Berita Boyolali Terbaru
Sosok Tukang Tambal Ban Boyolali yang Batal ke Mekkah karena Haji Ditunda : Rajin Datangi Pengajian
Di balik batalnya pelaksanaan ibadah haji kembali, tak membuat Anantono bin Mangun Sujud (51) bersedih.
Penulis: Mardon Widiyanto | Editor: Asep Abdullah Rowi
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Mardon Widiyanto
TRIBUNSOLO.COM, BOYOLALI - Di balik batalnya pelaksanaan ibadah haji kembali, tak membuat Anantono bin Mangun Sujud (51) bersedih.
Dia adalah tukang tambal ban asal Kabupaten Boyolali yang seharusnya akan menunaikan rukun Islam ke lima.
Selain ketekunan mengumpulkan uang atau menabung, warga Dukuh Kembangsari RT 2, RW 1 Desa Nepen, Kecamatan Teras itu juga taat beribadah.

Baca juga: Kisah Tukang Tambal Ban Asal Boyolali, Nabung untuk Haji dari Tahun 1998, Kini Batal karena Pandemi
Baca juga: Ibadah Haji 2021 Dibatalkan, 753 Jemaah di Boyolali Batal Berangkat Meski Sudah Daftar 9 Tahun Lalu
Disela-sela kesibukan membuka tambal ban, dirinya ternyata rajin mengikuti pengajian.
Dia menilai ditundanya haji karena Corona oleh Kementerian Agama (Kemenag) meniadakan haji 2021 tidak menjadi masalah.
"Meskipun ditunda, saya tetap bersyukur karena saya masih bisa mencari modal berupa taqwa kepada Allah SWT," jelas dia kepada TribunSolo.com di rumahnya, Jumat (4/6/2021).
"Karena taqwa berasal dari hati," tuturnya sangat yakin.
Maklum, ilmu agama dia asah terus menerus melalui pengajian yang diikuti selama tak ada kesibukan menambal ban.
"Ya pengajian kalau libur kerja," aku dia.
Perjalanan Tak Mudah
Adapun perjalanan untuk menuju Mekkah Al Mukaromah tidak mudah.
"Keinginan naik haji mulai nabung 1998, saat itu masih sopir truk pelabuhan," kata dia.
Ternyata keinginan lama-kelamaan terealisasi saat 2002 ia berhenti dari sopir truk kemudian banting setir menjadi tukang tambal ban.
Nah selama bertahun-tahun ia menabung untuk naik haji, ada rintangan ternyata tahun 2009 isterinya mengalami kecelakaan, sehingga menunda pendaftaran pada 2010.
Lantas dia pun mendaftarkan diri tanpa istrinya Sarmi Handayani (47).
"Istri harus menjalani operasi pemasangan pen pada tulang kakinya," aku dia.
Selama jadi tukang tambal ban, Pak Tono sapaan akrabnya paling tidak dia bisa menabung untuk melunasi dana haji antara Rp 20.000-Rp 50.000 per hari.
Dia menabung sudah belasan tahun lamanya.
"Penghasilan dari pekerjaan dirinya sebagai supir hingga tukang tambal ban ia tabung untuk bisa naik haji," aku dia.
"10 tahun kemudian, Alhamdulillah saya dipanggil untuk melakukan manasik dan persiapan untuk berangkat haji," kata dia.
Tepatnya pada 2020 harusnya Tono dan Sarmi menginjakkan kaki ke Tanah Suci Madinah dan Mekkah, tetapi terhalang oleh pandemi Corona.
Meski dirinya sudah dipanggil untuk mempersiapkan diri yakni manasik.
Baca juga: Jemaah Haji Indonesia 2021 Batal Diberangkatkan, Inilah 11 Negara yang Boleh Masuk Arab Saudi
Baca juga: Nasib Biro Haji dan Umrah di Sukoharjo, Keberangkatan Haji 2021 Batal: Orderan Turun
"Ditunda karena pandemi Covid-19 memasuki Indonesia," aku dia.
Nasib yang sama enundaan untuk berangkat naik haji kembali terulang di tahun 2021, padahal tinggal di depan mata karena keputusan Kemenag RI.
Kisah dari Solo
Pemerintah mengumumkan bahwa Pelaksanaan ibadah haji Indonesia 2021 batal.
Akibatnya, kabar ini membuat banyak jemaah yang merasa kecewa.
Satu diantaranya adalah Sutini Jamhari (61) warga Sumber Rt 06 Rw 01, Bajarsari, Solo.
Baca juga: Curhat Calon Jemaah Batal Naik Haji 2021: Ada Firasat, Padahal 10 Tahun Selalu Nabung Rp1,5 Juta
Baca juga: Menag Umumkan Pemerintah Resmi Batalkan Pemberangkatan Calon Jemaah Haji 2021
Sebelum berangkat haji ini, dia sudah 9 tahun menabung mulai dari tahun 2002 sampai 2011.
Sementara, rencana keberangkatan sebenarnya pada tahun 2020 lalu. Namun, batal lantaran pandemi corona.
Tak disangka, ternyata tahun 2021 ini dirinya juga batal untuk naik haji lagi.
Sutini mengatakan, dirinya sudah lama menunggu untuk naik haji ini.
Baca juga: Warga Solo Positif Corona Dilarang Isolasi Mandiri di Rumah,Wajib Karantina di Asrama Haji Donohudan
Dia mengaku pasrah dengan kondisi saat ini.
"Karena berangkat haji panggilan Allah ya berarti saat ini belum ada kesempatan jadi yang bersabar dan di iklaskan saja," tegasnya.
Sutini sendiri mendapat kabar batalnya haji 2021 dari grup WA bersama jemaah lain.
"Kami saling menguatkan sesama jemaah," papar dia.
Ucapan saling menguatkan tersebut dilakukan agar sesama jemaah tidak terlalu kecewa.
Baca juga: Karyawan Solo Grand Mall Asal Sragen Positif Covid-19, Kini Karantina di Asrama Haji Donohudan
"Saya sebenarnya berangkat sama suami, tapi 2019 suami meninggal, ini digantikan anak saya," kata dia.
Selama menunggu naik haji ini, dirinya banyak berolahraga ringan dan menghafalkan doa-doa.
Dia juga berjualan makanan di warung miliknya.
"Saya pensiunan Guru Sekolah Dasar (SD)," kata dia. (*)
Berita Boyolali Terbaru
Tambal Ban Naik Haji
Tukang Tambal Ban Boyolali
Viral Kisah Tambal Ban
Kisah Anantono
Haji 2021 Dibatalkan
Warga Boyolali Batal Berangkat Haji
Gegara Hama Patek, Petani Cabai Boyolali Rugi Puluhan Kilogram Per Hari |
![]() |
---|
Motor Pemilik Warung Soto di Sawit Boyolali Dibawa Kabur Pria : Ngakunya Garap Proyek, Pesan 10 Kopi |
![]() |
---|
Derita Petani Cabai di Boyolali, Gagal Panen karena Serangan Hama Patek, Batangnya Busuk |
![]() |
---|
Tilang Manual di Boyolali Kembali Diberlakukan, Begini Pengendara yang Jadi Incaran Polisi |
![]() |
---|
Persiapan Sambut Ruwahan, Petani Mawar di Lereng Merapi Pangkas Batang Pohon Bunganya, Ini Alasannya |
![]() |
---|