sudah masuk sehingga mereka banyak yang menghabiskan sisa libur mereka," jelasnya. 

Pendaki Ngemper di Toko

Foto – foto para pendaki asal Serang, Banten yang tak jadi mendaki Gunung Merbabu karena termakan berita hoaks viral di media sosial Instagram.

Foto tersebut diunggah, salah satunya, di akun @Yantoenabiel_Merbabu, Minggu (23/5/2021) sekira pukul 00.30 WIB. Akun tersebut menggunggah dua foto.

Diantaranya, mobil travel Izuzu berplat nomor polisi B-7170-VDA dan para pedaki yang terdampar di salah satu minimarket kawasan Salatiga.

Baca juga: Kisah Inspiratif Mbah Bingah Hidupi Suami & Rajin Sedekah dari Hasil Pungut Botol di Gunung Merbabu

Baca juga: Jalur Pendakian Gunung Merbabu Ditutup selama 14 Hari, Cegah Kerumunan Pendaki

Foto-foto tersebut dilengkapi caption sebagai berikut :

'Korban berita hoax merbabu buka

19 pendaki asal serang banten yang mau merbabu.

terdampar di Salatiga'

Unggahan tersebut kemudian di-repost oleh akun Instagram @jejak_pendaki dan @boyolali_info.

Atas viralnya foto itu, Kepala Balai Taman Nasional Gunung Merbabu, Junita Parjanti mengatakan sampai saat ini, jalur pendakian gunung Merbabu masih ditutup.

"Sampai saat ini kami masih menutup jalur pendakian Merbabu," kata Junita, Minggu (23/5/2021)

Baca juga: Viral Video Banjir di Gunung Merbabu via Jalur Selo, Begini Fakta Sebenarnya

Baca juga: Cara Pendaftaran Online Pendakian Merbabu via Selo, Pendakian Kembali Dibuka 1 Februari 2020

Junita mengatakan penutupan jalur pendakian Gunung Merbabu sudah dilakukan lebih dari setahun.

Ia menjelaskan penutupan jalur pendakian Gunung Merbabu tersebut sejak awal pandemi Covid-19, yaitu sekitar bulan Maret 2021.

"Kami sudah tutup jalur ini sudah lebih setahun, sejak awal pandemi ," ucap Junita.

Dia mengatakan pihaknya sedang mempersiapkan pembukaan jalur pendakian di masa pandemi Covid-19.

Nantinya persiapan yang dimaksud yaitu penerapan protokol kesehatan, penyiapan SOP dan komitmen para pihak juga penerapan kouta dan pendaftaran online.

"Untuk informasi kapan bisa dibuka kembali nanti akan ada pengumuman resmi, insya Allah segera dibuka untuk kemanfaatan ekonomi masyarakat," harapnya.

Mbok Yem Turun Gunung

Di tempat lain, video tentang Mbok Yem, pemilik warung legendaris di Gunung Lawu yang sedang ditandu viral di media sosial. 

Video tersebut diunggah oleh di akun Twitter @pendakilawas yang diberi judul 'Mbok yem kembali ke kantor'. 

Kekinian, video berdurasi 15 detik itu telah mendapat like sebanyak 2.680, 502 retweet, dan mendapat balasan sebanyak 193 reply. 

Baca juga: Alasan Mbok Yem Penjual Pecel Legendaris Turun Gunung Lawu, Ingin Rayakan Lebaran di Rumah

Baca juga: Tak Bawa Surat Bebas Covid-19, 31 Orang Jalani Tes Antigen di Rest Area KM 487 B Tol Solo-Semarang

Keluarga Mbok Yem, Saiful Gimbal menjelaskan, biasanya Mbok Yem berjalan kaki menuju ke puncak Gunung Lawu untuk membuka warung miliknya.

Namun, karena kondisi stamina di usianya yang sudah 62 tahun, mbok Yem pun kerap kelelahan dan minta digendong jika sudah mencapai Pos 2.

“Tahun kemarin minta digendongnya dari Pos 2 karena sudah lelah,” kata dia, Jumat (21/5/2021).

Sementara tahun ini, Mbok Yem menuju ke warungnya di puncak Gunung Lawu dengan ditandu.

Tandu dari bambu yang digunakan, memang sudah disiapkan dari rumah.

Sebanyak delapan anggota keluarga dan tetangganya pun dilibatkan untuk mengusung tandu tersebut.

“Tandu disiapkan dari rumah. Yang mengusung tandu ada delapan orang dari saudara dan tetangga di sini,” ucap Gimbal.

Meski telah berusia 62 tahun, Mbok Wakiyem alias Mbok Yem tidak pernah libur untuk membuka warungnya yang berada di Puncak Gunung Lawu.

Tahun ini Mbok Yem hanya menikmati libur Lebaran dua minggu untuk bersilaturahmi dengan keluarga dan tetangganya.

“Kemarin libur dua minggu untuk lebaran di rumah. Berangkat kembali ke puncak Lawu kemarin,” ujar Saiful Gimbal.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Ini Alasan Mbok Yem Ditandu Naik ke Gunung Lawu"

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved